15. Level satu

536 81 19
                                    

"Berjuang itu butuh energi, jadi lo harus makan

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Berjuang itu butuh energi, jadi lo harus makan."

🍓🍓🍓

Follow ig @gifara_official @ahmalissa_putri

Jangan lupa vote setelah baca ya!

Bagas sejak tadi melirik arloji nya. Sudah lebih dari 30 detik ia berdiri di dekat pintu gerbang sekolah. Ia mendengus kesal, gadis yang ia tunggu tak kunjung datang. Sembari menunggu ia memainkan ponselnya, membuka aplikasi game yang ia punya, lalu ia mainkan.

Belum lama ia membuka aplikasi tersebut, ia melihat gadis berjalan mengendap-ngendap melewatinya. Ia memasukan ponselnya kedalam saku celana. Lalu menarik kerah baju gadis itu, layaknya kucing yang sedang digondol oleh ibunya. Ara mendengus pelan, lalu menunjukan cengiran nya kepada Bagas.

"Mau kabur kemana lo hah?" tanya Bagas masih memegang kerah Ara.

Ara terkekeh, lalu menggelengkan kepalanya, "gak kemana-mana. Gas, gue kesana bentar ya, mau beli es cendol," ucap Ara sembari menunjuk penjual es berwarna hijau itu yang berada di luar gerbang sekolah.

Baru saja Ara melangkahkan kakinya beberapa langkah, Bagas kembali menarik kerah bajunya dari belakang, membuat Ara mendengus kesal.

"Gak bisa! Lo pasti mau kabur 'kan?"

Ara menatap tajam Bagas, "iya iya! Gue ngaku. Please hari ini aja, gue balik sendiri. Boleh ya, ya, ya." Ara menyatukan kedua telapak tangan nya. Memohon kepada Bagas untuk membedakan nya hari ini.

Bagas menatap Ara cukup lama, membuat gadis itu semakin berharap bahwa Bagas akan mengizinkan nya untuk pulang sendiri, namun rasanya bahunya mendadak lemas saat Bagas menggelengkan kepalanya, "gak! Lo harus pulang sama gue!"

Ara memalingkan wajah nya dari Bagas, lalu mengerucutkan bibirnya. Gadis itu sibuk menggerutu, segala umpatan kepada Bagas sudah ia ucapkan di dalam hati. Bagas terkekeh, meninggalkan Ara yang masih setia membelakanginya dengan umpatan kasarnya. Rasanya ia sudah berdiri lama, namun Bagas beluk juga membujuknya. Ia ingin membalikkan tubuhnya dan menatap tajam Bagas, namun hal itu tersingkirkan dengan ras gengsi nya yang cukup besar.

Gadis itu tersentak, saat sesuatu yang dingin menempel pada tangan nya. Membuat Ara mau tidak mau membalikkan tubuhnya, dan menatap Bagas dengan sesuatu di tangan nya.

"Es cendol buat lo, tapi jangan sering-sering gak baik buat kesehatan." Bagas menyodorkan plastik berisik es itu kepada Ara.

Ara awalnya hanya menjadikan es cendol sebagai alibi, namun Bagas ternyata memberikan nya. Ara menatap es cendol yang menggoda iman di tangan Bagas. Namun ia menggelengkan kepalanya, gengsinya semakin tinggi.

Gifara [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora