OCN35: Semua adalah Tentang Terbiasa

1.4K 324 3
                                    

Hari pertama gua lewati tanpa Keanu.

Hari kedua gua lewati tanpa Keanu.

Hari ketiga juga sama.

Hari keempat juga sama.

Kemudian hari kelima, hari keenam, hingga hari ke-45 gua lewati tanpa Keanu.

Sudah satu setengah bulan sejak kepergiannya kembali bertugas dan gua semakin terbiasa akan ketidakhadirannya pada beberapa momen-momen yang ingin gua lewatkan bersamanya, misalnya hari libur yang selalu gua gunakan hanya untuk bermalas-malasan, beberapa kejadian lucu yang seharusnya kami nikmati didalam room chat tapi selalu telat mendapat respon sehingga terasa hambar untuk ditertawakan kembali, ataupun dirinya yang seharusnya menjemput gua layaknya pacar pada umumnya ketika gua selesai praktik.

Gua semakin terbiasa untuk menjalani hari-hari tanpanya. Nggak sekesepian kaya dulu, nggak merajuk dan kesal sendirian kaya dulu, tapi masih ada yang sama dengan yang dulu. Gua masih menunggunya dari hari demi hari. Bertanya-tanya pada diri sendiri kapan sekiranya atau tepatnya Keanu akan pulang, bertanya-tanya pada diri sendiri apa yang harus gua dan Keanu lakukan ketika dirinya pulang, bertanya-tanya pada diri sendiri apa yang harus gua masak atau bagaimana gua harus menyambutnya. Walau akhirnya semuanya kembali lagi pada diri gua yang hanya berangan-angan dan hanya menanti hari yang gua nantikan tiba, kemudian menyusun rencana bersamanya nanti.

Bedanya mungkin gua nggak sendiri lagi, ada Arken, si kucing berkepribadian seperti Keanu dan Juna, yang menemani gua menghabisi hari. Kucing yang selalu menunggu gua pulang dan melompat kearah gua ketika gua pulang ke rumah, sikapnya sama persis dengan Juna yang selalu kegirangan setiap ada gua disekitarnya, tapi akan berubah menjadi Keanu ketika gua menghidangkannya makanan yang nggak disukainya.

Gua udah nggak sekesepian kaya dulu.

"Hehehe," gua terkekeh ketika Arken yang lagi dalam mode kekenyangan itu tengah memeluk lengan menidurkan dirinya di dekat gua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hehehe," gua terkekeh ketika Arken yang lagi dalam mode kekenyangan itu tengah memeluk lengan menidurkan dirinya di dekat gua.

"Beneran takut gua kalo lu mulai naksir si kucing bukan naksir Kapten lagi," ujar Wira yang sedang berada di apartemen gua, lagi mode kabur dari kejaran mamanya yang mau ngenalin dia ke anak temennya.

Wira tuh lagian aneh deh menurut gua, dia tuh dibilang ganteng iya, dibilang keren iya, dibilang mapan iya, pokoknya Wira tuh paket komplit. Malahan gua mikir kalo Wira punya pacar atau nikah, pasti bahagia banget tuh yang bisa memiliki Wira, apalagi Wira tuh selalu ada pas orang lagi butuh dia.

Cuma sayang aja cowok yang sering dipanggil kokoh-kokoh ganteng di kalangan para suster ini kaya nggak mau terlibat sama perempuan manapun. Dulu pernah kabur dari rumah dan bersembunyi di apartemen gua saking nggak mau ketemu anaknya temen maminya. Khawatir gua, jangan-jangan Wira demennya cowok.

"Wira, lu nggak mau cari pacar apa?" tanya gua yang emang penasaran aja, sekalian modus dikit buat cari celah tipenya Wira kek apa, soalnya sumpah deh, di rumah sakit tuh banyak banget yang pengen kenalan sama Wira, cuma anaknya nempel mulu sama gua, jadi orang-orang suka salah paham sama hubungan kita berdua.

OCEAN [SVT]Where stories live. Discover now