75. Saudara Sepupu

3.5K 307 130
                                    

Holla. Maaf lama. Berat banget bikin yang ini. Harus ngubek-ngubek beberapa previous chapter dulu 😌😌😌

Gmn kabarnya?

Seorang sahabat pernah berkata, yang namanya hidup itu harus semangat agar menghasilkan energi positif. Maka dari itu, yok semangat yok! Masih banyak cobaan yang belum dicobain.

===

Refan tersenyum senang setelah mendapatkan pesan M-banking yang memberitahukan bahwa ia baru saja menerima sejumlah uang.

"Lumayanlah buat bayar biaya wisuda ntar," ucapnya senang. Selebihnya mungkin ia akan gunakan untuk membeli beberapa potong kemeja baru dan keperluan lainnya.

"Otak encer itu emang sangat diperlukan," katanya sambil mengetuk-ketuk jidatnya sendirian dengan ujung telunjuk.

Ia melihat jam. Waktu sudah menyentuh angka enam. Ia memutuskan untuk menjenguk mamanya di Amreta sekaligus makan malam di sana saja. Ia juga ingin mengabarkan pada sang mama kalau hari ini ia sudah mendapatkan persetujuan untuk mengikuti sidang skripsi.

Maka pergilah sore itu Refan dengan langkah ringan dan perasaan senang menuju Amreta. Sesampainya di sana, saat ia sedang memarkirkan mobilnya, ia melihat Wira keluar dari rumah gedongan tersebut dengan raut wajah yang susah dibaca.

Refan tersenyum kecil. Terlebih-lebih saat teringat kembali dengan sebuah pesan yang diterimanya saat dalam perjalanan. Semuanya sudah berakhir. Saatnya ia memperbaiki hubungan dengan cowok itu, gumam hati kecilnya.

Refan pun keluar dari mobilnya dan berjalan menuju teras. Di tengah jalan ia kemudian berpapasan dengan Wira.

"Apa kabar, Wir?" Sapa Refan.

"Seperti yang lu lihat," jawab Wira sambil menoleh ke arah mobil Refan yang terparkir itu.

"Ada apa? Nyari siapa?" Tanya Refan.

Wira menggeleng. Refan terkekeh.

"Kalo nyari Yuda, dia nggak ke sini. Gue sendirian."

"Nggak nyari juga sih. Gue udah tahu keadaannya," jawab Wira.

"Oh ya? Lu turut bahagia kan? Kalian berdua emang lebih baik cuma jadi saudaraan aja. Sayang sebagai saudara itu bakal langgeng daripada pacaran. Gue yakin lu bakal menemukan pengganti dia seperti halnya Yuda yang udah membuka hati untuk Rizky."

"Apa? Apa tadi?" Mata Wira melotot.

"Yuda ditembak sama Rizky. Sekarang mungkin mereka lagi dinner romantis."

"Omong kosong, njir. Ya kali. Hahahaha...!"

"Gue serius. Sekarang Yuda di rumah Rizky."

"Jangan bercanda lu, Bang!" Wajah Wira jadi serius.

"Ngapain gue bercanda."

"Berarti adik lu itu udah gila! Percuma gue kasih bukti. Emang dasarnya aja suka, cuih!"

Refan langsung melotot. "Justru keputusan yang benar dia sama orang lain daripada sama lu yang cuma bisa bikin masalah buat dia!"

"Benar apanya pacaran sama penjahat kelamin anjing?! Bego iya!"

"Siapa yang penjahat kelamin?"

"Rizky lah! Yuda gak cerita sama lu?"

"Dia gak cerita apa-apa. Gue belum ketemu sama dia dari semalam."

"Rizky itu psikopat !" Kata Wira sambil mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Ia lantas memperlihatkan video saat Ken dan Rizky sedang berduaan.

PERWIRA YUDA (TAMAT)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant