60. Pusaran Amarah

2.6K 304 121
                                    

Berhubung awal pekan, awal bulan juga, jadi mau kasih quote dulu biar sobat santuy semua semangat.

__Jangan mengulangi kesalahan yang sama, karena masih banyak kesalahan-kesalahan yang lain yang perlu dicoba.__

Oke, kita kanjut eh lanjut ke ceritanya yaaa...

===

Sekitar pukul empat sore, Yuda yang memutuskan untuk tidur setelah Refan pergi, dibangunkan oleh suara nada panggilan teleponnya. Wiralah yang menghubunginya.

"Iya, Kang?" Sapa Yuda lantas menguap.

"Kamu lagi ngapain? Kakak tiri kamu masih di sana?"

"Udah pergi. Kenapa? Ken udah pulang? Tadi dia ke sini nyamperin aku," beritahu Yuda.

"Akang ke kamar kamu sekarang," beritahu Wira lantas memutuskan sambungan.

Yuda menguap lagi. Kali ini sambil menggeliat, meregangkan otot-ototnya yang sedikit kaku. Ia tetap berbaring sampai terdengar ketukan di pintu. Ia pun bangun dan berjalan untuk membuka pintu.

"Habis bangun tidur?" Tanya Wira saat Yuda berdiri di hadapannya dengan rambut sedikit acak-acakan.

"Huum. Ken udah pulang?"

"Udah lama," jawab Wira sambil menutup pintu.

"Terus kenapa nggak kesini?"

"Kan ada mama kamu sama kakak tiri kamu itu."

"Udah pulang kok. Dia cuma mampir bentar pamitan mau keluar kota."

"Bukan cuma mampir bentar. Tapi nih...!" Wira mengangkat ujung bajunya hingga perut sixpack-nya terlihat.

"Gimana maksudnya?" Tanya Yuda.

"Dia mukul Akang tadi sambil ngamuk gak jelas."

"Mukul kamu? Kapan???" Yuda kaget. Awalnya ia tak mengerti duduk permasalahannya apa. Namun dengan cepat ia memahami apa yang terjadi. Ia ingat Refan sempat pergi sebentar tadi setelah mendengar pembicaraannya dengan Ken. Yuda menebak pasti saat itulah Refan menemui Wira.

"Tadi. Selepas Ken pulang. Langsung main pukul aja..." Gerutu Wira kembali emosi mengingat kejadian itu.

"Ya ampun. Alasannya apa tadi?"

"Katanya dia dengar Ken ngomong---"

"Aku ngerti," potong Yuda. Ia lantas menyampaikan isi percakapannya dengan Ken tadi. "Kak Refan salah paham dan terpancing dengar semua yang Ken bilang... Jadi kamu harap maklum ya..." Kata Yuda menenangkan Wira.

Wira mengerutkan keningnya melihat wajah sang pacar yang nampak sumringah.

"Kok kamu gak kasihan gitu sama akang? Malah senyam-senyum..."

"Maaf, Kang. Aku gak tahu harus senang atau sedih sama kejadian ini. Di satu sisi aku prihatin sama kesalahan paham ini, tapi di satu sisi aku senang banget sama tindakan Kak Refan. Dia bikin aku terharu. Orang yang mungkin selama ini paling aku benci dan aku berharap dia hilang selamanya dari dunia, sekarang jadi peduli dan sayang sama aku. Aku terharu..." Terang Yuda.

Wira mangut-mangut.

"Sini mana tadi tempat dipukulnya?" Tanya Yuda seraya menunduk tepat di depan perut Wira.

Wira menyentuh bagian di bawah rusuk kirinya. Yuda langsung mendekat dan mencium bagian tersebut beberapa detik.

"Masih sakit gak?" Tanya Yuda kemudian seraya mengelus perut Wira dengan lembut.

"Udah nggak..." Jawab Wira.

"Jadi gimana tadi? Ken bilang apa sama Akang?" Tanya Yuda sambil menurunkan kaos yang dipakai Wira hingga menutupi perut sang pacar kembali.

PERWIRA YUDA (TAMAT)Where stories live. Discover now