10. Rizky

7.3K 568 137
                                    

Wira mengaku pada Yuda kalau ia mengerahkan teman-temannya yang tergabung dalam Paguyuban PEPEK CIMAI untuk beraksi mengerjai Refan. Wira tak menjelaskan secara detail bagaimana proses mengerjai itu. Ia hanya menjelaskan bahwa mereka menghentikan mobil Refan secara paksa di sebuah jalanan sepi, memaksa cowok itu keluar, merampas uangnya dan mengatakan agar jangan mengganggu Yuda lagi sebab Yuda adalah salah satu teman mereka. Kalau Refan tidak mengindahkan ancaman mereka, maka siap-siap saja rasakan akibatnya.

Tentu saja Yuda protes karena namanya dilibatkan dalam aksi itu. Tapi Wira memastikan bahwa semua akan baik-baik saja.

"Lu tenang aja. Percaya sama gue. Gue gak mungkin melibatkan lu," kata Wira.

Saat ini mereka sedang duduk di Mhiu Restauran. Yuda menemani Wira makan siang yang sebenarnya lebih cocok disebut makan sore mengingat waktu sudah menunjukkan pukul enam belas. Ia hanya memesan Boba saja. Sementara Wira memesan nasi ayam bumbu rujak, udang telur asin, jamur tiram goreng dan ice kiwi squash.

"Kalau dia ngadu ke polisi gimana?"

"Gak mungkinlah, Duy. Dia juga salah udah meras kamu. Mana beranilah dia. Lagian dia mau ngelaporin apa? Bukti kagak ada. Gue juga nggak ngapa-ngapain dia."

"Iya juga sih. Dia gak kehilangan apa-apa. Duit yang diambil juga bukan duitnya dia," Yuda membenarkan.

"Tuh, pinter..." Kata Wira sebelum mencomot seekor udang goreng di piring. Cowok itu makan dengan lahap.

Oh, iya tentu kalian ingin tahu kepanjangan dari Paguyuban PEPEK CIMAI yang terdengar so dirty itu kan? PEPEK CIMAI singkatan dari Persatuan Pemalak Cinta Damai yang diprakarsai siapa lagi kalau bukan cowok di hadapan Yuda saat ini.

"Jadi itu perkumpulan yang gue bentuk sebagai wadah solidaritas antar sesama pemalak gitu. Biar mereka bisa saling membantu satu sama lain. Profesi sebagai pemalak kan resikonya gede. Kadang dapat kadang kagak. Jadi lewat wadah itu mereka bisa saling berbagi. Kalo lagi gak dapat korban mereka bisa pakai dulu uang kas yang dikumpulkan hasil iuran perminggu gitu. Sama kayak paguyuban lain, ada struktur organisasinya. Ketua, sekretaris, bendahara... kita bikin peta wilayah biar gak saling berebut lokasi malak. Serulah...!"

Yuda hanya bisa melongo tak percaya ketika mendengar Wira mendeskripsikan paguyuban yang disudah dibentuknya.

Apa-apaan nih? Kata hatinya tak percaya. Aku lagi nggak ngigau kan barusan?

Ia menatap wajah Wira lekat. Air muka cowok itu nampak sangat bangga dan happy saat menjelaskan a fucking community yang dibentuknya. Seolah-olah ia sudah sangat berjasa besar bagi masyarakat.

"Kamu tahu nggak kalo otak kamu itu sama dengan makanan yang lagi kamu makan," kata Yuda sambil menunjuk udang telur asin di atas meja yang tinggal sedikit.

"Kenapa?"

"Otak udang!"

"Njir...kejam banget," balas Wira sambil memasukkan beberapa iris jamur goreng ke mulutnya.

"Lah iya. Otak kamu itu di pantat kali ya jadi gak bisa mikir dengan benar. Yang namanya kejahatan itu harusnya dibasmi bukannya dibikinin wadahnya. Kalo orang-orang tahu, kamu bisa dilaporkan ke polisi. Itu organisasi melanggar hukum, bego!"

"Yang tahu cuma gue, anggota PECI--PEPEK CIMAI dan lu. Kalo sampai ketahuan kita udah tahu siapa pelakunya," kata Wira sambil mengarahkan telunjuknya ke Yuda.

"Namanya lagi. Cabul banget tahu nggak! Gak ada singkatan lain apa? Tahu deh. Pasti selain kang palak isinya kang mesum semua!" Tuding Yuda.

Wira nyengir.

PERWIRA YUDA (TAMAT)Where stories live. Discover now