81. Dosa Termanis

6.6K 471 322
                                    

Wahh hari-hari belakangan Author banyak banget dapat surat cinta dari readers. Pada membombardir di Message, DM IG, WA, Beranda. Manjahhh banget pokoknya.

Padahal udah dikasih tanda ***THE END=>*** wkwkwk.

Ya udah tanpa berlama-lama lagi langsung saja mukadimahnya.

__Mohon maaf kalau ada kesalahan, apabila saya pernah menyakiti kalian berarti itu emang pantas buat kalian__

Eh.

===

Wira baru saja keluar dari kelasnya setelah bel pulang berbunyi tepat ketika ponselnya bergetar. Ia mengeluarkan ponsel itu dan tertera mama calling di layar ponselnya. Wira langsung menerima panggilan tersebut.

"Ya, Ma?" Sapa Wira seraya berjalan gontai menuju parkiran.

"Sudah pulang sekolah belum, Nak?"

"Ini baru keluar kelas. Kenapa, Ma?"

"Setelah ini kamu ada aktivitas apa lagi? Kebetulan tadi ayahmu---Kang Nandang menghubungi mama. Dia minta tolong sama mama buat yaa, seperti biasa..."

"Minta duit?"

"Ya begitulah."

"Terus mama kasih?"

"Belum. Mama kepikiran langsung sama niatan kamu mau ketemu dia. Gimana kalau sekarang aja?"

"Oke. Aku langsung pulang."

"Kamu nggak les?"

"Kita di sana nggak lama kan? Pulang dari situ aku langsung ke tempat bimbel."

"Ya udah. Jadi gimana? Kamu pulang ke rumah dulu atau...?"

"Langsung aja, Ma. Arah rumahnya kan lewat sekolah Wira. Wira tunggu Mama di depan sekolah ya?"

"Ya udah. Mama berangkat sekarang."

"Oke, Ma."

Wira menghembuskan napasnya. Ia berpikir apa saja yang akan ia tanyakan kepada ayah kandungnya itu nanti. Sembari berpikir, ia membawa motornya menuju gerbang sekolah.

Tidak cukup lama, mobil yang dikendarai Andhira muncul dan menepi di dekat segerombolan anak-anak yang mengobrol riuh rendah. Salah satu dari mereka adalah Wira.

Melihat mobil mewah yang menepi itu semuanya langsung menoleh. Wira mendekat tepat ketika kaca mobil dibuka. Semua teman-teman Wira itu mengucapkan salam ke Andhira. Andhira pun membalas salam mereka sambil mengangguk.

"Gue duluan ya semuanya?" Pamit Wira sambil menaiki mogenya yang terparkir di samping trotoar.

Teman-temannya mengiyakan. Wira mensejajari kepala mobil Andhira lantas berkata, "Yok, Ma!"

"Kamu nggak mau makan siang dulu?" Tanya Andhira.

"Pengen sih. Tapi uhmmm..."

"Kita jalan dulu ntar kita berhenti di restoran terdekat," Andhira memutuskan.

Wira mengangguk. Andhira menjalankan mobilnya diikuti oleh Wira. Setelah berkendara beberapa meter Andhira memelankan laju mobilnya.

"Makan di sini aja mau?" Tanya Andhira ke Wira.

"Boleh, Ma."

Andhira membelokkan mobilnya memasuki pelataran restoran bergaya industrial itu. Ia memarkirkan mobilnya diikuti Wira juga memarkirkan motornya di sebelah mobil Andhira.

"Tadi mama kepikiran mau bawa makan siang kamu dari rumah, cuma karena kamu bawa motor mama pikir makannya di mana? Kalau kita satu mobil kamu kan bisa makan di mobil," terang Andhira saat mereka berjalan menuju pintu masuk restoran.

PERWIRA YUDA (TAMAT)Where stories live. Discover now