3. "...Dia harta Karun gue."

9.8K 664 89
                                    

Suasana lebih ramai pagi ini saat Yuda memasuki ruang kelas.

"Lagi ngobrolin apa sih anak-anak?" Tanya Yuda ke Anggi sambil melirik teman-temannya yang mengelilingi Fajar, cowok paling bandel di kelas mereka.

"Soal anak kelas lain yang berantem sama siswa SMA Pratama..." jawab Anggi yang merupakan teman sebangkunya.

Yuda terdiam sejenak. Ia teringat pertanyaan cowok cecunguk itu kemarin.

"Sempat dengar. Emang permasalahannya apa?"

"Biasa, gara-gara wece..."

"Hah?! Gegara WC? Kok bisa?!"

"Pasti kamu salah paham nih... bukan toilet ya, tapi wece. Wecewecewecewe..."

"Cewek?!" Yuda baru ngeh.

"Yup!"

"Ya elah, cuma gara-gara cewek doang..." Yuda geleng-geleng kepala.
Anggi langsung menatap Yuda lekat.

"Kenapa?"

"Kamu sih belum pernah jatuh cinta. Udah kelas XII, masih aja ngejomblo. Wajar sih kalo kamu bilang itu nggak penting. Tapi kalo yang udah pernah ngerasain cinta, perkara cewek atau cowok inceran kita direbut mah jadi masalah besar. Nyawa bisa jadi taruhannya..." terang Anggi.

"Segitunya..."

"Iya. Cinta bisa bikin orang gelap mata."

"Serem amat. Aku takut jatuh cinta jadinya..."

"Ya gitu tuh kalo udah jadi jomblo akut. Udah kayak penyakit menahun tahu nggak? Udah mati rasa. Noh, kamu lihat sela-sela jari kamu..."

"Kenapa?" Yuda merentangkan kelima jarinya.

"Ada sarang Spiderman-nya tuh. Kelamaan nggak ada yang genggam, hahahaha...!"

Yuda ikutan ngakak. "Emang kamar kosong apa, pake dipenuhi jaring laba-laba..."

"Situ emang kosong. Hatinya yang kosong. Eaaaa...!"

"Aahh, isa ae lu tong! Hahahaha...!"

***
Selesai cekakak cekikik sama Anggi, teman sebangkunya yang terkenal sering gonta-ganti cowok itu, Yuda bermaksud menamatkan film yang semalam ia unduh dan tonton, tapi sedikit lagi selesai keburu ketiduran.
Namun pikirannya tiba-tiba kembali ke sosok cowok cecunguk itu. Kok dia bisa tahu tentang perkelahian antara murid SMASA dan SMA Pratama? Sebegitu hebohnya perkelahian memperebutkan cewek itu sampai-sampai bisa nyampe ke telinga bandit kelas teri macam dia?

Awalnya Yuda kepikiran tentang pertanyaan itu, tapi kemudian pertanyaan lain muncul di benaknya. Seperti : Nama cowok itu siapa ya? Siang ini dia bakal nongol lagi nggak? Kalo dia nongol, aku mesti diam lagi atau gimana?

Yuda tak bisa mencegah pikiran semacam itu memenuhi benaknya. Meskipun ia berusaha mengenyahkan, namun pertanyaan itu terus menari-nari di kepalanya...

***

Tidak seperti biasanya, hari ini Yuda bergegas keluar sekolah sesaat setelah bel pulang berbunyi. Ia cuma ingin menghindari cowok cecunguk itu. Biasanya ia berjalan dengan gontai menuju gerbang sekolah. Tapi kali ini ia berjalan setengah berlari berharap cowok itu belum menunggunya di luar sana.

Tapi apa daya, baru berjalan beberapa langkah dari pintu gerbang sekolah, apa yang tak diharapkannya justru terjadi. Cowok itu sudah bersender di pagar sebuah bangunan perkantoran yang bersebelahan dengan gedung sekolah Yuda, menunggu dirinya.

Tapi anehnya, wajah cowok itu nampak tegang. Saat melihat kedatangan Yuda, ia langsung berdiri dan berjalan menghampiri Yuda sambil berkata, "Jangan ke halte!"

PERWIRA YUDA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang