OCN55: Only Mine

1.3K 267 24
                                    

Aleana

Rasanya gua seperti bermimpi kemarin malam, melihat sosok Keanu yang biasanya memang sering menghantui gua, namun anehnya bisa memeluk gua dan gua sentuh. Bahkan jika itu mimpi, rasanya gua nggak ingin terbangun dan terus ingin terjebak didalam sana selamanya.

Sosok Keanu itu bilang bahwa dia bukanlah bagian dari fantasi gila gua. Katanya dia nyata.

Namun sosok yang katanya nyata itu, menghilang dari sisi tempat tidur gua dipagi harinya.

"Sial, mimpi yah?" gumam gua.

"Mimpi buruk?"

Gua membelalak ketika suara bariton yang amat gua kenali menyapa indera pendengaran gua. Namun gua terlalu takut untuk berbalik, takut jika nyatanya gua hanya berimajinasi lagi, sehingga gua hanya diam membeku. Hingga akhirnya, sebuah lengan merangkul gua, meminta gua berbalik, dan sebuah kecupan hangat tercetak dikening gua.

"Kenapa? Mimpi buruk?"

Sosok Keanu yang kini ada dihadapan gua ... benar-benar nyata?

Keanu tersenyum dan mengusak lembut surai hitam gua yang berantakan. "Aku nyata, Ale. Kenapa sih ngeliatinnya begitu?" kekehnya sambil merapihkan rambut gua yang sedikit menutupi wajah gua.

Gua lantas kembali memeluknya seerat mungkin, mencengkram kuat kemejanya. Sementara Keanu membalas pelukan gua dengan lembut, membelai rambut gua seakan hal itu mampu menenangkan gua.

Gua masih memiliki rasa permusuhan dengan realita yang selalu saja memukul rongga dada gua hingga terasa sesak, menciptakan lubang yang semakin besar disana.

Lubang yang diciptakan oleh Keanu yang pergi tanpa pamit.

Hingga akhirnya lubang itu berusaha gua tambal dengan khayalan dan fantasi gila bahwa Keanu masih ada di sekitar gua, berkeliaran seakan dirinya ada jiwa yang masih menetap namun dengan raga yang tak bisa gua gapai lagi.

Namun pada akhirnya, gua menjadi lelah. Sangat lelah.
Hidup dengan khayalan ternyata nggak membuat gua baik-baik saja.

Gua merindukannya. Selalu merindukannya. Bahkan sesempurna apapun khayalan yang gua ciptakan akan sosoknya, nggak akan pernah bisa membuat gua puas, karena nyatanya khayalan itu nggak nyata.

Kini sosok itu muncul lagi, namun kali ini terasa lain. Dia meminta gua untuk menatapnya, memeluk gua erat, bahkan meyakinkan gua bahwa dia nyata. Khayalan ini bahkan sudah terlalu ekstrim untuk gua yang mungkin saja mendekati level kegilaan.

Keanu udah pergi.
Itu realita yang selama ini gua hempaskan jauh-jauh.

Namun saat realita itu berusaha gua terima, khayalan yang gua ciptakan justru melawan balik dengan menciptakan sosok Keanu yang malam itu memeluk gua.

Gua nggak tau mana yang realita dan khayalan, gua nggak tau gua ada diposisi yang mana. Namun gua hanya ingin memastikan bahwa jika sekarang gua tengah berada dialam mimpi, maka biarkanlah gua tetap disana.

Gua nggak mau bangun lagi.
Di dunia tanpa ada Keanu didalamnya.

"Mau sarapan nggak?" tanya Keanu.

"Kamu nggak akan pergi lagi?"

Keanu melonggarkan pelukannya hingga gua kini menatapnya. Dia kemudian mencium setiap inci wajah gua, kening, kedua mata, kedua pipi, hidung, dan kemudian ibu jarinya menekan bibir gua, sementara wajahnya maju, mencium sudut bibir gua.

"Bagian yang ini nggak boleh dicium dulu," bisiknya dan mencium telinga gua hingga menciptakan sensasi geli yang anehnya nggak menganggu gua sama sekali.

OCEAN [SVT]Where stories live. Discover now