OCN21: Pengantar Sebuah Cerita Panjang

2.4K 502 18
                                    

"Wah, beneran nih si Wira, di belakang medicube ada sinyal!" ujar gua kegirangan ketika mendapatkan sinyal di handphone gua. Pantas aja Wira bisa main PUBG waktu itu dan suka lama nongkrong di belakang medicube.

Gua lantas membalas pesan WA mama dan papa yang sudah menumpuk. Isinya sebenarnya sama aja sih, hanya ditanya kabar, udah makan atau belum, keadaan disini bagaimana, dan pertanyaan-pertanyaan umum lainnya. Nggak kerasa gua udah meninggalkan ibukota dan segala rutinitas gua disana selama dua bulan disini, di pengungsian yang minim sinyal dan begitu sederhana.

"Mohon maap kepada Ana. Ini dicariin bocah. Tolong ke medicube sekarang!"

Suara Diano dari walkie talkie begitu cempreng dan berisik. Awalnya gua nggak mau meladeni, karena gua baru aja main handphone, tapi Diano ngomong berkali-kali di walkie talkie sampai ditegur sama Kapten Keanu soalnya berisik.

"Tolong gunakan walkie talkie-nya dengan bijaksana."

Singkat sih, tapi nusuk banget asli.

Mau nggak mau yah gua akhirnya ke medicube juga. Taunya ada Khael bawa-bawa post it. Ya, bukan hal baru sih kalau gua sama Kapten Keanu hampir setiap hari balas-balasan post it dengan anak-anak sebagai kurir.

Sebenarnya bisa aja kita ketemu atau ngomong di walkie talkie, tapi entah kenapa gua merasa percakapan singkat lewat post it lebih nyaman. Sejujurnya, gua sama Kapten Keanu nggak punya hal yang privasi banget sampai harus pakai post it.

Hampir setiap hari, Kapten Keanu nanyain perihal kelas origami dan keadaan medicube lewat post it buat nulis laporan kesayangannya dan gua tentunya menjabarkannya secara singkat, padat, dan jelas. Kadang juga Kapten Keanu suka menyelipkan obrolan santai seperti 'sudah makan belum?' atau 'medicube sibuk?', dan lain-lainnya.



Saya mau ke markas, dokter bilang stok origami sudah menipis. Mau nitip beli nggak?

Keanu



"Khael, pergi main sama teman-teman yah?" ujar gua sambil menggerakkan tangan gua. Ya, gua bisa bahasa isyarat sedikit-sedikit, diajarin Kapten Keanu.

"Dokter mau kasih balasannya langsung ke Om Keanu?" tanya Khael.

"Iya," jawab gua padahal gua cuma paham gerakan Khael yang 'Om Keanu' sisanya gua menerka-nerka aja.

Khael mengangguk lalu pergi dari medicube.

Gua lalu merogoh post it yang selalu siap sedia di kantung snelli gua dan menuliskan balasan bahwa gua mengiyakan tawarannya.

"Diano, gua mau keluar buat beli origami yah?"

"Izin dulu lu! Nanti kaya waktu itu dihukum bersihin kamar mandi," ledeknya.

"Iya, ini sama Kapten Keanu perginya!" ujar gua sambil melemparkan snelli gua ke muka Diano dan keluar dari medicube.

Gua merutuki kebodohan gua karena lupa nanyain Khael, Kapten Keanu kemana. Ah, tapi biasanya nggak jauh-jauh dari kantornya atau nggak kantor tentara. Jadi gampang nyarinya.

Baru aja gua mau mengetuk pintu kantor Kapten Keanu, Dokter Zeline membukanya dari dalam dan raut mukanya bete banget ngeliat muka gua. Dikira dia doang kali yah yang bete.

"Mau apa?" tanyanya ketus.

Gua ada salah apa sih?

"Mau ketemu Kap—"

OCEAN [SVT]Where stories live. Discover now