20. Doppelgangers

5.3K 503 108
                                    

"Om...? Pagi, Om..." Yuda buru-buru membungkuk sedikit, memberi hormat.

Agah mengangguk pelan.

"Saya belajar, Om. Besok ada ulangan. Maaf kalau suara saya bikin ribut," kata Yuda.

"Wira mana?"

"Di kamar," jawab Yuda disertai gerakan menoleh ke arah bangunan sayap kanan.

"Kok nggak ikut belajar juga?"

"Wiranya lagii..."

"Dia masih tidur?" Potong Agah.

Yuda mengangguk ragu.

"Ajak juga dong dia belajar. Biar besok bisa sama-sama jawab soalnya."

"Sebenarnya saya sama Wira beda sekolah, Om," beritahu Yuda.

"Ohh, gitu..." Agah mengangguk-angguk. "Kamu sekolah di mana?"

"SMANSA."

Agah kembali mengangguk.

"Saya dan Wira beda angkatan juga..."

"Beda angkatan? Kamu kelas satu?"

"Kelas tiga."

"Oh, kamu sudah kelas tiga...?"

Yuda tersenyum kikuk.

"Oh, ya, nama kamu siapa?"

"Yuda, Om."

"Yuda kayaknya anaknya nggak neko-neko kayak anak om. Kenapa suka sama Wira?"

Yuda menelan ludahnya. Ia bingung bagaimana cara menjawabnya.

"Ya udah, nggak usah dijawab. Silahkan belajar lagi," pungkas Agah sambil berlalu menuju bangunan sayap kanan sambil menggulung lengan bajunya.

"Wira baik, Om!" Seru Yuda membuat langkah Agah terhenti. Ia berbalik arah ke Yuda.

"Wira itu baik," ulang Yuda. "Om sendiri tadi yang bilang kalau aku orangnya nggak neko-neko. Itu bener kok. Aku nggak banyak ulah dan baik-baik. Jadi kalau anak kayak aku bisa suka sama dia, Om bisa menyimpulkan sendiri Wira orangnya gimana."

Agah mangut-mangut.

"Om tau dia baik... Dan semoga dia semakin baik setelah temenan sama kamu," kata Agah lalu berbalik pergi.

Yuda menghela napas lega. Ia tak menyangka akan berbincang seperti ini dengan orang terkaya di kota ini. Yang lebih mengejutkan lagi, sikap Agah kali ini cukup hangat. Membuat pandangan Yuda tentang sosok itu sedikit berubah.

***

Mendekati pukul setengah tujuh pagi, Yuda kembali ke kamar dan mendapati Wira masih pulas.

"Kanggg...banguuunnn..." Kata Yuda sambil mengguncangkan bahu Wira.

"Eenggg..."

"Banguuunnn. Udah pagi. Udah mau jam tujuh."

Wira membuka matanya yang masih dihinggapi kantuk. Ia mengucek-ucek matanya dan menemukan wajah Yuda di hadapannya. Ia langsung menarik tangan Yuda hingga tubuh cowok itu jatuh ke dadanya. Ia memeluk Yuda erat sambil menciumi leher dan pipi Yuda.

"Pagi, Aduy..." Bisik Wira kemudian dengan suara serak.

"Pagi, tukang molor."

Wira terkekeh. Ia mengeratkan pelukannya sambil kembali memejamkan matanya.

"Kang...banguuunnn...!" Yuda mencubit dada Wira.

Wira membuka matanya dan lagi-lagi menguap.

"Udah, ah. Aku mau mandi," pungkas Yuda sambil melepaskan diri dari dekapan Wira. Ia berjalan menuju meja belajar, menyiapkan buku yang akan dibawa ke sekolah setelah itu berjalan menuju kamar mandi meninggalkan Wira yang masih berbaring di tempat tidur sambil mengawasi dirinya.

PERWIRA YUDA (TAMAT)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum