15. Amreta Residance

6.3K 574 63
                                    

Melihat reaksi Wira yang sedemikian rupa, karuan saja membuat Yuda langsung berpikir yang nggak-nggak.

"Sudahlah," desah Yuda dengan nada putus asa. Ia melempar bungkus pengamanan itu ke lantai lalu mengambil tas sekolahnya.

"Duy..." Panggil Wira.

Yuda bergeming. Ia hendak melepaskan kaos yang ia kenakan, ketika Wira bangkit dan menahan gerakan Yuda.

"Gue bakal jelasin."

"Jelasin apa lagi? Lu emang berandalan. Harusnya gue gak terlalu berharap banyak," kata Yuda sambil menepis tangan Wira.

"Itu bukan punya gue."

Yuda mendengus.

"Gue serius. Sumpah demi apapun."

"Terus punya siapa? Punya teman kamu? Iya?"

"Yaa---"

"Teman ngewe kamu kan?!" Potong Yuda.

"Bukan. Serius!"

"Terus ngapain itu kondom ada di sini? Buat apa? Lu coli pake kondom, hah?!"

"Itu punya Bang Lukman."

Satu lagi nama muncul dari bibir si bangsat ini, geram Yuda.

"Bang Lukman siapa lagi ini sih Anjing?!" Yuda benar-benar emosi.

"Dia---"

"Selingkuhan lu? Teman kencan satu malam lu? Gigolo yang lu pesan?!" Cerocos Yuda dengan dada kembang kempis.

"Bang Lukman yang punya rumah ini."

Yuda memejamkan matanya sejenak, mencoba tenang. Ucapan Wira makin terdengar tak masuk akal baginya.

"Lukman yang punya rumah, tapi sekarang rumah ini lu yang sewa. Terus dia datang ke sini sekedar numpang ngewek? Atau ngajakin lu ngewek?!"

"Oke, apapun alasan yang gue kasih, lu gak bakal bisa lu terima. Gue bakal jujur," kata Wira.

"Sekarang gue tahu jaket gue sama siapa. Lu kasih ke tuh orang kan?!"

"Nggak. Jaket lu ada sama gue."

"MANA?!"

Tiba-tiba terdengar suara motor yang memasuki halaman.

Wira bergerak cepat melongok lewat pintu kamar. Ternyata makanan pesan mereka yang tiba. Ia buru-buru keluar meninggalkan Yuda yang mematung dengan tubuh masih dikuasai amarah.

"Nih, Bang," kata Wira cepat sambil menerima makanan yang ia order.

"Kembaliannya, Mas..." Tahan sang driver grabfood ketika Wira langsung masuk ke dalam.

"Buat Abang aja!"

"Tenkyu, ya...!" Balas sang driver senang.

Wira tak menjawab. Fokusnya sekarang ke Yuda yang ternyata sudah berdiri di luar kamar juga dengan seragam sekolah lengkap sambil menggendong tas sekolahnya bersiap pergi.

"Duy, jangan pergi," tahan Wira.

"Udahlah. Gue gak percaya sama lu. Aku gak mau terus dikadalin sama kamu."

"Maaf..."

"Terus-terusan aja kamu minta maaf!" Kata Yuda sambil berjalan melewati Wira.

"Gue bakal cerita semuanya. Semuanya!"

"Telat!" Ketus Yuda.

Wira berjalan cepat mendahului Yuda dan menghalangi cowok itu di depan pintu.

PERWIRA YUDA (TAMAT)Where stories live. Discover now