71. Pledis

2.8K 318 63
                                    

Balik lagi nih buat laporan sama kelen. Maaf kalo kurang panjang. Besok-besok gw erotin lagi ya.

Ahli cinta berkata bahwa punya pasangan yang rupawan bukanlah jaminan kebahagiaan dalam menjalin sebuah hubungan, apalagi yang jelek!

===

Andhira tersenyum saat melihat Wira datang menemuinya.

"Apa kabar kamu, Nak?" Tanya Andhira.

"Baik, Tan."

"Terima kasih sudah datang menjenguk lagi," kata Andhira.

"Sebenarnya semalam saya mau ke sini tapi suami Tante gak ngajakin padahal saya udah bilang kalau ke sini saya mau ikut."

"Oh, ya???"

Wira mengangguk. "Mungkin dia udah terlanjur benci sama saya," jawab Wira mendesah berat.

"Dia sebenarnya bukan benci sama kamu. Dia hanya benci sama keadaan."

"Tapi saya udah berusaha untuk memperbaiki hubungan. Hanya saja responsnya tidak bagus. Bukan hanya sekali dua kali. Bahkan sebelum ke sini pun saya..." Wira tidak melanjutkan ucapannya. Kerongkongannya tiba-tiba tercekat.

"Sebelum kesini kenapa? Berantem lagi?" Tebak Andhira.

Wira menggeleng.

"Sudah, nggak usah dipikirkan. Bukankah selama ini kamu masa bodo dengan papamu? Jadilah anak yang baik dan semakin baik tiap harinya. Lama-lama dia akah luluh," hibur Andhira.

"Saya masih bingung, kalau Om Nandang itu ayah saya, lantas ibu saya siapa? Apakah Mama Nalini atau istri Om Nandang yang sudah meninggal?" Tanya Wira.

"Dedeh, istrinya Nandang meninggal saat melahirkan kamu. Sementara Nalini kehilangan bayinya saat melahirkan anaknya."

"Terus saya ditukar?"

Andhira mengangguk. "Iya. Nandang gak siap kehilangan istrinya dan pasti akan kesulitan merawat bayi. Sementara Nalini baru saja kehilangan bayi yang ia idamkan. Jadilah demi kebaikan dan menjamin kehidupan serta masa depanmu, kamu diadopsi oleh Nalini."

"Bagaimana bisa papa nggak tahu tentang ini dari awal?"

"Saat Mama Nalini bersalin, Papa Agah tidak ikut menemani. Ia sedang berada di luar kota."

"Jadi selain papa, anggota keluarga yang lain tahu tentang hal ini?"

"Hanya ibumu, Nandang, Eyang, dan kakek nenekmu yang tahu."

"Orang tua Om Nandang dan istrinya?"

"Mereka tidak tahu. Dulu Nandang dan Dedeh tinggal di rumah kalian. Nandang bekerja di perusahaan papamu dan Dedeh bekerja di rumahmu. Sebenarnya usia pernikahan mereka terpaut setengah tahun lebih dulu Papa Agah. Namun Dedeh hamil lebih dulu tiga bulan dibandingkan Nalini. Malam itu, Nalini melahirkan secara prematur, saat usia kandungannya belum tujuh bulan. Sementara Dedeh yang tinggal menunggu hari, melihat Nalini malah jadi ikut kontraksi lebih cepat satu minggu dari perkiraan dokter. Bersalinnya mereka secara bersamaan membuat keluarga jadi kerepotan. Nalini yang lebih dulu melahirkan mengalami kenyataan pahit bahwa bayinya tidak berhasil diselamatkan. Ia histeris dan tidak bisa menerima kenyataan. Sementara di ruangan sebelah Dedeh bertaruh nyawa melahirkan bayinya. Ia kesusahan mengejan dan posisi bayinya pun sungsang. Ia kehabisan tenaga hingga harus dilakukan tindakan operasi. Sayangnya selain kehabisan tenaga dan juga mengalami pendarahan yang merenggut nyawanya. Entah dari mana datang ide di saat keadaan kacau itu, Nenek kamu, ibunya papa Agah mendatangi Eyang Putrimu yang sedang berusaha menenangkan Nalini. Mereka bersepakat mengambil bayi Dedeh untuk Nalini. Malam itu, sebelum keluarga Nandang dan Dedeh tiba, mereka semua yang ada di sana membuat kesepakatan bahwa Dedeh berserta bayinya tidak berhasil diselamatkan. Mereka katakan Bayi Dedeh meninggal hanya berselang beberapa saat setelah sang ibu meninggal. Nandang disumpah untuk tidak mengatakan apapun kepada siapapun. Ia diberi segepok uang dan diminta segera keluar dari rumah. Tiga hari setelah peristiwa itu, Nandang keluar dari rumah berhenti bekerja dan kembali ke desa. Ia menjadi pemalas dan seperti tidak punya tujuan hidup setelah ditinggal Dedeh. Ia malas bekerja dan sukanya hura-hura saja. Ia tahu bisa menekan Nalini demi mendapatkan keuntungan. Setiap uang habis maka ia akan pergi menemui Nalini. Nalini adalah sumber uangnya," terang Andhira panjang lebar.

PERWIRA YUDA (TAMAT)Место, где живут истории. Откройте их для себя