50. 19 Detik

3.9K 344 139
                                    

Bang Ashraf jualan kacang
Mohon maaf update-nya telat

Nice, nice.

***

"Apa lu bilang barusan? Suruhan Wira???" timpal Ken.

"Eh, jangan sembarangan ngomong lu!" Wira tak terima.

"Bener kok. Yang gue denger cewek-cewek itu bilang nama lu," kata Rizky.

"Bukan Wira, Ky. Tapi Wirakita," Yuda meluruskan.

"Ohh, Wirakita..." Desis Ken.

"Wirakita itu apa?" Rizky balik nanya.

"Wirakita itu nama fansnya Wira..." Terang Ken.

"Mereka ilegal. Gak ada sangkut pautnya sama gue!" Kata Wira.

Andhira menghela napas sembari menggeleng-geleng. Ia memapah sang putra menuju ke dalam rumah.

"Yuda, Tante, semuanya, gue pamit ya. Yuda semoga lekas sembuh," pamit Rizky.

Yuda menoleh. "Thanks ya, Ky..."

"Terima kasih  Nak Rizky sudah nganterin Yuda pulang. Hati-hati di jalan ya..." Pesan Andhira.

Rizky mengangguk. Ia kembali menuju motornya.

Sekarang yang tersisa hanya Wira dan Ken di teras.

"Lu kenapa masih di sini?" Tanya Wira ke Ken.

"Obrolan kita belum kelar."

"Apanya yang belum kelar sih, Ken? Lu ke sini mau minta maaf dan berjanji mau menjauh. Gue terima permintaan maaf lu. Ya udah sekarang lu bisa pergi."

Ken menelan ludahnya. "Oke. Makasih udah maafin gue. Gue tetap berharap next time kita bisa bertemu dalam suasana yang menyenangkan," kata Ken penuh harap.

"Ho'oh," sambut Wira. "Semuanya tergantung sikap lu."

Ken pun pergi meninggalkan pelataran rumah Wira.

Setelah cowok itu pergi, Wira bergegas masuk dan mendapati Yuda sedang diobati Andhira.

"Lu ingat wajah yang mukulin lu?" Tanya Wira. Ia berdiri dengan satu tangan masuk ke saku celana.

Yuda mengangguk. Sementara Andhira menoleh sebentar lalu kembali fokus mengobati Yuda.

"Kira-kira mereka siswa mana?"

"Nggak tahu. Nggak pernah lihat."

Wira mangut-mangut.

"Sudah. Silahkan istirahat dulu. Lain kali hati-hati lagi. Hindari tempat sepi," pesan Andhira ke Yuda sebelum pergi.

"Ya, Ma..."

Wira kemudian duduk di samping Yuda. "Coba lu ceritain awal kejadiannya gimana sih?" Pintanya.

Yuda menghela napasnya. "Udahlah. Biarin aja..." Kata Yuda sembari bangun lalu berjalan menuju kamar.

Wira langsung mengejar Yuda. Ia menyentuh bahu Yuda. "Ini nggak bisa dibiarin aja."

Yuda tak menyahut dan terus berjalan.

"Duy..."

Yuda masih diam. Ia pergi ke kamar mandi. Saat ia keluar, ternyata Wira menunggunya sambil bersandar di dinding samping pintu kamar mandi.

"Tolong cerita..."

"Udahlah, Wir. Nggak ada cerita yang bisa aku bagi. Aku cuma ingin diam. Selelah itu aku sekarang..." Kata Yuda laku berjalan ke lemari untuk berganti pakaian. Setelah itu ia naik ke tempat tidur, mengenakan headset memutar lagu dan berselancar di dunia maya. Semua pergerakannya itu di bawah pengawasan Wira.

PERWIRA YUDA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang