OCN15: Serangan Mendadak

2.4K 483 11
                                    

Hari ini obat buat para pasien datang dan medicube jadi sibuk lagi karena harus kasih obatnya secara merata. Banyak juga keluarga pengungsi yang bolak-balik medicube, jadi bikin pusing, soalnya nggak tau ini pasien mana, yang bukan pasien yang mana.

"Bu dokter!" panggil Serda Dino riang.

"Iya?"

"Lettu Juna udah baikan?"

"Udah, Serda. Itu udah bisa keliling sekarang, lagi bantu-bantu."

"Kalo Kapten Keanu?"

"Udah, lagi ribut kali sama Dokter Zeline sekarang," ujar gua malas banget membayangkan gimana ramenya medicube cuma gara-gara dua orang itu berantem.

"Itu mau dibawa kemana, Bu dokter?" tanyanya menunjuk beberapa obat dan suntikan yang gua taruh disatu nampan.

"Ke bed 35. Mau bantuin?"

Serda Dino mengangguk layaknya anak kecil yang gembira karena disuruh ibunya pergi ke warung, lalu menengadahkan tangannya.

Gua lalu memberikan nampan tersebut dan memimpin jalan. Sampai di bed 35, tentu saja kedatangan gua disambut tangisan oleh bocah 6 tahun yang nggak mau disuntik. Kata Ula sih ini anak daritadi ngejerit, ngeronta-ronta gitu, mau disuntik tapi takutnya salah suntik karena tenaganya gede banget, udah dipegangin masih aja gerak-gerak.

"NDA MAU DISUNTIK!"

"Nggak sakit kok, Dek. Mau yah? Biar penyakit jahatnya pergi?" bujuk gua.

"NDA MAU! POKOKNYA NDA MAU!"

"Permen mau nggak?"

"Nda! Kalo satu nda mau!"

Yehhh malah nego si adek.

"Nanti main sama Kak Dino yuk!" ujar Serda Dino tiba-tiba. "Kalo Adit mau disuntik, nanti main bola sama Kak Dino, mau nggak?"

Bocah yang namanya Adit ini sedikit berbinar, tapi habis itu langsung menatap Serda Dino curiga dan akhirnya geleng-geleng kepala.

"Entar dibohongin. Nda mau!"

"Ih beneran tau!" ujar Serda Dino. "Yang lain udah pada main lho di lapangan. Adit emang nggak mau main?"

"Mau...." cicitnya.

"Jadi disuntik yah?" tanya gua dan Adit kembali menggeleng. "Emang nggak mau main sama temen-temennya? Sakitnya dikit doang kok."

"Beneran?"

"Iya. Sedikit aja," ujar gua lalu menyiapkan suntikan.

Serda Dino dan keluarganya membantu gua untuk memegangi Adit takut-takut bocah ini bergerak berlebihan. Tepat ketika suntikan menembus kulitnya, Adit langsung memberontak, tapi karena Serda Dino yang nahan jadi obatnya bisa sampai habis dan untungnya suntikannya nggak patah. Kan bahaya.

"Ini sakit banget! Dokter bohong ih!"

"Sakit karena obatnya lagi jalan dibadan Adit, jalannya kaya gini nih," ujar gua setelah menempelkan kapas dibekas suntikan lalu menggerakkan jari telunjuk dan tengah gua yang seolah-olah sedang berjalan dari tempat Adit disuntik tadi hingga ke leher bocah itu, menggelitiknya.

Bocah itu cekikikan tapi matanya masih ngeluarin air mata. Jadi ini nangis apa ketawa sih?

"Adit tunggu 10 menit dulu yah, nanti baru main. Kak Dino juga masih bantuin Bu dokter," ujar Serda Dino yang memberikan sebungkus permen Sugus ke Adit. Ini dapat darimana coba permennya?

"Habis itu main boleh? Kak Dino ikut nggak?"

"Ikut kok. Main duluan aja nanti yah."

Akhirnya lanjut lagi ke bed lainnya yang belum dapat obat. Selesai memberikan obat, Serda Dino izin mau memenuhi janji sama anak-anak, sementara gua juga mengecek beberapa pasien lansia, menanyai kira-kira yang dirasa setelah pemberian obat, takutnya ada alergi obat atau sesuatu, ya kan lansia suka pikun gitu.

OCEAN [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang