🌊 End of Season 1 🌊

2.7K 518 69
                                    

Gua mengecek list-list obat yang tersisa yang tentu saja akan dibawa kembali ke ibukota dan beberapanya akan diserahkan ke rumah sakit kecil daerah ini yang baru selesai dibangun dan pasti butuh pemasokan obat.

"Hm terus—"

"Ngapain?"

Gua tersentak kaget dan menengok ke belakang. Ternyata Lettu Juna. Segera saja gua pukul lengannya dengan papan jalan yang sedang gua gunakan.

"Duh, kok saya dipukul?"

"Ya lagian ngagetin! Ngapain disini?!"

"Galak banget mentang-mentang udah mau pulang besok," cibirnya.

"Nggak ada kolerasinya!"

"Iya, iya," katanya lalu menempelkan sesuatu ke pipi gua. Beng-beng.

"Ngapain kasih Beng-beng?" tanya gua sambil mengambil snack coklat itu dan menatap Lettu Juna.

"Suka-suka saya dong," ujar Lettu Juna sambil merangkul gua dan berjalan keluar dari ruang obat.

"Juna, kok kamu bisa masuk ke ruang obat? Kan nggak boleh sembarang orang?"

"Oh? Aku alesan aja mau ambil obat flu."

"Ih bohong!"

Gua dan Lettu Juna lalu keluar dari medicube sambil ngobrol-ngobrol singkat, nggak lupa diselipin gombalannya Lettu Juna yang nggak pernah ada habisnya itu.

"Anaaaa!" teriak Ula sambil mendekati gua dan Lettu Juna. "Eh apaan nih rangkul-rangkul?"

"Kenapa?" tanya gua sambil melepaskan rangkulan Lettu Juna tapi yang namanya Lettu Juna nggak bakalan nurut, malahan sekarang dia malah memiting kepala gua seakan-akan kepala gua mainan.

"JUNA LEPASIN DULU IHH!" pekik gua sambil memukul lengannya kuat dan seperti biasa, dia cuma cengengesan.

"Galak dih."

"Lagian iseng! Udah sana ah! Jangan gangguin orang mulu!"

"Iya, iya, saya mau ke lapangan kalo gitu."

"Ngapain? Kan ini udah malem."

Lettu Juna hanya tersenyum jahil lalu pergi meninggalkan gua dan Ula. "Kenapa, La?" tanya gua setelah Lettu Juna pergi.

"Ini lu poliandri apa gimana sih?"

"Hah?"

"Udah Kapten, sekarang Lettu Juna. Dasar wanita jahat! Nggak bagi-bagi sama temen!" omel Ula.

"Nggak usah ngaco!" omel gua ke Ula. "Kenapa sih?"

"Ini," ujar Ula memberikan selembar kertas berisi nama-nama relawan beserta tanda tangan. Ya, semacam absensi gitu sih supaya nggak ada yang ketinggalan.

"Udah semua? Cepet juga."

"Tinggal lu tuh belum tanda tangan."

"Sip, itu sih gampang deh."

"Ula, Ana kemana yah? Eh ketemu," ujar Wira sambil menghampiri gua.

"Mau nyempillll!" ujar Ula lalu tiba-tiba menerobos ketengah-tengah gua dan Wira, kemudian memeluk lengan gua dari samping. "Yuk ke lapangan, ada perpisahan kecil-kecilan."

"Hah? Kok gua nggak tau?"

"Sibuk mulu sih lu di medicube," celetuk Wira. "Padahal bisa nyuruh orang, dasar orang independen."

"Ya kan nggak tauuuu!"

"Yuk, yuk, ke lapangan."

Sampai di lapangan ternyata semua pengungsi dan tentara kumpul semua disitu, ada api unggun juga. Setelah mengambil posisi duduk yang nyaman, Kapten Keanu berdiri di tengah-tengah dan bicara dengan lantang untuk mengucapkan terima kasih, nggak lupa juga memberikan pesan untuk selalu bersyukur pada kita semua.

OCEAN [SVT]Kde žijí příběhy. Začni objevovat