2. Aduy

12.4K 721 91
                                    

Keesokan harinya, Yuda pulang lewat jalan biasanya menuju halte. Persis di tempat ia dihadang tukang palak yang apes kemarin, ia kembali dikejutkan dengan sergapan seseorang dari samping.

Pemalak kemarin !

"Kamu lagi???" Seru Yuda lantas geleng-geleng kepala.

Cowok itu nyengir.

"Mau ngapain lagi? Belum puas kemarin dihajar massa? Pengen dihajar lebih banyak orang lagi ya?! Aku teriak nih...!!!"

"Ee, nggak, nggak!!! Bukan gitu... Lu nggak lihat apa muka gue udah lebam gini?"

"Terus mau ngapain???" Tanya Yuda seraya memperhatikan beberapa bekas luka dan lebam di sekitaran bibir dan pelipis cowok itu.

"Gue kesini mau minta maaf sekaligus mau bilang terima kasih sama lu..."

"Oohh... Ya udah, aku maafin. Jangan ulangi lagi. Cari rezeki tuh yang halal..." kata Yuda sambil jalan.

"Kok lu mau nolongin gue kemarin? Padahal gue mau malakin lu?" Cowok itu mensejajari langkah Yuda.

"Mau cari aman aja. Kalo kamu mati konyol dihajar massa kan aku juga yang repot. Diinterogasi polisi... kan ribet urusannya..."

"Aahhh, ya, ya. Gue kira karena rasa kemanusiaan. Ternyata nyari selamat..." desis cowok itu.

"Lagian kamu itu emang kerjaannya tukang palak? Nggak sekolah ya? Kayaknya umur kita sebayaan..."

Cowok itu malah tersenyum.

Yuda memperhatikan penampilan cowok itu sekilas. Melihat perawakannya yang tegap dan bersih, Yuda nggak yakin kalo cowok itu putus sekolah karena faktor ekonomi. Murni karena masalah pribadi cowok itu yang kagak benar. Pasti remaja begajulan.

"Udah jangan ngikutin aku. Ntar orang-orang kira kita temenan dan nyangka aku komplotan pemalak juga..." kata Yuda sambil mengeluarkan HP dari saku celananya. Ia membuka salah satu aplikasi sosial. Saat itu juga terdengar nada khas pemberitahuan pesan masuk dari aplikasi itu berkumandang.

Kali ini cowok itu terbahak.

Yuda mengerutkan keningnya.

"Nama lu siapa?" Tanya cowok itu dengan wajah yang luar biasa sumringah.

"Aduy."

"Siapa?"

"ADUY!"

"Serius? Nama lu agak aneh. Artinya apa? Kenapa nggak Adul aja?"

Yuda berjengit. Apaan sih nih orang? Sok akrab banget. Ganggu aja!

"Tapi lebih bagus Aduy sih. Kalo Adul kan identik sama pelawak itu... bikin fantasi gue rusak," terang cowok itu makin ngelantur.

Nggak waras, gerutu Yuda seraya mempercepat langkahnya.

"Nggak usah tergesa-gesa gitu jalannya. Gue tau lu nggak nyaman sama gue. Oke gue pergi."

Itu tahu. Huss! Huss! Pergi sana!! Usir Yuda dalam hati.

"Gue cuma mau ngingetin, lain kali pulangnya nggak usah jalan sini. Sekarang banyak jambret yang mulai beroperasi di sini..."

Yuda menghentikan langkahnya seraya menatap cowok itu lekat.

"Jambret? Kamu jambret juga?"

"Lho, kok gue?"

"Apa yang kamu bilang barusan menyiratkan kalo kamu itu tahu tentang operasi itu. Berarti itu tandanya kamu bagian dari mereka!"

"Enggaakkk. Jangan nuduh gitu dong. Orang ngasih tahu bukannya terimakasih..."

PERWIRA YUDA (TAMAT)Where stories live. Discover now