PROLOG

4.3K 377 414
                                    

-Ketika perpisahan datang karena sebuah pilihan-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-Ketika perpisahan datang karena sebuah pilihan-

🍓🍓🍓

Follow ig @gifara_official @ahmalissa_putri

Jangan lupa vote setelah baca ya!

"Gamau pokoknya gue pengen dianter sama Abang!" ujar Ara menggerutu lalu mengerucutkan bibirnya, seperti tokoh dalam film kartun di televisi.

"Lagian 'kan Abang sama gue satu sekolahan," sambung Ara sambil menyuapkan roti selai strawberry kesukaannya.

"Ara, gue lagi males masuk sekolah, lagian kan lo bisa dianter sama supir, atau berangkat bareng papa," ucap Axelle.

Axelle Devan Faresta yang tak lain adalah kakak kandung Feronnica Clara. Putra pertama dari keluarga Faresta.

Axelle kesal, jika Ara selalu bersikap seperti ini, manja. Hampir setiap hari Ara pasti meminta nya untuk berangkat bersamanya, sehingga ia harus mengurungkan niat nya untuk menjemput, Fani---pacarnya.

"Mau jadi apaan lo, bolos terus dari sekolah? Mau jadi preman? Pemulung? Atau mau jadi abang-abang steam motor?!" ucap Ara kesal.

Ara terkadang heran dengan kebiasaan buruk Axelle, yaitu bolos sekolah, padahal dengan bolos ia tidak mendapat keuntungan, malah semakin membuat Axelle bodoh. Biasanya, jika bolos Axelle akan pergi bersama teman-teman nya hanya untuk sekedar nongkrong, ngobrol, atau mencari pacar baru.

Axelle memutar bola matanya malas, "Apapun itu yang penting halal." Axelle mengatakan dengan suara yang lantang, tidak terima jika pekerjaan itu di rendahkan oleh Ara, adiknya.

"Sudah-sudah jangan ribut di meja makan," ucap Kirana dengan lembut.

"Axelle, benar kata Ara, kamu itu sudah menginjak kelas 12, sebentar lagi kamu akan menghadapi berbagai uji kompetensi. Dan seharusnya kamu sudah mempersiapkannya dari sekarang-"

"Belajarlah dari sekarang Axelle, atau semuanya akan terlambat," ucap Ares. Matanya tajam, alisnya tebal, dan tubuhnya tegap. Tidak heran jika Axelle mendominasi wajah Ares.

"Iya Pa, iya." Axelle mengangguk pasrah, lalu meninggalkan meja makan.

"Loh, Axelle kamu mau kemana? Makanannya habiskan dulu," ucap Kirana sembari melihat piring Axelle yang masih penuh.

"Mau mandi, kan mau sekolah, Ma."

"ABANG MANDI NYA CEPETAN NANTI KITA TELAT!"

"Iya Ra, iya."

Kirana tersenyum hangat. Tidak heran lagi dengan keributan kecil yang hampir setiap hari terjadi.

Wajah Ara memang sangat mirip dengan Kirana. Bibir nya yang mungil, bulu matanya yang lebat, alisnya yang tebal, hidung nya yang mancung, bahkan sampai ke rambut pun, semuanya sama. Hanya saja sikap Ara dan Kirana yang berbeda, sangat bertolak belakang.

Gifara [END]Where stories live. Discover now