48. Beda Level

3.1K 356 124
                                    

Om Taryak Makan Kentang
Maaf yak updatenya lama

***

"Lu Yuda kan? Saudara tirinya Wira?"
Pupil mata orang-orang di dekat Ken langsung membesar mendengar ucapan Ken barusan.

"Ohh, dia ya...", "Yang lagi heboh itu ternyata dia?" dan beberapa kalimat tanggapan lain meluncur dari mulut mereka.

Yuda sadar betul apa maksud Ken berkoar-koar di depan orang-orang menanyakan hal yang ia sendiri sudah tahu kebenarannya. Tujuannya tidak lain untuk menjadikannya bahan tontonan. Celakanya usaha Ken berhasil. Semakin banyak saja siswa yang mendekat dan membuatnya jadi pusat perhatian.

"Iya, betul. Ada apa ya?" Jawab Yuda sengaja menghentikan langkahnya berusaha santai. Padahal dadanya sedang kembang kempis nggak karuan.

"Jadi bener mama lu pelakor?"

Shit. Ini jebakan. Dia sengaja mau memancing emosiku, hati Yuda mengingatkan.

"Ini pertanyaannya serius, nih? Masa cowok badan berotot, muscle kayak kamu ngurusin gosip pelakor? Kayak mak-mak aja sih, bro?" Balas Yuda dengan suara sedikit bergetar. Tak lupa ia memberi senyuman sedikit sinis, memaksakan dirinya menatap mata orang-orang yang ada di sana lalu berjalan menuju gerbang sekolah.

Mendengar ucapan Yuda barusan, napas Ken memburu. Terlebih-lebih saat orang-orang tertawa makin malulah dia.

"Anak pelakor aja belagu. Harusnya malu, bro! Orang nanya baik-baik juga!" Teriak Ken penuh emosi.

Yuda mengepalkan tinjunya. Ia mencoba untuk mengabaikan teriakan Ken barusan. Namun entah mengapa, bukannya terus berjalan, ia malah balik badan sambil memasukkan ponselnya ke saku celana.

"Aku baru tahu kalo cara baik-baik itu dengan cara meneriaki di depan orang banyak. Sorry, level baik-baik aku dan kamu itu beda!"

Semua bersorak. Entah untuk jawabannya atau untuk menaikkan emosi dirinya dan Ken, Yuda tak tahu.

"Level lu bilang? Tahu gak kalian semua di nomor berapa level anak pelakor?" Ken menyapukan pandangannya ke kerumunan murid yang semakin banyak.

"Pelakor? Siapa yang bilang? Lo bisa mempertanggung jawabkan omongan Lo? Siapa yang berani bilang aku anak pelakor? Apakah kalian siap cium kaki aku secara masal kalo gak terbukti?!" Dada Yuda serasa mau meledak karena marah sampai ia menggunakan kata "Lo" di kalimat pertamanya.

"Lagian kamu teman Wira kan? Jadi kamu sudah tahu sebenarnya jawabannya. Terus maksud kamu nanya lagi di sini apa? Aku baru tahu kalo selain gedein badan, kamu juga gedein bacot!" Sambung Yuda.

Ken menggeram. Ia mengepalkan tinjunya dan berlari ke arah Yuda. Selangkah lagi sampai di tempat Yuda berdiri, Ken mengangkat kakinya dan mengarahkan tendangan ke Yuda.

Hampir saja tendangan itu menghantam tubuh Yuda jika saja tidak ada tangan yang menariknya menghindar.

"Anjing! Lu apa-apaan sih?!" Bentak seseorang sambil masih memegangi lengan Yuda.

Yuda menoleh dan ternyata Wira yang menyelamatkannya.

Yuda gemetaran. Perlahan-lahan rasa panas naik ke wajahnya. Wajahnya pias. Jika Wira tidak menyelamatkannya mungkin ia sudah terpental dan babak belur oleh Ken. Selain karena ia tidak siap dan tak menyangka Ken akan menyerangnya, lagi pula seumur hidup ia tak pernah berkelahi dan tak tahu bagaimana caranya berkelahi.

"Lu gak apa-apa?" Tanya Wira.

Yuda menggeleng lemah. Ia melepaskan tangannya dari genggaman Wira.

"Thanks," jawab Yuda dengan suara serak. "Ini kan yang kamu mau? Kamu berhasil jadiin aku bahan lelucon orang-orang" Kata Yuda sambil menatap mata Wira sejenak lalu pergi.

PERWIRA YUDA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang