OCN32: Nyatanya Masih Saja Tak Rela

1.7K 318 7
                                    

Zeline

Saya memakai ransel tentara saya setelah saya turun di bandara militer setelah selesai tugas di pengungsian tsunami. Ya, masa tugas saya memang lebih lama dari Keanu ataupun Si Menyebalkan Juna karena saya punya tugas pribadi sendiri sebagai seorang dokter militer, memastikan bahwa setidaknya semua pengungsi dalam keadaan sehat selama berada di pengungsian dan memberikan arahan kesehatan untuk mereka pasca bencana.

Saya nggak mengharapkan siapapun datang menjemput saya, orang tua saya sudah cukup sibuk dengan dinas mereka, jadi saya biasa pergi ataupun pulang bertugas sendiri.

Ya, sama seperti Keanu, saya juga lahir di keluarga dengan garis darah militer. Orang tua saya sama-sama memiliki jabatan penting di kemiliteran, Ayah saya adalah atasan Keanu dengan pangkatnya yang sama dengan Ayah Keanu, Mayor Jenderal. Sementara Bunda saya adalah seorang dokter militer seperti saya, hanya saja dia berada di Angkatan Darat.

Saya dan Keanu agak berbeda pada pilihan yang tersedia untuk kami, jika Keanu memang diharuskan untuk meneruskan garis darah militer keluarganya, maka nggak dengan saya. Orang tua saya nggak memaksa saya melanjutkan garis darah militer keluarga kami, bahkan mereka melarang dengan tegas karena trauma besar yang memukul mereka.

Trauma besar soal kakak laki-laki saya yang dijemput maut saat menjalani misinya untuk menjaga perairan Indonesia. Kapal yang digunakannya untuk berpatroli terkena ledakan yang digunakan para nelayan asing untuk mencuri ikan-ikan di laut Indonesia. Setelahnya, mereka memaksa saya mengundurkan diri dari ketentaraan, karena kini hanya saya satu-satunya darah daging mereka yang tersisa dan insting mereka membuat mereka harus menjaga saya lebih ekstra dari sebelumnya.

Sayangnya saya menolak saat itu, saya tetap bersikeras untuk masuk ke tentara, mungkin karena darah yang mengalir di tubuh saya adalah darah militer, membuat saya memiliki insting untuk tetap masuk ke tentara. Dan sampailah saya disini, menjadi seorang Letnan Satu yang juga merupakan dokter militer wanita satu-satunya di satuan Kapten Keanu Askara.

Saya menghela nafas sebelum akhirnya mengeluarkan handphone saya, hendak memesan ojek online untuk segera merebahkan diri dan pulang ke rumah, handphone saya malah diraih dengan begitu cepat oleh tangan yang entah siapa.

Saya hendak melayangkan pukulan, tapi sudah ditahan oleh orang yang tadi saya bicarakan. Keanu Askara, yang entah sedang apa disini dengan seragam kebanggaannya. Dan nggak lupa dengan keberadaan si manusia menyebalkan, Juna, yang ternyata adalah pelaku penjambretan handphone saya.

"Kebiasaan melayangkan pukulan itu nggak baik," ujar Keanu, rentetan kalimat yang sangat saya hapal betul akan dia ucapkan ketika saya asal-asalan melayangkan pukulan saya.

"Pantesan aja nggak ada yang mau, galak bener," ledek Juna.

Saya segera meraih handphone saya, mengambilnya kembali dari tangan Juna. "Diem."

"Ayo," ajak Keanu.

"Kemana?"

"Ke rumahmu," jawab Keanu enteng, "nggak lupa kan kalo biasanya kamu selalu dijemput sama kami kalo kami senggang?"

Sudah menolak saya dengan tegas, sekarang malah nggak tau diri main asal jemput?

"Kapten, besok dan seterusnya nggak perlu jemput saya. Lettu Juna juga."

"Kenapa tiba-tiba begitu? Kamu biasanya selalu mengomel kalo saya dan Juna nggak jemput."

"Udah punya pacar, masih nggak tau diri jemput wanita lain? Kapten, harusnya sadar diri."

Keanu diam, dia kemudian maju selangkah lebih dekat pada saya. Tangannya terangkat, saya kira saya akan dipukul atas kelancangan saya, tapi nyatanya tangannya justru berada diatas kepala saya.

OCEAN [SVT]Kde žijí příběhy. Začni objevovat