4. Wira

8.5K 651 103
                                    

Seperti tak bisa dibendung, pikiran Yuda sampai malam ini terus tertuju pada cowok bandit kelas teri itu. Ia terus memikirkan bagaimana nasib cowok itu. Apakah ia kembali dihajar massa untuk kedua kalinya dalam seminggu ini? Ah, Yuda tak menyukai segala kemungkinan buruk yang bisa menimpa cowok itu. Ia ingin cowok itu baik-baik saja tanpa rasa sakit ataupun lebam di mana saja ia berada. Kalau tidak, ia pasti akan merasa sangat bersalah. Apalagi kalau sampai cowok itu kenapa-kenapa. Ia tak mau berhutang budi kepada siapa pun. Karena ia merasa sekarang saja hidupnya sudah cukup sesak. Jangan sampai ditambah sesak lagi oleh cowok cecunguk itu.

"Aku harap dia baik-baik aja. Plis, Tuhan, jaga dia... jaga dia..." bisik hati kecil Yuda tanpa sadar.

Jujur, untuk pertama kalinya, ia ingin malam segera berlalu dan waktu langsung meloncat ke pukul dua siang, waktu di mana ia pulang sekolah untuk bisa bertemu cowok itu...

***

Seantero sekolah heboh membahas kasus penyerangan yang dilakukan murid SMA Pratama kemarin.
Anggi, langsung berlari menghampiri Yuda yang baru muncul di ambang pintu kelas.

"Ya ampun, Yuuddd, kamu kemarin kemanaaaa???"

"Gimana? Gimana? Anak Pratama beneran nyerang kita?" Yuda balik nanya.

"Hampir. Untung polisi segera datang mengamankan."

"Nggak ada korban artinya kan?"

"Ada. Beberapa anak sekolah kita yang udah keburu pulang ada yang kena keroyok..."

"SERIUS?! Siapa aja? Parah nggak...???"

Melihat reaksi Yuda yang berlebihan, Anggi langsung mengerutkan keningnya.

"Kenapa? Emang pertanyaan aku barusan salah?"

"Nggak siihhh... cuma kok heboh ya? Seharusnya aku yang heboh nanyain situ! Kemarin ngapain buru-buru amat keluar sekolah? Kita khawatir banget kamu jadi korban. Soalnya anak-anak Pratama bergerak dari halte..." terang Anggi.

"Aku mana tahu bakal ada rencana penyerangan? Kalo tahu pasti stay di sekolah dulu..."

"Iya sih... pengumuman kalo seluruh siswa dilarang pulang dulu itu sekitar sepuluh menitan setelah bel pulang berbunyi... Untung belum banyak siswa yang keluar sekolah. Kalo pun ada mereka masih berada di sekitaran area sekolah. Jadi gampang buat disuruh masuk lagi..." terang Anggi.

"Sampai jam berapa kalian di sekolah?"

"Satu jam-an lah... kamu sendiri gimana bisa selamat?"

"Aku udah di perempatan. lihat banyak siswa yang mengarah ke sekolah kita, berisik dan berteriak. Mereka mengarahkan telunjuk ke arah ku. feelingku udah nggak enak. Mereka berlari menghampiri aku. Melihat gelagat mereka yang aneh dan suasana yang chaos kemarin, aku buru-buru naik ojek... Sebelumnya kamu kan udah cerita kalo ada kasus berantem siswa kita dengan siswa Pratama. Pikiran aku langsung tertuju kesana..." cerita Yuda.

Anggi mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Nah, mengenai yang jadi korban siapa aja?"

"Aku juga nggak tahu sihh..."

"Semuanya murid SMANSA kan?"

"Mungkin. Kan yang ada masalah antar dua sekolah. Jadi seharusnya korbannya cuma antar dua sekolah itu dong..."

"Semoga aja deh..." desis Yuda penuh harap. Semoga aja cowok itu bukan termasuk korban. Semoga aja para penyerang itu tahu kalo cowok itu bukan siswa SMANSA sehingga ia nggak dikeroyok.
Tapi cowok itu udah bantu dia kabur kemarin??? Gimana kalo para penyerang marah dan melampiaskan kemarahan mereka ke cowok itu???
Aahhh, Yuda jadi makin nggak tenang.

PERWIRA YUDA (TAMAT)Where stories live. Discover now