Jantaka

19.7K 2.4K 72
                                    

Untuk Grahita Sembrani Pramonoadmodjo

Maaf jika surat ini terkesan lebay dan aneh. Jujur aku nggak pandai menulis surat. Semoga suratnya bisa dibaca ya. Aku sadar tulisan tanganku memang jelek.

Grahita tersenyum melihat pembuka dari surat Gandhi. Tulisan tangan laki-laki itu tidak terlalu bagus, lebih cenderung acak-acakan namun masih bisa dibaca.

Sebelumnya terima kasih sudah menerima bungkusannya. Semoga suka, ya. Aku nggak bermaksud apa-apa dengan memberikan kamu mukena. Sedikit cerita, aku tiba-tiba tertarik dengan mukena ini ketika mengantar adik bungsuku jalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Nggak tahu kenapa tiba-tiba ingin membelikan mukena yang menurutku cantik seperti yang menerima. Aku harap kamu memakainya. Nggak apa-apa ya aku sedikit menggombali kamu.

Grahita tergelak pelan dengan kalimat terakhir yang ditulis oleh Gandhi.

Aku sengaja memberi kamu surat biar ada kenangan bahwa gadis yang aku cintai membaca surat yang aku tulis sendiri. Mungkin jarang sekali laki-laki yang memberikan surat. Aku tak takut dianggap aneh, justru aku bangga dengan hal ini.
Lewat surat ini aku ingin mengatakan bahwa aku benar-benar yakin dengan kamu, Grahita. Walaupun kamu sempat ragu, aku pun tak masalah. Aku tertarik dengan kamu sejak pertama kali kita bertemu. Mungkin bukan pandangan pertama karena pertemuan kita yang kurang mengenakkan. Tetapi entah mengapa seiring kita bertemu, aku langsung tertarik padamu. Walaupun harus ku akui kamu berbeda, maksudnya, kadar cuek, judes, bahkan sinismu termasuk tinggi. Aku yang dulunya suka gadis kalem nan anggun, kini berubah haluan dan justru menaruh hati padamu. Aku bahkan sudah terbiasa dan merasa nyaman denganmu.

Grahita tersenyum haru. Banyak orang yang mengatakan jika ia orang yang menyebalkan, namun Gandhi justru tertarik. Sempat mengira tak ada laki-laki yang tertarik dengannya, tetapi Gandhi malah jatuh cinta padanya. Sungguh tak dinyana olehnya.

Aksara Dan SuaraWhere stories live. Discover now