OCN19: Langit Malam dan Balasan Post It

2.5K 498 20
                                    

Keanu

Saya membelai kepala Khael lembut ketika dirinya kembali setelah menjalankan permintaan saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saya membelai kepala Khael lembut ketika dirinya kembali setelah menjalankan permintaan saya. Mengirimkan post it pada Dokter Aleana untuk mengucapkan terima kasih atas obatnya karena saya masih sibuk memimpin latihan pagi.

"Udah dikasih kan ke Dokter Aleana? Nggak salah orang?"

Khael menggeleng lalu menggerakkan tangannya, bicara bahasa isyarat dengan saya. Iya, Khael nggak bisa bicara dan anaknya agak susah bermain bersama teman-temannya yang lain karena kendala bahasa.

"Khael duduk disana dulu tuh," ujar saya menunjuk sebuah batu datar tak jauh dari tempat saya. "Nanti Om ajak main bola."

Khael menurut dan duduk di batu datar itu, sementara saya melanjutkan latihan pagi saya bersama para tentara yang lain. Latihan hari ini diikuti oleh Zeline, wanita itu tumben sekali ingin ikut latihan pagi biasanya dia hanya ikut latihan sore, tapi ya sudah biarkan saja.

Selesai latihan, para tentara membersihkan diri dan kembali ke tugasnya masing-masing sambil menunggu tanda sarapan pagi telah siap.

Saya sendiri menempati janji saya pada Khael, bermain bola tendang bersamanya sebelum mandi. Biar saja saya telat sarapan, yang penting janji saya dan Khael terpenuhi.

"Loh? Nggak ditendang bolanya?" tanya saya ketika melihat Khael mengambil bola tersebut dan mendekati saya, tangannya bergerak ketika jarak kami telah terkikis.

"Om pacaran sama Bu Dokter yah?"

"Hah? Bu Dokter yang mana?" tanya saya bingung, karena saya nggak pernah berpacaran dengan 'Bu Dokter' manapun, tertarik untuk menjalin hubungan saja nggak.

"Dokter Ana."

"Nggak. Kenapa?"

"Itu dilihatin."

Saya mengikuti ke arah mana tangan Khael menunjuk dan mendapati Dokter Aleana tengah melihat kami berdua. Ketika pandangannya dan saya bertemu, Dokter Aleana tersenyum dan melambaikan tangannya, lalu mendekati kami—lebih tepatnya mendekati Khael.

Detik berikutnya, Dokter Aleana langsung mencubit pipi Khael gemas. "Duh, kamu pas dilihat-lihat lagi ganteng yah, lucu banget sih."

"Jangan dicubitin pipinya, sakit itu," tegur saya.

Dokter Aleana nyengir lalu melepaskan tangannya dari pipi Khael. "Kapten, ayo ke lapangan. Sarapannya sebentar lagi jadi loh. Kamu juga ikut yuk, siapa sih namanya?"

"Khael," jawab saya.

"Oh Khael, lucu yah namanya," Dokter Aleana lalu berjongkok, menyejajarkan wajahnya dengan wajah Khael. "Khael, nanti ikut kelas origami yuk."

Khael tampak bingung lalu berjalan kearah saya, bertanya apa maksud Dokter Aleana. "Maksudnya Bu Dokter itu, kamu ikut kelas hm ... ngerangkai kertas. Tau kan? Kertas yang warna-warni itu?" tanya saya dan Khael mengangguk.

OCEAN [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang