24. Wanita Ular

5.4K 455 124
                                    

Wira kaget bukan kepalang melihat siapa yang berdiri di hadapannya kini.

Pelakor itu.

"Lu kenapa di sini? Jangan bilang ini rumah..."

Wanita pelakor itu mengangguk dan tersenyum.

"Kamu benar. Ini rumah Tante, Nak."

Deg. Jantung Wira serasa mau copot dari tempatnya. Hatinya langsung tak karuan. Seketika ia mati rasa. Saat ia kembali pada realita, ternyata mobil wanita itu sudah terparkir di halaman.

"Jadi kamu temanan sama Yuda?" Tanya pelakor itu sambil berjalan menghampiri Wira yang masih sulit menerima fakta yang sedang tersaji di depan matanya.

"Plis, jangan bilang kalau lu mamanya Aduy..." Desis Wira penuh harap, meskipun ia sudah tahu jawabannya.

"Aduy?"

"Yuda," ralat Wira.

"Sayangnya itu benar. Yuda itu anak Tante."

Wira langsung meremas rambutnya kesal luar biasa. "Ya Tuhan, kenapa siihhh..." Geramnya.

"Apakah selama ini Yuda tinggal sama kamu?"

Wira tak menjawab. Rahangnya bergerak-gerak.

"Ya Tuhan, jadi teman yang kamu kenalkan ke Agah itu Yuda?!" Mata Mama Yuda membelalak.

Wira menyipitkan sedikit matanya dan menatap mama Yuda dengan tajam.

"Seberapa banyak yang bajingan itu kasih tahu ke lu, hah?!"

"Bukan papa kamu yang cerita. Tapi mama kamu."

Kali ini mata Wira melotot. "Mama cerita ke lu?"

"Iya. Nalini cerita ke Tante, kalau kamu bawa cowok ke rumah dan bilang sebagai pacar kamu," jawab Mama Yuda. "Dan beliau sedih akan hal itu. Tante bilang pasti itu cuma akal-akalan kamu aja. Tapi setelah tahu yang jadi pacar kamu itu adalah Yuda..." Mama Yuda tidak menyelesaikan ucapannya. Ia justru menghela napas berat.

"Setelah bertahun-tahun gue nyari siapa wanita jahat yang tega menghancurkan keluarga gue, ternyata itu sosoknya orang yang gak gue sangka..." Desis Wira.

"Tante gak pernah menghancurkan keluarga kamu, Nak..."

"Berhenti sok manis sama gue. Jadi begini cara lu menghidupi diri lu dan anak lu?!"

"Kamu salah. Justru aku yang sudah bosan selalu berada di lingkaran keluarga kamu. Kamu tidak tahu berapa banyak rasa sakit yang harus aku terima atas semua ini."

"Kalau begitu berhenti mengganggu keluarga gue. Sudah bertahun-tahun lamanya lu jadi benalu di kehidupan keluarga gue. Entah sudah berapa banyak yang lu peroleh. Apa itu belum cukup? Lu bayangin aja kalau anak lu yang berada di posisi gue. Dulu gue gak bisa bertindak apa-apa karena gue gak tahu lu siapa. Tapi sekarang, gue gak segan-segan membalas apa yang sudah lu perbuat. Berhenti sekarang atau anak lu yang gue jadikan sasaran kemarahan gue!" Ancam Wira sambil berjalan menuju motornya. Ia menaiki motornya dan melesat meninggalkan rumah Yuda dengan perasaan marah luar biasa.

***

Yuda keluar kamar mandi dan menemukan Wira tidak kunjung kembali dari luar. Ia buru-buru mengenakan seragam sekolahnya dan berjalan menuju keluar kamar. Alih-alih menemukan orang yang ia cari, justru ia menemukan sang mama yang sedang termenung di teras.

"Ma, mama udah pulang? Ngapaian duduk di sini sendirian?" Tegur Yuda sambil celingak-celinguk memperhatikan sekeliling. Ia tak bisa menemukan Wira dan moge cowok itu di manapun.

Mama Yuda menoleh dan menatap Yuda lekat.

"Mama lihat teman Yuda nggak?"

"Dia sudah pergi," jawab Mama Yuda.

PERWIRA YUDA (TAMAT)Where stories live. Discover now