49. Wirakita Berulah

3.4K 331 125
                                    

Daerah Condet Mati Lampu
Author Updet Pagi Buta

Happy Reading !!!

***

Yuda tengah asik berenang sendirian saat Agah melintas. Yuda menegur sang papa tiri sambil berenang ke tepi.

"Tumben jam segini berenang?" Tanya Agah.

"Nggak apa-apa, Pa. Pengen aja. Tadi pulang sekolah habisnya gerah," jawab Yuda.

"Gimana di sekolah hari ini? Perkembangan beritanya di sekolah kamu gimana?" Tanya Agah.

"Sejujurnya sih bikin nggak nyaman, Pa. Banyak yang nanya. Bahkan ada siswa sekolah lain yang datang nemui aku sekedar mau nanya-nanya gitu..."

"Sampai segitu? Ada?" Agah tak percaya.

Yuda mengangguk. Ia langsung teringat Ken. Namun ia memilih untuk tidak menceritakan detailnya kepada Agah.

"Maaf, ya. Secepatnya papa akan membereskan masalah ini. Kalau bukti untuk menyanggah semua tuduhan itu sudah terkumpul semua, papa akan menginformasikan pada masyarakat yang sangat haus akan urusan rumah tangga orang lain itu tentang semua kebenarannya," kata Agah.

Yuda mengangguk. "Makasih, Pa."

Agah yang mengangguk kali ini. "Ya sudah, lanjutan berenangnya," kata Agah sambil mengelus rambut Yuda yang basah.

Yuda tersenyum. Setelah Agah berlalu, ia kembali menyeburkan dirinya ke kolam dengan perasaan semakin tenang.

Rupanya Wira menyaksikan pemandangan itu. Ia yang selesai mandi berencana bersantai di tepi kolam renang sambil mendengarkan musik dan nge-game, ia tidak tahu kalau Yuda ternyata berenang. Saat tiba di sana, ia sudah menemukan Yuda bersama Agah sedang bercakap-cakap. Tidak lama tapi terlihat akrab. Saat Agah mengelus rambut Yuda, ia hanya bisa menelan ludahnya.

Setelah Agah pergi, Wira melangkahkan kaki menuju selasar, berdehem lalu duduk di salah satu kursi santai terdekat di tepi kolam renang. Yuda yang menyadari kehadiran Wira langsung menoleh.

Wira terlihat acuh, seakan tak menyadari keberadaannya. Cowok itu bersandar dengan nyaman, memasang headset di kuping dan fokus pada layar ponselnya.

He is so charming, puji Yuda dalam hati.

Rambut basah yang tanpa disisir dan acak-acakan itu semakin menambah pesona Wira di matanya. Mata elangnya yang terlihat fokus pada layar ponsel memancarkan aura keperkasaan dan keangkuhan yang justru membuat Yuda ingin berada di bawah tatapan itu. Untuk sesaat ia terpaku menyaksikan keindahan ciptaan Tuhan di hadapannya.

Hampir saja ia kepergok saat sedang memandangi Wira, ketika tiba-tiba cowok itu mengangkat wajahnya. Yuda kaget dan langsung menenggelamkan seluruh tubuhnya ke dalam air cukup lama. Ia menahan napas lalu keluar dengan mengap-mengap dan terbatuk-batuk.

Wira yang menyaksikan pemandangan itu mengerutkan keningnya. Ia melepas sebelah headsetnya.

"Kenapa? You Okey?" Tanya Wira.

"Iya, uhukk...uhukk..." Jawab Yuda terbatuk-batuk.

"Hati-hati..." Pesan Wira sembari memasang lagi headsetnya dan melanjutkan nge-game. Tapi sebelum fokus pada layar ponselnya, ia memandang sekilas ke Yuda. Menelanjangi tubuh Yuda dengan matanya.

Manis dan menggairahkan, desisnya dalam hati. Kulit mulus dan basahnya, pentilnya, perutnya, pantatnya, njir menggairahkan banget sih lu, Duy.

Beruntung banget Rizky, kata hatinya tiba-tiba. Sontak saja ia tidak menyenangi pikirannya itu. Ia langsung menatap Yuda tajam. Sekelabat kemesraan antara Yuda dan Rizky tersaji di depan matanya. Wira langsung menghalau pemandangan menyebalkan itu.

PERWIRA YUDA (TAMAT)Where stories live. Discover now