OCN31: Ulang Tahun

1.8K 355 14
                                    

Saya tak henti-hentinya tersenyum ketika Ana terus berceloteh tentang kekesalannya terhadap seorang perawat yang menurutnya sangat galak kepada pasiennya yang masih berusia enam tahun. Ana nggak habis pikir kenapa perawat seperti itu harus dipekerjakan di poli anak jika sikapnya seperti ibu tiri di Cinderella.

"Berhenti mengoceh, kamu kan nggak bisa mengendalikan sifat orang lain," ujar saya sambil menahan senyum.

"Kamu lebih bela perawat itu daripada aku?!"

"Mana ada aku begitu? Kubilang, kamu nggak bisa mengendalikan sifat orang lain, makanya udahan ngocehny—Eh, Ditha, jangan dimainin oke? Om masih telpon," ujar saya ketika Ditha, keponakan Juna yang kembar dan baru berusia dua tahun, berusaha merambat handphone di genggaman saya.

"Kenapa?"

"Oh ini keponakannya Juna."

"Kamu menginap di rumah Juna?"

"Iya, aku udah bilang kan?"

"Iya, udah kok. Terus sekarang udah makan?"

"Iya, udah, sekarang lagi main sama keponakan—Ditya, jangan ditarik rambut Kak Ditha—"

"HUAAAAAA!" Ditha menangis dan saya segera menggendongnya dengan handphone yang masih saya pegang, sementara saya menenangkan Ditha, Ditya justru menarik-narik celananya saya, minta digendong juga.

"Ale, boleh kutelpon nanti lagi?"

"Iya, gapapa."

"Ya udah, aku tutu—"

"Ditha! Cilukkkk baaa!"

Saya dibuat terkejut oleh keberadaan Arjuna yang entah sejak kapan sudah duduk di depan saya. Ditha yang dikagetkan seperti itu oleh Juna pun reflek tertawa dan berhenti menangis.

"Anaaaa! Inget nggak ini suara siapa?" ujar Juna.

"Juna kan?" ujar Ana terkekeh.

"Wih masih inget! Emang yah kalo orang ganteng itu gamp—"

"Ale, kututup dulu," potong saya lalu memutuskan panggilan telpon dan memasang wajah penuh dengki pada Juna. "Apaan sih muncul-muncul resek?"

"Minta diusir yah tukang numpang ini?"

"Bundaaa, Kean diusir sama Juna," adu saya.

"WOIIII!" protes Juna dan saya hanya menjulurkan lidah. "Diajak nggak Ana?"

"Apanya?"

"Ngerayain ulang tahun Ibu lu lah, bodoh. Kasmaran jadi bodoh," ledek Juna pada saya.

"Oh iya, sebentar. Pegang Ditha," ujar saya memindahkan Ditha ke pangkuan Juna yang sudah sibuk ditarik-tarik rambutnya oleh Ditya.

Saya mengirim pesan WhatsApp pada Ale, dia merespon dengan cepat dan heboh sendiri ingin beli kue yang bagaimana untuk merayakan ulang tahun Ibu, padahal saya nggak berharap reaksinya begini.

Parahnya lagi, Ale malah ingin mengajak teman-teman dokternya serta Dika dan Dino untuk menambah keramaian ulang tahun Ibu, yang sebelumnya nggak pernah saya lakukan.

Biasanya saya hanya merayakannya berdua dengan Ayah yang jelas sekali jarang menemukan waktu yang cocok dan berakhir merayakannya sendiri atau ditemani Juna (orangnya yang maksa ikut). Sejujurnya, saya jadi nggak sabar dengan ulang tahun Ibu lusa nanti, kira-kira akan seperti apa perayaannya?

🌊

Saya tersenyum melihat bagaimana Ale begitu excited memilih kue mana yang akan kami beli untuk merayakan ulang tahun Ibu hari ini. Sejak kemarin Ale terus kesenangan sendiri dan memersiapkan segala macam hal bersama teman-temannya yang juga ikut heboh, bahkan saya jadi bingung sebenarnya ini untuk merayakan ulang tahun Ibu atau ulang tahun anak umur 5 tahun.

OCEAN [SVT]Where stories live. Discover now