OCN10: Chaos

2.5K 482 25
                                    

Bangun dipagi hari dengan rasa kantuk yang masih melekat dikedua mata gua nggak serta merta membuat gua kembali memejamkan mata, gua langsung bangun dan menuju ke lapangan, mencuci muka dan gosok gigi sebelum mengambil peralatan untuk mandi. Hari ini gua harus membagikan hasil tes kesehatan lusa lalu, jadi medicube harus segera dibuka.

Baru saja keluar dari tenda, gua malah mendapati Kapten Keanu pergi menuju ke tenda nomor 11, tendanya Ula. Setahu gua, Ula satu tenda sama Dokter Zeline. Wah, jangan-jangan mau ketemuan?

Karena kepo akhirnya ngintip dikit dan bener aja ketemuan. Kapten Keanu menyodorkan tangannya, seperti meminta sesuatu, sementara Dokter Zeline masih senyum-senyum yang kayanya lagi menjahili Kapten Keanu.

"Zeline, cepet. Saya harus pakai seragam."

"Lho kan kamu yang pinjemin ke aku?"

"Ya, itu karena kamu pakai baju minim makanya saya pinjamkan. Balikin sekarang."

"Ucapin good morning dulu dong."

"Cepetan."

Dilihat dari interaksi mereka, jelas sekali kalau keduanya dekat. Walaupun Kapten Keanu masih ngomong saya-kamu, tapi kayanya pembicaraan mereka nggak kaku banget seperti interaksi Kapten Keanu dengan para wanita disini. Mungkin aja Ula salah paham, kalo ternyata Dokter Zeline bukan penggoda tapi emang ada hubungan.

Nggak mau pusing dan nggak mau kepo terlalu jauh, gua lantas berbalik dan pergi ke kantor tentara. Baru aja mau masuk ke kamar mandi, gua malah mendengar suara benda jatuh yang cukup keras dari kamar mandi pria. Ada orang jatuh apa gimana nih?

Gua berjalan ke kamar mandi pintu, sedikit mengintip ke dalam, tapi nihil, nggak ada apa-apa. Terus tadi apaan yah?

"Ngintipin siapa hayo?"

Gua dibuat terkejut oleh suaranya Serka Dika yang menggelitik telinga gua. "Serka ihh!"

"Dokter Ana mesum nih, pagi-pagi udah ngintipin laki mandi."

Anjir gua dikira mesum dong.

"Nggak, itu tadi ada suara gedebuk kenceng. Kayanya ada yang jatuh."

"Ah, alasan," goda Serka Dika sambil memainkan alisnya, membuat gua gatal ingin mencabuti alisnya satu-satu.

"Bener—"

"Tolonggggg."

"Tuh kan bener!! Saya nggak mesum!!" ujar gua ketika mendengar ada suara orang minta tolong.

"Bentar saya cek dulu. Soalnya sering begini nih."

"Apanya?"

"Itu ada suara orang jatuh terus minta tolong pas dilihat nggak ada siapa-siapa."

"Setan maksudnya? Ngibul kali ah! Setan pagi-pagi!" ujar gua.

Serka Dika menggoyangkan jari telunjuknya ke kiri dan ke kanan yang seirama dengan gelengan kepalanya. "Dokter sama saya lamaan siapa disini hayooo?"

Setelah gua pikir-pikir yah bener juga sih, tapi masa bodoh ah, mau setan kek, apa kek, yang jelas ini ada yang minta tolong.

Gua mendorong Serka Dika untuk memeriksanya, sementara gua menunggu di luar. Tak lama berseling, Serka Dika keluar tanpa membawa seorang pun, membuat keringat gua bercucuran tanpa sebab.

Beneran setan dong anjir.

"Tuh kan, Dok, setan beneran."

Setelahnya gua nggak jadi mandi dan kembali ke tenda dengan hati tak tenang.

OCEAN [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang