32. Performance

426 40 24
                                    

****

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

****

JANGAN JADI SILENT READERS, VOTE DAN KOMEN SEBANYAK- BANYAKNYA!

Karena vote dan komen dari kalian, sangat berarti buat aku:(

Happy reading:)))

🍓🍓🍓

Setiap regu diperintahkan untuk mengambil kayu bakar untuk acara api unggun malam ini. Berbeda dari sebelumnya, regu Ara memutuskan untuk mengambil kayu bakar bersama-sama agar cepat selesai. Bukan apa-apa, hari sudah semakin gelap Ara tak ingin ada adegan tersesat seperti dalam novel-novel yang sering ia baca.

"Hm, Ra. Gue mau ngomong sesuatu sama lo." Reynand menghentikkan langkahnya, lalu menatap Ara yang berada di sebelahnya.

Pandangan gadis itu beralih pada Reynand. Iris mata cokelat Reynand yang sangat teduh dan tenang, membuat Ara terbuai karenanya. Namun hal itu hanya bertahan sebentar. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk kembali menatap lurus ke depan.

"Mau ngomong apa?" tanya Ara sembari menyembunyikan kegugupan nya. "Langsung ngomong aja."

Reynand mengangkat sudut bibirnya, cara gadis itu gugup masih sama. Ara selalu meremas jari-jarinya sembari menggigit bibir bawah jika ia sedang gugup. Ternyata, Ara tak berubah, hanya saja status di antara mereka yang berubah.

"Tapi gue pengen bicara empat mata sama lo."

"Memang nya lo mau ngomong apa? Kayaknya serius banget."

"Gue pengen kita-"

"DISINI SENANG, DISANA SENANG, DIMANA-MANA HATIKU SENANG!" Bagas memotong pembicaraan Reynand. Bagas itu tiba-tiba datang dan berdiri diantara keduanya, sehingga membentang jarak antara Reynand dan Ara.

"Hari ini panas banget ya. Mini kepanasan juga gak?" tanya Bagas melirik ke arah Ara sembari mengibas-ngibaskan tangan nya. Bukan, bukan wajahnya yang panas, tetapi hati dan jiwa raga merasa panas melihat kemesraan keduanya. Gak bisa dibiarin nih si Rere!

Ara dan Reynand menghela napasnya berat. Mahluk bumi menyebalkan itu datang kembali dan membuatnya gagal. Reynand memasukkan kembali benda yang sebelumnya ia genggam ke dalam saku celana nya.

"Duh kasian, Mini nya gue kepanasan." Bagas mengusap wajah Ara dengan telapak tangan nya, padahal tak ada keringat sedikitpun di wajah gadis itu.

"Ish apaan sih? Tangan lo tuh bau jengkol!" ketus Ara.

Bagas mengerutkan dahinya, membuat kedua alisnya hampir menyatu. "Masa sih Min? Padahal tadi udah gue cuci pake abu gosok," jawab Bagas sembari mencium telapak tangan nya.

"Hidung lo gak normal! Tangan bau jengkol juga."

"Nih nih bau nih!" Bagas dengan sengaja membungkam hidung dan mulut Ara sembari terkekeh. Gadis itu terus meronta, tapi Bagas justru senang melakukan itu.

Gifara [END]Where stories live. Discover now