OCN18: Post It

2.6K 494 24
                                    

"ADEK-ADEK, YUK MAIN PETAK UMPET SAMA KAKAK!"

"YUKKKKKK!"

Gua melihat bagaimana antusiasnya anak-anak ketika diajak bermain dengan Serda Dino dan mulai berlarian kesana kemari saat Serda Dino menghitung.

Sudah sebulan gua disini dan rasanya suasana disini semakin menyenangkan. Anak-anak kembali ceria seperti sedia kala, para pengungsi yang juga mulai bangkit dari keterpurukan dan mulai menjalani hari-hari seperti biasa. Berbeda dengan awal kedatangan gua dan tim relawan dulu, dimana anak-anak masih canggung dan enggan berlarian kesana kemari, para pengungsi masih menjalani hari-hari dengan monoton dan enggan untuk bercengkrama satu sama lain.

Terbesit rasa bangga ketika Serda Dino memuji bahwa tim relawan gua ini yang menghidupkan suasana di pengungsian. Sebagai ketua gua bangga banget sih, nggak salah ngajak Diano dan Yuna yang tulang lawak dan tukang toa, Wira yang gampang banget deket sama orang, Ula yang heboh setiap ada ini-itu, dan para relawan lainnya yang ikut mendaftar dengan sukarela yang kepribadiannya bermacam-macam.

"Hari ini tentara suntik vitamin yah?" tanya Lettu Juna yang emang suka dadakan nanyanya.

"Jangan ngagetin ih! Kebiasaan banget nongolnya kaya setan!" omel gua sambil cuci muka di pompa air yang ada di lapangan.

"JUNAA!!" pekik gua ketika wajah gua malah dicipratin air dari keran, malah muka gua masih pake sabun cuci muka, KENA MATA INI PERIHHHH.

"Eh? Kenapa?"

"Pake nanya lagi! Ini perih!" ujar gua buru-buru membilas wajah gua dan mata gua. Duh anjir masih perih lagi.

"Kena mata?"

"Nggak usah tanya-tanya!" omel gua mengeringkan wajah gua dengan handuk dan mengedipkan mata gua beberapa kali.

Gua langsung meninggalkan Lettu Juna tanpa aba-aba, sementara dia terus ngikutin gua tanpa henti-hentinya minta maaf. Tapi minta maafnya sambil cengengesan, kan kurang ngajar!

"Ana, maaf. Nggak sengaja~"

"Nggak."

"Ih, parah. Aku nggak dimaafin ini?"

"Nggak."

"Mau apa deh diturutin."

"Matamu kasihin cabai."

"Ih nggak mau. Yang lain."

"Nggak ada."

Gua berbalik secara tiba-tiba dan Lettu Juna berhenti, menatap gua heran. Dengan secepat kilat gua meninju perut Lettu Juna yang beneran deh asli, nih manusia nyebelin banget. PURA-PURA SAKIT!

Nggak peduli pangkat ataupun usia, gua langsung menjitak kepala Lettu Juna sampai dia mengaduh kesakitan. Kalo yang ini nggak pura-pura.

"Ana, sakit ini!"

"Nggak peduli."

"Ana, udah mau mulai nih buat kasih suntikan vitamin. Ayo ke medicube," Wira datang dengan sebuah kertas ditangannya, dia lalu menatap gua dan Lettu Juna bergantian dengan pandangan bingung. "Kaya abis berantem kalian."

Gua langsung menghampiri Wira dan mengadu. "Wir, gua dijahilin!"

Wira menatap Lettu Juna lalu maju kearahnya dan mempersiapkan tangannya yang sudah terkepal. "Lettu nih jahil aja sama Ana, saya tinju nih."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
OCEAN [SVT]Where stories live. Discover now