59. Bukti

127 23 0
                                    

"Tapi Gas, gue punya bukti kuat, bahwa pelakunya adalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi Gas, gue punya bukti kuat, bahwa pelakunya adalah..."

🍓🍓🍓

Vote dulu yaaaaa😙😙

Btw, maaf banget telat update, aku lupaaa...

"Lo diam berarti memang benar lo pelakunya!"

"Bukan gue!" jawab Bagas tegas.

Mira menggelengkan kepalanya tak percaya. "Kalau memang benar bukan lo pelakunya. Terus kenapa lo gak bisa jelasin, kemana lo belakangan ini? Hah?!" bentak Mira sembari memukul dada bidang Bagas kencang.

"KENAPA LO NGEJAUHIN ARA DISAAT DIA LAGI BUTUH BANTUAN LO, BRENGSEK!" Mira memukul laki-laki itu lebih kencang.

Alex menahan Mira, memeluk gadis itu sangat erat. Ia tahu, selama ini Mira diam-diam memperhatikan Ara, selalu curi pandang saat di kantin, di kelas, di perpus dan dimanapun Ara berada. Alex tahu, sebenarnya Mira masih peduli dengan Ara, hanya saja ego nya mengalahkan semuanya.

Dan Alex tahu, Mira lah yang memberi Ara sebotol milkshake saat Ara kelelahan membantu memasukkan nilai. Alex melihat nya sendiri saat Mira membujuk Pak Boma.

"Pak, saya mohon, bantu saya." Mira menyatukan kedua telapak tangan nya, memohon pada Pak Boma.

"Saya tidak bisa, Mira. Saya harus pulang, istri dan anak-anak saya sudah menunggu saya," tolak Pak Boma.

"Bapak emang bener-bener gak punya hati."

Pak Boma mengerutkan dahinya. "Kenapa kamu bilang saya seperti itu?" tanya nya dengan sebelah alis yang terangkat.

"Bapak tega nyuruh murid Bapak input nilai, sedangkan Bapak malah pulang? Dimana tanggung jawab Bapak sebagai seorang guru? Bapak mau saya laporin, atas lalai dalam perkejaan?"

Pak Boma mendesis. "Kamu kan punya kaki, punya mata, dan punya tangan yang masih berfungsi. Kenapa kamu tidak memberikan itu secara langsung pada Ara?"

Mira menggigit bibirnya, "hmm a-anu. Mama saya udah ada di depan, jadi saya harus segera pulang."

Mira mengambil ponselnya yang tak bergetar, lalu meletakkan nya di telinga. "I-iya halo ma? Oh, mama udah ada di depan? Oke Mira kesana ya, Ma."

"Tuhkan Pak, saya udah dijemput. Jadi saya titip ini ya sama bapak, kalo Ara tanya ini dari siapa, Bapak bilang aja gatau. Oke, Pak?"

Mira menyodorkan plastik yang berisi milksahke itu pada Pak Boma, lalu pergi secepat kilat.

Pak Boma melototkan matanya, ingin sekali ia menceramahi Mira terlebih dahulu, tapi gadis itu sudah lebih dulu pergi. "Ealah, murid jancu!"

Alex melepaskan pelukan nya, menatap Mira dan juga Bagas yang kini saling diam.

Gifara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang