OCN16: Tentang Menyumbang Senyum dan Tawa

2.6K 503 25
                                    

Keanu

"Mau kemana?" tanya Zeline yang tengah bersandar di pintu kantor saya.

"Ke kota," ujar saya sambil memakai topi saya.

"Bukan tugas kan? Kamu pakai kaos dan celana biasa."

"Iya."

Saya lalu mengambil kunci mobil jeep yang ada dimeja saya dan berlalu, tapi Zeline masih saja mengikuti saya. Melempari pertanyaan-pertanyaan yang menurut saya tidak perlu dijawab.

"Aku ikut."

"Katanya nggak mau?" ujar saya.

"Tapi kamu pergi."

"Ya sudah, terserah."

Hari ini saya, Juna, dan Dino akan menemani kloter relawan pertama untuk pergi ke kota yang sudah setengah pembangunan itu. Ini sebenarnya usulannya Juna supaya ada perubahan suasana, awalnya saya menolak karena pengungsian baru saja bebas dari insiden air beracun beberapa hari lalu, tapi Juna memaksa dan saya juga nggak bisa berbuat apa-apa karena mayoritas maunya pergi.

Karena ini bukan tugas, jadi saya menyarankan mereka memakai pakaian bebas saja. Lagipula akan terlihat aneh kalau beberapa orang relawan dikelilingi para tentara, nanti dikira buronan.

Saya pergi ke lapangan dengan diikuti Zeline dan semua kloter relawan pertama yang pergi sudah berkumpul disana semua.

Saya mengambil toa, "karena waktu pergi dan pulang akan memakan waktu 6 jam, jadi pukul 3 sore, kita akan kembali ke pengungsian. Dimohon untuk mengecek rekan-rekannya jangan sampai tertinggal."

Beres bicara, saya segera melempar kunci mobil kepada Juna, membiarkan pria itu mengemudi. Di mobil ini, terdiri dari empat orang, saya, Juna, Zeline, dan Dino.

Suasana mobil ini hening, tidak seperti mobil-mobil lain yang relawannya sibuk bercanda, apalagi yang ada dokter bernama Diano itu, heboh sekali mobilnya padahal mobilnya jauh didepan saya tapi suaranya kedengaran.

"Kita mau kemana?" tanya Zeline.

"Katanya lu nggak mau ikut, kok ikut?" tanya Juna entah kenapa menunjukkan aura permusuhan.

"Apa sih? Gua nanya apa, lu mau nanya apa!"

"Mau ke pantai, Lettu, sekalian keliling daerah disana," jawab Dino menyudahi pertengkaran itu.

"Juna, gua mau tidur. Kalo udah sampai bangunin," ujar saya sudah memposisikan diri saya untuk tidur.

"Masih pusing?" tanya Zeline.

"Iya."

"Ya gimana nggak mau pusing, lunya ngoceh mulu," cibir Juna dan langsung terjadi aksi cubit mencubit.

Kalau begini, saya gimana bisa tidur?

🌊

Sampai di tempat tujuan, saya membiarkan Juna mengambil ahli karena saya masih dalam proses mengumpulkan nyawa setelah tidur di perjalanan.

Selesai Juna memberikan wejangan dan arahan kepada para relawan, mereka semua berpencar dengan jarak yang udah ditentukan. Nggak boleh terlalu jauh karena tentara yang ikut juga terbatas untuk mengawasi.

Saya hanya duduk memperhatikan para relawan dan tentara yang juga ikut berkeliling. Saya terlalu malas untuk bergerak setelah bangun tidur dan cuacanya juga terlalu panas sehingga membuat saya semakin malas bergerak.

Di seberang saya, Dino dan Dokter Wira sedang duduk menikmati angin laut. Ah, ada Juna juga yang sedang memperhatikan sekeliling dengan rambutnya yang sudah menari kesana kemari karena dimainkan angin.

OCEAN [SVT]Where stories live. Discover now