28. One with Nature

6.9K 489 96
                                    

Holla!!
Gw cumback. Sebelum baca izinkan gw mengucapkan minal aidzin Wak Faizin mohon maaf lahir batin buat semua sobat santuy semua.

Maaf baru bisa update karena sibuk euy (sibuk rebahan).

Taqobballahu Minna Wa Minkum Taqobbal Ya Karim
Mohon Maaf Lahir dan batin
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H 😇

Happy Eid Mubarak all!!

***

Wira mengantar Yuda pulang sebelum azan Maghrib. Saat mereka tiba, ternyata Andhira sudah berada di rumah.

"Maaf ya, Tan, kalau aku nganterin Yuda kesorean," kata Wira.

"Nggak apa-apa. Kalian buruan masuk sebentar lagi azan Maghrib," kata Mama Yuda.

"Aku langsung pulang aja, Tan," tolak Wira. "Kasihan Yudanya digangguin terus. Biarin dia istirahat."

"Ya sudah. Hati-hati pulangnya. Jangan kebut-kebutan dan langsung pulang," pesan Andhira.

Wira mengangguk.

Sepeninggalan Wira, Yuda langsung menuju kamarnya.

"Buruan mandi terus makan malam, Yud," beritahu Andhira.

"Iya, Ma."

"Mama tunggu di meja makan," kata Andhira lagi.

***

Sesampainya di kamar, Yuda langsung melepaskan semua pakaiannya dan berjalan menuju kamar mandi. Ia menatap tubuh telanjangnya di cermin dan baru tersadar kalau di pangkal lehernya ada tanda merah. Ia langsung menyadari itu tanda kiss Mark yang dibuat oleh Wira saat mereka bercumbu di balkon tadi sore.

Yuda menengadah dan memejamkan matanya sejenak lalu menghembuskan napas pelan. Ia tak pernah menyangka kalau hidupnya akan berubah seperti ini. Dalam sekejap, ia seperti terpental ke dalam dunia baru yang mendebarkan. Punya pacar tampan nan kaya saja sudah merupakan suatu berkat bagi Yuda. Namun ternyata berkat itu seolah-olah menjadi gerbang utama menuju ke petualangan liar selanjutnya.

Well, bagi seorang Yuda yang selama ini hidupnya lempeng-lempeng aja, berciuman saja sudah cukup liar. Tapi sekarang, yang ia lakukan sudah lebih dari bercumbu. Ia sudah menyerahkan tubuhnya pada Wira. Mereka bercinta, mereka melakukan video call seks, dan tadi sore mereka menyatu raga di outdoor!

Yuda menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya atas semua aksi liar yang sudah ia lakukan. Ia tak perduli itu benar atau salah, selagi ia melakukan itu bersama Wira, semua terasa wajar dan menyenangkan.

Yuda menghidupkan shower dan berdiri di bawah kucuran air yang mengalir deras. Ia menyabuni tubuhnya dengan lembut. Sesekali ia meremas bongkahan pantatnya hanya untuk memastikan bahwa bentuk pantatnya tidak berubah setelah liang keperjakaannya dimasuki Wira. Sesekali melintas di kepalanya bayangan saat Wira menyetubuhinya. Maka mengeras pula miliknya.

Sejujurnya, Yuda masih ingin lebih lama bermain air di kamar mandi, tapi tiba-tiba terdengar suara bunyi nada teleponnya berbunyi. Ia pun langsung menyudahi sesi mandinya. Ia menyeka seluruh tubuhnya dengan handuk lalu berjalan keluar kamar mandi.

Ternyata yang menghubunginya adalah mamanya sendiri.

"Ada apa, Ma?" Tanya Yuda. "Kita lagi berada di atap yang sama ini..." Kata Yuda takjub dengan kegajean sang mama.

"Kamu tuh mandi apa tidur di kamar mandi??? Digedor-gedor gak nyahut-nyahut. Ayo buruan makan! Lama amat mandinya..." Kata Andhira.

"Iya, iya. Ini lagi mau pake baju."

"Buruan!" Desak Andhira lalu memutuskan sambungan.

Yud buru-buru mengenakan kaos dan celana pendek. Ia menyisir rambutnya dengan cepat lalu melesat ke ruang makan.

PERWIRA YUDA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang