1. Awal Pertemuan

28.4K 884 93
                                    

Yuda berjalan gontai menyusuri jalanan yang kebetulan siang ini tampak lengang. Cuaca yang terik tak membuatnya lantas mempercepat langkahnya menuju halte bus. Ia merogoh saku seragamnya dan mengeluarkan sepucuk sapu tangan lalu mengusap keringat di jidatnya.
Tiba-tiba seseorang dari arah samping menyergapnya.

"Eeh, eehh... bagi duit!" Kata cowok itu tanpa basa-basi.

"Ng.. nggak ada..." tolak Yuda.

"Buruan...!!!" Paksa cowok itu setengah berbisik.

"Nggak ada!" Tolak Yuda keras sambil mempercepat langkahnya.

Cowok itu mencengkram lengan Yuda keras. "Gua minta baik-baik nih. Jangan sampe gue nekat..." ancam cowok itu.

"Aku juga ngomong baik-baik. Kalau nggak aku teriak nih..." Yuda balas mengancam.

Cowok itu celingak-celinguk. Ia memperhatikan sekeliling. Tiba-tiba ia mengangguk dan mengacungkan jempol ke arah depan entah ke siapa. Perasaan Yuda mulai nggak enak. Firasatnya mengatakan cowok ini punya komplotan.

"Kalo nggak ada duit, lu punya apa? HP mana HP?!" Tanya cowok itu sembari meraba saku kemeja dan celana Yuda.

Nggak bakal aku biarin, desis Yuda dalam hati. Maka saat cowok itu lengah ia langsung menyikut dada cowok itu dengan keras sehingga cowok itu mengerang kesakitan.
Masih belum puas, Yuda berteriak maling hingga orang-orang berdatangan. Kemudian tanpa banyak tanya orang-orang memukuli cowok itu.

Awalnya Yuda merasa puas. Tapi melihat orang-orang seperti tak akan berhenti memukuli cowok itu, dirinya yang sedari tadi hanya berdiri menyaksikan malah jatuh iba.

"STOP!!! Berhenti!! Berhenti!!!" Teriaknya keras.

Beberapa orang menoleh padanya.

"Cukup, Pak. Bukan dia..." kata Yuda seraya menyeruak menerobos kerumunan.

"Bukan dia apanya?"

"Bukan dia pelakunya. Dia yang nolongin saya..." jawab Yuda dengan terbata-bata sembari merentangkan kedua tangannya untuk melindungi cowok yang sedang terkapar di trotoar itu.

"Hah?!"

"I-iya..."

"Kenapa nggak bilang dari tadi?! Ini malah mantengin aja...!" Sergah bapak berbaju kotak-kotak kesal.

"Terus malingnya lari kemana?"

"Ss..situ. Ke arah situ!" Yuda menunjuk ke sembarang arah.

"Aaahhhhhhh... gimana sih?! Ayo bubar...bubarrr!!"

Yuda mengelus dadanya setelah kerumunan masa itu pergi. Dadanya masih berdegup kencang. Ia menoleh ke arah cowok yang masih meringkuk di trotoar seraya meringis.

"Ya Tuhan, apa yang barusan terjadi???" Gumam Yuda tak habis pikir.

Ia berjongkok dan membantu cowok itu duduk.

"Kamu nggak apa-apa?" Pertanyaan bodoh meluncur begitu saja dari bibir Yuda. Padahal beberapa bekas tonjokan, pukulan dan tendangan terlihat jelas di tubuh cowok itu.

"Maaf..." ucap Yuda seraya mengambil sapu tangan lalu mengelap tetesan darah di sudut bibir cowok itu. "Kalo kamu nggak macam-macam, kejadiannya nggak bakal kayak gini..." sesal Yuda.

Cowok itu tak berucap sepatah katapun. Hanya sepasang matanya saja yang terus menautkan tatapannya ke wajah Yuda. Pun ketika Yuda membuka tas sekolahnya lalu mengeluarkan selembar uang seratus ribu dan berkata, "Aku cuma punya duit segini. Ambil aja buat berobat. Aku harap kamu bertobat."

Setelah itu Yuda bergegas pergi...

***

Yuda masih tak percaya dengan kejadian yang baru saja dialaminya. Setelah dirinya berada di dalam angkot, ia kembali memutar peristiwa yang terjadi belum genap satu jam itu. Cowok yang mau malak barusan usianya masih sangat muda. Yuda menebak usia cowok itu sebaya dirinya. Perawakannya terawat dan aromanya wangi. Yuda sendiri baru menyadari fakta tersebut. Sayang banget necis-necis, sukanya malak, sesal Yuda.

Tiba-tiba nada pesan WA-nya berbunyi. Sebuah pesan dari Mamanya.

Mama : Yud, kok pulangnya telat? Kak Refan udh pulang dan nyariin kamu.

Yuda langsung menghembuskan napas berat seusai membaca pesan barusan.

Kabar buruk, gerutunya seraya memasukkan HP ke saku celananya kembali.

***

Mama langsung menyambut Yuda saat dirinya baru saja melangkah memasuki ruang tamu.

"Yudaaa, kok pulangnya telat? Program les belum dimulai kan?"

"Belum, Ma. Tadi bus-nya telat datang..." Yuda kasih alasan.

"Oohh. Tapi beneran kan ya nggak ada apa-apa?"

"Mama lihat sendiri kan Yuda nggak kenapa-kenapa..."

Sang Mama tersenyum. "Ya udah, buruan ganti baju dan makan siang," kata beliau.

Yuda mengangguk.

"Kakak kamu tadi lama nungguin kamu lhooo..." terang Mama saat Yuda sudah berada di meja makan.

"Oh ya? Emang dia bawa kabar apa?" Tanya Yuda berusaha terdengar antusias.

"Kangen katanya. Kalian kan udah hampir satu Minggu nggak ketemu..."

"Baru juga satu Minggu..."

Mama terkekeh. "Tau tuh. Suka lebay dia..."

Yuda tersenyum seadanya. "Sekarang dia dimana?"

"Kerumah temannya."

Kangen? Taik lah. Kalo kangen gak mungkin pergi, umpat Yuda dalam hati. Tapi baguslah dia pergi. Kalo bisa nggak usah balik lagi atau hilang aja dari muka bumi ini sekalian!!!

***

PERWIRA YUDA (TAMAT)Where stories live. Discover now