25. Rencana Wira

4.8K 419 115
                                    

Malam harinya Agah pulang dan mendapati Wira sedang duduk di tepi kolam renang di samping selasar dengan ponsel di tangannya.

"Yuda nggak kembali ke sini?" Tanya Agah sambil berdiri di ujung selasar.

Wira mengangkat wajahnya sebentar lalu kembali fokus ke layar ponselnya.

"Papa minta maaf," ucap Agah. "Karena papa hubungan kamu sama Yuda jadi bermasalah. Kasihan dia terlibat sama masalah keluarga kita."

Dada Wira bergemuruh.

"Apa yang lu tahu tentang Yuda?"

"Kamu yang lebih tahu dia dari papa," jawab Agah.

Wira tertawa sumbang.

"Papa sangat berharap kesalahpahaman diantara kalian segera selesai. Apakah kamu perlu bantuan papa untuk meyakinkan dia?"

Gigi-geligi Wira bergemeletuk. "Kenapa lu perduli banget sama dia?! Pasti ada yang lu sembunyikan dari gue!"

"Bukannya kamu sendiri yang minta perhatian dari papa? Papa mencoba untuk memberikan apa yang kamu minta."

"Taiklah!" Umpat Wira. "Udah banyak teman yang gue bawa ke rumah ini. Tapi kenapa cuma Yuda yang bisa menarik perhatian lu?"

"Karena dia beda dari teman-teman kamu yang lain."

"Beda apanya? Mereka semua datang dengan baik dan sopan ke sini. Sama kayak Yuda. Bahkan gue ingat pertama kali gue kenalin dia ke lu, lu juga acuh sama dia sama kayak memperlakukan teman-teman gue yang lain. Tapi kenapa tiba-tiba lu jadi care sama dia? Kalau memang dia beda, seharusnya dari awal lu bersikap baik sama dia. Jelasin kenapa!" Tuntut Wira.

"Papa nggak ngerti sama kamu. Kamu selalu curiga sama orang lain. Bahkan sekarang kamu mencurigai teman kamu sendiri?"

"Karena gue udah tahu semuanya!"

"Sudah tahu semuanya tapi kamu masih minta penjelasan...?" Ujar Agah santai.

"Apapun yang berhubungan dengan gundik lu itu, maka lu gak akan butuh waktu dan gak butuh mikir supaya lu menyukainya."

"Itu lagi, itu lagi yang kamu bahas. Sudahlah..." Pungkas Agah sambil berjalan menyusuri selasar.

"Jangan lu harap karena Yuda itu anak gundik lu, maka gue bakal diam aja, Pa!" Seru Wira berapi-api.

Agah menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Wira.

"Kenapa?! Lu lihat, semakin lama kebusukan lu perlahan-lahan mulai terbongkar. Gue udah tahu siapa gundik lu itu. Gue tahu rumahnya. Gue tahu namanya. Kalau lu masih aja nyakitin mama, gue pastikan maka sekarang giliran lu dan gundik lu gak bakal hidup tenang. Gue bisa dengan mudah mencuci otak Yuda buat membenci mamanya. Lu lihat aja!" Ancam Wira.

Yuda anak Andhira? Ucap Agah berkali-kali dalam hati.  Pantas saja setiap melihat anak itu aku selalu teringat dengan Dira. Ternyata Yuda anak yang selama ini Dira sembunyikan dari aku...

Agah menatap Wira yang nampak emosi. Agah justru tersenyum puas.

"Makasih, Nak. Makasih atas informasinya," ucap Agah lalu kembali melangkah menuju dapur.

Wira mengerutkan keningnya. Apa maksud papa? Apakah selama ini papa benar-benar belum tahu kalau Yuda adalah anak gundik itu?

***

Yuda termenung menatap layar ponselnya. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam tapi tak ada satupun pesan yang masuk dari Wira.

Ia mencoba menghubungi kontak WhatsApp Wira tapi terdengar bunyi : nomor yang ada telepon sedang dalam panggilan lain.

PERWIRA YUDA (TAMAT)Where stories live. Discover now