45. Dendam Masa Lalu

3K 355 105
                                    

Yuhuuu!!! Perwira Yuda datang lebih cepat nih. Semoga bulan ini menjadi November Ceria ya guys buat kita semuanya!!!

***

Yuda dan Rizky mengobrol hingga menu yang mereka pesan tandas. Sifat Rizky yang ceria dan ramah membuat Yuda sedikit melupakan masalahnya. Mereka menanyakan alamat rumah masing-masing, sekolah masing-masing hingga bertukar nomor WhatsApp. Bahkan Rizky menawarkan mengantar Yuda pulang ke rumah, namun ditolak secara halus oleh Yuda. Ia tidak mau seorangpun tahu kalau ia sekarang bagian keluarga Tarangga.

"Ya udah, kalo gitu lu buruan pesan ojol. Gue tunggu sampai ojol-nya datang," kata Rizky.

"Kalo kamu duluan pergi nggak apa-apa kok."

"Gue tunggu. Lagian gue lagi free."

"Oh, ya udah. Thanks ya..."

Rizky mengangguk sambil tersenyum. Mereka menunggu ojol di trotoar.

"Kenapa nggak bawa kendaraan sendiri ke sekolah, Yud?" Tanya Rizky.

"Nggak apa-apa. Udah terbiasa naik transportasi umum."

"Tapi kan jadi sedikit terhambat. Coba kalo lu bawa motor sendiri, bisa langsung pulang. Kemana-mana juga bisa langsung tancap gas."

"Iya sih. Selama ini aku tuh suka diantar jemput. Lagian aku anak rumahan, rutinitas cuma rumah-sekolah. Jadi kendaraan sendiri belum terlalu penting. Nggak tau sih ke depannya..."

Rizky mengangguk-angguk. "Terus kalo jalan sama pacar naik angkutan umum?"

Mendengar kata pacar, Yuda kembali teringat sama Wira.

Akang sama Ken kemana ya? Mereka lagi ngapain? Batin Yuda bertanya-tanya.

"Nggak punya pacar," desis Yuda pelan. "Kalopun punya bisa pinjam kendaraan orang tua. Gak mungkin kan jalannya tiap hari..."

"Ya sih, tapi zaman sekarang jarang banget sih remaja yang gak pake kendaraan sendiri ke sekolah kecuali emang kondisi ekonominya yang sulit. Menurut tebakan gue, lu pasti berasal dari keluarga yang berkecukupan kan?"

"Puji syukur sih begitu. Waktu kecil sampai SMP, aku diantar jemput sama almarhum papa, sewaktu S---"

"Sorry, papa kamu udah gak ada? Kita sama dong... Papaku juga udah meninggal." Potong Rizky.

"Oh ya??? Kita sama ya, hehehe..."

Rizky mengangguk dan tersenyum. "Ya udah, lanjutkan ceritanya..."

"SMP diantar jemput papa, setelah papa meninggal jadi naik angkot atau ojol, pas SMA diantar sama Abang pake mobil. Kita berangkat bareng, aku ke sekolah dia ke kampus..."

"Kalo dengar cerita lu, wajar sih kalo lu gak berkeinginan punya kendaraan sendiri. Keluarga lu perhatian dan sayang sama lu ya? Pada mau anter jemput lu."

Yuda tertawa kecil.

Akhirnya ojol yang dipesan Yuda pun datang.

"Ya udah, pulang yuk?" Ajak Yuda.

"Kuylah!" Sambut Rizky.

"Thanks ya atas traktirannya. Kapan-kapan aku yang traktir lagi," kata Yuda sesaat sebelum sang driver membawa motornya berbaur dengan pengendara lain di jalanan.

"Sip. Sangat ditunggu," balas Rizky disertai senyum manis.

Yuda mengacungkan jempolnya.

***

Sesampainya di rumah, Yuda melihat motor Wira sudah terparkir di halaman yang menandakan cowok itu ada di rumah. Namun bukan hanya moge Wira yang ada di sana, melainkan ada satu moge lain. Hati Yuda langsung berdebar keras. Pasti ini motor Ken, batinnya.

PERWIRA YUDA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang