24. Undangan

489 52 11
                                    

"Cie lagi sendiri, jomblo ya? Jadian yuk!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Cie lagi sendiri, jomblo ya? Jadian yuk!"

🍓🍓🍓

JANGAN JADI SILENT READERS, VOTE DAN KOMEN SEBANYAK- BANYAKNYA.

Ara senang sekali, karena ia kini sudah berada dirumah nya. Tadi malam, dokter sudah membolehkan nya untu pulang. Dan Ara, sangat bersyukur atas itu. Ara menghempaskan dirinya di atas kasur besar miliknya. Hatinya kadang terasa sakit jika mengingat bahwa ia sudah tidak bisa melihat lagi, walaupun hanya sementara, tapi rasanya sangat menyedihkan. Ara tidak bisa melihat apapun, selain hanya bayang hitam yang menemani nya saat ini.

Ara menghela nafasnya panjang, ia tidak boleh menyerah sampai disini. Ia harus berjuang demi orang tersayang yang berada di sekelilingnya. Ngomong-ngomong soal orang tersayang. Ara jadi sangat merindukan Reynand. Entah sudah berapa lama ia tidak bertemu dengan laki-laki itu. Bahkan saat berada di rumah sakit, Reynand tidak pernah sekali pun mengunjungi nya, se-sibuk itu kah Reynand?

Saat sedang sibuk memikirkan Reynand. Ponselnya tiba-tiba berdering, Ara langsung meraba-raba ponselnya di atas kasur, saat sudah menemukan ponselnya. Ara menekan tombolnya, dan Ara berharap ia menekan tombol hijau kali ini. Dan benar saja, Ara menekan tombol yang benar, terbukti dengan suara yang terdengar dari telepon itu.

'Hallo,' Sapa seseorang dari balik telepon.

"Iya, maaf ini siapa ya?" tanya Ara sopan.

'Apa saya sedang berbicara dengan Feronnica Clara Faresta?'

"Iya, saya sendiri."

'Cie lagi sendiri, jomblo ya? Jadian yuk!'

Ara bisa mendegar bahwa laki-laki di balik telepon itu sedang tertawa. Ara mengerutkan dahinya, suara ini tidak asing lagi baginya. Beberapa detik, akhirnya Ara mengingat suara itu. Suara si Gas elpiji!

"Apaan sih lo, pagi-pagi udah nelpon aja!" jawab Ara ketus.

'Ara,'

"Apa?!"

'Ara,'

"Apaan sih Gas!" jawab Ara kesal. "Gak penting gue matiin!"

'Kangen,'

Dengan cepat Ara mematikan telepon nya sepihak, melempar ponselnya ke sembarang arah. Masih pagi dan mood nya sudah rusak karena Bagas. Ara terus saja mengomel, meluapkan segala kekesalan nya dengan laki-laki itu.

"Ara, mama boleh masuk?" Kirana mengetukkan pintu.

"Masuk aja ma, gak di kunci." jawab Ara.

Perlahan Kirana membuka pintunya, mentap puteri nya yang sedang mengembangkan senyum nya. Kirana langsung menghampiri Ara. "Tumben kamu udah mandi?" tanya Kirana heran.

Gifara [END]Where stories live. Discover now