57. Quality Time

3K 288 92
                                    

Nobita menikah dengan Sizuka
Buat apa susah lebih baik kita mendesah (Apasiiii)

===

Wira seakan tersadar bahwa ia sudah melakukan sebuah tindakan yang besar untuk menjebak Ken. Sekarang ia kebingungan bagaimana caranya melancarkan aksinya itu. Ia tak tahu bagaimana caranya menjelaskan pada Yuda apa yang ingin ia lakukan. Ia tidak mungkin secara to the point menjelaskan duduk permasalahannya pada sang pacar. Ia butuh pendekatan. Nah, pendekatan seperti apa, itu yang masih belum ia dapatkan caranya. Sampai akhirnya Yuda pulang, ia masih menemukan jalan buntu. Tapi di depan Yuda kembali ia mencoba bersikap santai seolah tidak ada yang membebani pikirannya.

"Gimana tadi acara makan siangnya?" Tanya Wira sembari menyampirkan lengannya ke leher Yuda.

"Sangat baik. Suasana makan siang yang menyenangkan," jawab Yuda berbinar-binar. "Setelah sekian lama akhirnya aku baru merasakan kehangatan antara aku dan Kak Refan sebagai adik-kakak..."

"Dia benar-benar udah berubah sama kamu?"

"Kami berdua sama-sama berubah untuk tidak membenci lagi," terang Yuda.

Wira mengangguk-angguk. Ia ikut senang.

"Dia titip salam buat kamu tadi," kata Yuda.

"Salam balik ya..."

Yuda mengangguk.

"Gimana tadi acara sama teman? Acara apa sih?" Tanya Yuda sembari berjalan menuju lemari pakaian. Ia melepas seragamnya.

"Baik. Acara biasalah, mau ngumpul tapi terlanjur bete," jawab Wira sambil bersungut-sungut.

"Bete kenapa?" Tanya Yuda lagi sambil melangkah ke kamar mandi. Langkahnya diikuti oleh Wira.

"Ada Ken," jawab Wira.

"Kok dia ada dimana-mana ya?" Tanya Yuda lalu menghidupkan wastafel dan mencuci tangan serta muka. Sementara Wira bersandar di tembok.

"Gimana ya, Yang, buat menghadapi orang gila itu?" Tanya Wira.

"Kan udah aku bilang, gak usah diladeni..."

"Tapi dia makin ngelunjak."

"Lama-lama dia bakal bosan kalo gak digubris, Kang," kata Yuda. Ia mengelap wajahnya dengan handuk lalu berjalan mendekati Wira. "Anggap aja dia nggak ada..." Katanya kemudian sambil mencuil pipi sang pacar.

Wira menghembuskan napasnya. Mana bisa begitu, Duy..., Batinnya.

Yuda yang tidak tahu apa-apa dengan langkah gontai menuju ruang santai. Ia menghidupkan musik lalu bersantai di sofa.

Wira menyusul dan duduk di sebelah sang pacar. Ia memandangi Yuda yang nampak sangat ceria. Ia semakin tidak berani mengatakan masalahnya pada cowok itu. Ia tidak ingin merusak keceriaan Yuda.

"Kalau kamu di posisi Akang, kamu bakal melakukan apa ke Ken kalau dia terus-menerus berulah?" Pancing Wira.

"Didiamin aja. Orang kayak dia itu kalau diladenin makin senang. Lakukan pendekatan secara baik-baik aja sih. Kalo dikerasin, dia balik keras juga. Lihat aja selama ini kan, akang kerasin dia, dia balik nyerang."

"Berarti menurut kamu, Akang harus baik-baikin dia gitu?"

"Seenggaknya jangan selalu ngomong keras, ngumpat dan nyebut dia dengan sebutan kasar aja. Bersikap kayak gitu gak akan menyelesaikan masalah."

Kayaknya Aduy benar. Cara menaklukkan Ken ini harus dengan cara pura-pura baik. Semakin lembut gue memperlakukan dia, dia bakal semakin klepek-klepek. Pasti dia bakal nurut apapun keinginan gue... Setelah itu gue bisa kontrol dia, kata Wira dalam hati.

PERWIRA YUDA (TAMAT)Where stories live. Discover now