31. Wirakita

4.8K 394 58
                                    

Tiga hari telah berlalu. Tapi belum ada juga tanda-tanda Nalini akan sadar dari komanya. Keluarga, teman, kerabat, tetangga dan rekan bisnis keluarga Tarangga silih berganti mengunjunginya. Semuanya selalu menanyakan hal serupa yakni apa penyebab serangan jantung yang menimpa Nalini sehingga bisa separah ini. Jawaban yang diberikan pun serupa yakni Nalini terjatuh dari tempat tidur sehingga mengalami benturan keras dan traumatik. Sebuah jawaban yang benar-benar memuakkan bagi Wira. Tapi bagi Wira ini bisa jadi sebuah senjata bagi dirinya untuk menghancurkan Agah suatu saat nanti.

Di hari ketiga ini, Eyangnya menyarankan Wira untuk kembali bersekolah.

"Kamu sekolah ya, le. Biar mama, eyang sama kakek dan nenek yang jaga ya?" Bujuk Eyang Kakung.

"Kung kamu bener, A'. Mau sampai kapan kamu izin libur sekolah? Kalau ada apa-apa, pasti Kakek langsung beritahu Aa ya?" Imbuh kakeknya.

"Kamu tenang aja, le. Mama kamu juga pasti ndak mau kamu bolos sekolah gara-gara dia," kata Eyang Putri.

"Iya. Besok Wira mulai sekolah lagi," kata Wira.

Sore harinya, datang Yuda berkunjung membawa buah. Ia dikenalkan sama kedua Eyang dan kakek-nenek Wira. Ini pertama kalinya Yuda datang lagi setelah hari Minggu itu. Setiap hari ia selalu pulang sore karena les tambahan dan malam harinya harus belajar dan mengerjakan PR, membuatnya sudah capek duluan untuk pergi bertemu Wira meskipun ia kangen berat. Meskipun terkadang sudah ia niatkan dalam hati untuk mengunjungi sang pacar sepulang les atau setelah makan malam. Tapi rasa malas pergi membuat keinginannya itu selalu tertunda. Selama dua hari ke belakang mereka hanya berkomunikasi lewat WhatsApp.  Akhirnya hari ketiga ini Yuda memutuskan untuk mengunjungi Wira dan mamanya sehabis pulang les. Ia sengaja tidak pulang ke rumah dulu sebab kalau sudah pulang dan masuk ke kamar biasanya mager malas kemana-mana.

Wira langsung mengajak Yuda keluar. Ia ingin memeluk  dan mengobrol dengan cowok itu di sepanjang lorong.

Setelah mereka pergi, Eyang Putri berbisik pada sang suami, "Kung ngerasa ndak kalau temannya Wira tadi itu mirip sama Dhira?"

***

Wira memeluk Yuda sesaat setelah mereka keluar dari ruangan Nalini.
Yuda membalas pelukan Wira. Mereka berpelukan tanpa kata, namun hati mereka berbicara satu sama lain mengungkapkan rindu yang tersimpan.

Setelah pelukan itu dilerai, Wira menggenggam tangan Yuda dan mereka berjalan di sepanjang koridor rumah sakit yang nampak lengang.

"Kenapa ke sini? Ntar dicariin sama mama kamu," kata Wira.

"Kangen banget. Gak nampol cuma lewat telepon doang," terang Yuda.

"Pengennya langsung nyentuh gitu ya," goda Wira sambil membawa tangan Yuda ke dadanya.

Yuda langsung mencubit dada sang pacar.

Wira melepas cubitan Yuda dan memindahkan jari-jemari itu ke atas nipple-nya. "Cubit di sini aja," katanya.

"Ihhh, ogah. Gak mau nyubit, pengennya diisap," goda Yuda.

"Anjiir...!" Seru Wira. "Ke toilet yuk?"

Yuda langsung memukul kepala Wira dengan tangan satunya lagi.

"Itu tadi Eyang yang sempat akang ceritakan itu ya?" Tanya Yuda.

"Iya. Yang pake sanggul baju kebaya itu Eyang Putri. Yang di sampingnya tadi itu Eyang Kakung. Kalo yang duduk di sofa tadi kakek sama nenek dari Papa."

"Mereka orang Sunda kan ya?"

"Iya. Kakek sama nenek dari logatnya aja udah Sunda pisan."

PERWIRA YUDA (TAMAT)Where stories live. Discover now