43. Ken Arok

3K 326 101
                                    

Perwira Yuda is inda house. Baca kuy!!!

***

Agah merasa sikap Andhira jadi dingin sejak pembicaraan mereka tentang Wira semalam. Hal itu sangat terasa ketika pagi harinya, Andhira tak berucap sepatah katapun padanya. Biasanya setiap pagi, ia membangunkan dirinya jika ia belum bangun, atau mendatanginya dengan segelas kopi saat ia membaca koran. Mereka akan mengobrol sejenak lalu Andhira akan menanyakan apa berita yang menarik hari itu sebelum kembali ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Tapi hari ini Andhira langsung saja menaruh cemilan dan kopi lalu segera kembali ke dapur. Bahkan yang memanggilnya untuk sarapan pagi ini adalah salah satu asisten rumah tangga.

"Tuan, kata Nyonya sarapan udah sedia," kata sang ART menirukan pesan Andhira.

Agah mengangguk. Ia bergegas ke meja makan dengan kerah kemeja yang sengaja dibuat tak rapi. Ia lakukan itu untuk memancing perhatian sang isteri. Namun rupanya umpannya tidak berhasil. Andhira cuek saja. Ia menyiapkan menu sarapan dan menaruhnya ke hadapan Agah dalam diam. Setelah itu ia mengambil menu sarapannya sendiri dan langsung makan.

Tak berapa lama kemudian, Yuda pun muncul. Ia melirik Mama dan Papanya yang agak lain dari biasanya. Yang mana setiap di meja makan mereka selalu mengobrol, kali ini saling membisu.

Ada apa sih? Hati Yuda bertanya-tanya. Namun ia tidak menanyakan hal tersebut kepada keduanya.

Agah kemudian mengajak Yuda mengobrol. Kali ini ia memberitahu Yuda kalau hari ini ia akan pulang dari kantor bertepatan dengan jam les tambahan Yuda selesai. Ia meminta Yuda untuk menunggunya agar mereka bisa pulang bersama. Yuda setuju.

Meskipun sang putra dan suaminya terlibat percakapan, nampaknya tidak menggugah hati Andhira untuk terlibat obrolan. Ia tetap asik dengan makanannya. Ia tetap diam dan hanya sesekali mengeluarkan suara untuk memanggil asisten rumah tangga, untuk mengingatkan memeriksa masakan yang sedang ia jerang di atas kompor apakah sudah matang atau belum.

Selesai makan, Andhira membawa peralatan makan ke bak cucian, sementara Agah dan Wira kembali ke kamar masing-masing. Salah satu ART langsung mendatangi bak cucian dan meminta agar dia saja yang mencuci piring. Andhira akhirnya merapikan meja makan yang lagi-lagi dihentikan oleh ART yang lain.

Berhubungan semua pekerjaan sudah dihandle sama ART, akhirnya Andhira pergi menuju kamar untuk mengantar Agah pergi ke kantor.

Sesampainya di kamar, ia mendengar Agah sedang menelepon seseorang. Ia langsung masuk. Agah menoleh ke arahnya sebentar lalu kembali fokus pada dering di seberang sambungan yang belum terangkat.

Agah lantas membuat panggilan itu menjadi mode speaker.

Dibutuhkan beberapa detik hingga panggilan diangkat. Lalu terdengar suara di seberang sambungan.

"Halo, Om, Wiranya lagi di kamar mandi."

"Oh begitu. Masih lama nggak?"

"Bentar lagi kok---nah, dia udah keluar! Wirr...! Ada telepon!"

Terdengar suara Wira sedikit samar yang menanyakan 'dari siapa?' yang dijawab 'Papa lu'.

"Halo...?" Akhirnya suara Wira yang terdengar.

"Wir, kamu nginap di rumah siapa?" Tanya Agah.

"Teman."

"Iya. Udah seminggu loh. Kamu kapan pulang?" Tanya Agah langsung.

"Kenapa?"

"Kok kenapa sih? Kamu kan punya rumah, jadi harusnya pulang ke rumah dong."

"Udah deh, langsung aja. Mau ngapain sih, Pa?!"

PERWIRA YUDA (TAMAT)Where stories live. Discover now