Rawi

41K 3.7K 161
                                    


Grahita  langsung bekerja setelah kembali ke Indonesia. Perempuan itu bekerja di salah satu restoran bintang 5 yang terletak di kawasan elit Jakarta Selatan. Sekarang ia agak berbangga diri karena menjadi chef di sana, bukan menjadi sous chef, tetapi head chef atau executive chef. Namun bukan tanpa alasan, posisinya itu juga karena sang sahabat yang merupakan pemilik restoran sekaligus orang yang sedang membutuhkan kepala dapur lulusan terbaik di luar negeri, jadilah Grahita yang masuk kriteria di sana.

"Buat menu baru. Hari ini ada tamu istimewa Ta. Gue nggak mau ngecewain tamu yang ada." Ucap Dirga, sahabat sekaligus pemilik dari restoran tersebut.

"Iya siap bos."

Kemudian Dirga mendekat dan menatap Grahita dengan seksama. Grahita yang sedang memasak pun agak risih dan menatap aneh Dirga.

"Ternyata lo cantik juga pake apron gitu. Kayak model Rusia yang hot."

Grahita lantas mendelik dan mengangkat pisau daging tinggi serta menodongkannya ke arah Dirga yang langsung terlonjak kaget. "Sekali lagi lo bilang gitu. Punya lo gue potong habis!" Sontak seluruh orang di dapur bergidik ngeri mendengar head chef baru mereka yang ternyata galak dan mungkin psikopat.

"Anjir galak banget sih lo! Kesambet keju Prancis ya? Untung temen sendiri. Kalau nggak lo udah habis." Cerutu Dirga.

Grahita menyipit, "Yaudah pecat aja!" Grahita tak kalah ngegas. Ia kesal lantaran hari pertamanya di rusak oleh Dirga yang sangkleknya minta ampun.

Dirga meringis, "Eh jangan dong Ta. Cari chef model kek elo tuh susah. Jangan keluar ya. Gue janji deh nggak bakal godain elo lagi." Ucap Dirga serius sambil memelas. Laki-laki itu tak mau kehilangan orang yang berbakat seperti Grahita. Biarpun Grahita galak, namun kinerjanya tak dapat di ragukan lagi. Banyak sertifikat bergengsi yang sudah di peroleh oleh perempuan tersebut.

Grahita lantas memutar bola matanya malas, "Dah sana keluar! Sebelum spatula ini melayang ke wajah lo! "Usir Grahita sambil mengangkat spatulanya ke arah Dirga yang langsung meringis.

Orang-orang di dapur meringis dan terkekeh melihat seorang chef baru yang sangat berani kepada pemilik restoran. Jika bukan karena mereka sahabatan, Dirga akan langsung menendang chef galak tersebut.

Dengan wajah beratnya pula, Dirga langsung keluar dapur dengan wajah memelas. Bagaimana bisa ia di usir dari daerah kekuasaannya sendiri? Hanya pada Grahita Dirga menjadi orang yang luluh dan kicep. Namun ia juga sadar jika dirinya lah yang salah. Grahita pantas mengamuk setelah perkataan tak senonoh yang ia lontarkan tadi.

Setelah keluarnya Dirga, mereka yang menjadi penonton antara Grahita dan Dirga masih belum bekerja kembali juga ternyata.

"Kalian kembali bekerja jika masih ingin di sini." Ucapan Grahita bak genderang yang langsung di laksanakan titahnya. Chef baru hitungan jam itu nyatanya cepat menguasai dapur, mengalahkan mereka yang sudah bertahun-tahun mengabdi di restoran Dirga. Namun mereka juga sadar jika Grahita itu bukan sembarangan chef, Grahita adalah lulusan terbaik di Le Cordon Bleu, Paris, Perancis. Tak sembarang orang bisa menimba ilmu di sana. Apalagi Grahita pernah bekerja di kapal pesiar paling mewah dengan jam terbang yang tinggi. Tentu mereka yang sudah lama bekerja dengan Dirga akan sungkan jika menolak titah Grahita yang lebih profesional dari mereka.

Semuanya langsung kembali bekerja, begitupun Grahita yang kembali meracik menu baru permintaan Dirga. Hampir semua jenis masakan Grahita tahu, tapi Grahita lebih suka memasak main course ketimbang desert. Perempuan itu lebih menyukai makanan dengan cita rasa pedas dan asam sehingga beberapa kali sudah menciptakan resep baru.

Aksara Dan SuaraWhere stories live. Discover now