13. Ken

8.1K 579 71
                                    

Teriakan histeris Yuda mau tak mau membangunkan Wira yang sedang tidur pulas.

"Duy...?! Kenapa?!" Tanya Wira langsung bangun dengan penuh kewaspadaan.

"Kemana baju gue?!"

"Tuh, di belakang pintu..." Jawab Wira santai sambil mengucek-ucek matanya.

"Apa yang udah lu lakuin ke gue?!"

Wira langsung menatap Yuda. Ia melihat amarah di mata Yuda. Rahang cowok itu mengeras dan dadanya naik turun.

"Jangan salah paham. Gue nggak ngapa-ngapain lu kok," kata Wira.

"Buktinya sekarang apa?! Gimana lu bisa bilang nggak apa-apa?!"

"Beneran. Lu dengar dulu ya penjelasan gue..."

Yuda bergeming.

***

Semalam Wira terbangun tak sengaja karena mendengar suara kresek-kresek entah dari mana. Awalnya ia tak ambil pusing. Tapi makin lama suaranya makin keras sehingga membuatnya terpaksa membuka mata dan menajamkan indera pendengarannya. Dalam pikirannya mungkin itu ada bandit yang nyoba masuk rumah. Tapi tak lama kemudian terdengar geraman kucing.

Bag! Bug! Bag! Bug!

Terdengar suara gedebak-gedebuk di tanah yang sepertinya berasal dari samping kamarnya.

Miawww....!!! Miaww....!!!

Terdengar suara dua kucing bersahut-sahutan, nampaknya sedang berkelahi. Kemudian bunyi gedebak-gedebuk lagi. Mungkin lagi adu fisik kayak acara One Pride di TV One. Tak lama dua kucing itu berlarian menjauh saat Wira hendak keluar mengusir dua kucing yang bikin gaduh tengah malam buta.

Wira menghela nafas. Ia menoleh ke arah Yuda yang tidur nyenyak di sampingnya. Ia melihat tangan kanan Yuda terjuntai ke lantai. Ia pun bangun untuk menaikkan tangan Yuda ke samping tubuhnya.

"Sial...!" Umpat Wira saat melihat segerombolan semut hitam kecil mengerubungi cokelat di lantai. Cokelat yang bungkusnya sudah ia buka sebelumnya karena ingin diberikan ke Yuda saat cowok itu ngambek tadi sebelum tidur.

Sialnya lagi, semut-semut itu menyebar dan bergerak ke arah tempat tidur. Setelah di teliti ia menemukan dua-tiga ekor hewan kecil itu sudah berada di tempat tidur dekat tubuh Yuda.

"Aduy bisa digigitnya kalo begini," gumam Wira. Ia tahu betul si kecil hitam itu meskipun berukuran mini tapi kalo digigitnya sakit dan gatal banget. Dan ia tak tahu sudah berapa lama hewan itu bergerilya di dekat mereka. Jangan-jangan sudah lama dan sudah menyerang tubuh Yuda.

Wira langsung bangun dan mengambil bungkusan cokelat yang terbuka berikut cemilan lainnya dan membawanya ke dapur. Dari dapur ia membawa sapu. Tapi sebelum membersihkan tempat itu, ia melepaskan selimut dan juga seprai dengan hati-hati agar tidak membangunkan Yuda.

Ia melepaskan bajunya dan menngibas-kibaskan bajunya selayaknya kemoceng di sekitar tubuh Yuda untuk menyingkirkan semut-semut nakal itu.

Untuk memastikan bahwa tidak ada semut bandel yang tersisa, ia melepaskan semua pakaian Yuda. Ia geleng-geleng kepala melihat Yuda yang masih tetap pulas saat ditelanjangi. Ia tak menyangka kalau cowok itu kalo tidur kayak kebo. Nyenyak banget kayak mati suri.

Setelah membersihkan tempat tidur di posisi yang tadinya ia tiduri, Wira mengangkat tubuh Yuda dan memindahkannya ke dekat dinding. Cowok itu masih tetap terlelap. Hanya bergerak sedikit kemudian tertidur lagi.

Kini giliran kasur yang ditiduri Yuda tadi yang dibersihkannya. Setelah itu ia mengibaskan pakaian Yuda di udara, agar semua debu, kotoran dan semut yang mungkin masih menempel di sana berjatuhan ke bawah. Pakaian itu kemudian ia sampirkan di hanger di belakang pintu. Ia sebenarnya ingin kembali memasangkan lagi pakaian itu ke tubuh Yuda, tapi pasti repot dan susah. Ia putuskan besok saja menjelaskannya ke cowok itu. Karena ia tahu kapanpun Yuda bangun dan mendapati kondisinya yang bugil, cowok itu pasti akan salah paham.

PERWIRA YUDA (TAMAT)Where stories live. Discover now