Sakwari

31.8K 3.2K 67
                                    

Koreksi kalau typo, terimakasih 😊

.

Pertama kali yang Grahita rasakan ketika siuman adalah kepalanya yang sakit dan ngilu di bagian sekujur tubuhnya. Rasanya seperti semua sendi terlepas dari badannya saking ngilunya. Seperti habis jatuh dari lantai 5 dan remuk ketika sampai di dasar. Namun nampaknya Tuhan masih sayang padanya sehingga nyawanya terselamatkan.

Pikirannya melayang ketika dirinya ingat saat tertabrak mobil hingga terpelanting agak jauh dan kemudian hanya gelap dan sakit yang menyelimutinya.

"Hai, udah sadar?" Grahita yang masih menyesuaikan diri setelah tak sadarkan diri di buat bingung dengan penampakan seorang laki-laki yang masih mengenakan seragam tentara.

"Ada yang sakit? Saya panggilkan dokter ya?" Belum sempat Gandhi memanggil dokter, Grahita justru mencegahnya, "Ha-haus."

Gandhi langsung berbalik dan membantu Grahita untuk minum. Setelah itu Gandhi agak kikuk dengan perempuan yang ia tabrak tadi.

Gandhi kemudian berdehem, "Emm, sebelumnya saya Gandhi, saya yang menabrak anda tadi pagi. Saya minta maaf sebesar-besarnya. Saya juga akan bertanggung jawab sampai Anda sembuh."
Grahita yang masih merasakan pening hanya terdiam dan tidak merespon. Hal itu membuat Gandhi bingung sebab hal apa yang akan Gandhi lakukan selanjutnya. Gandhi juga menyiapkan dirinya semisal dirinya dituntut oleh Grahita. Sejauh itu Gandhi memikirkan hingga tak peka dengan keadaan Grahita yang butuh istirahat lebih.

Belum juga Grahita menjawab, kamar inap Grahita terbuka dan di sana ada Dirga dan Oma Shinta yang sudah bercucuran air mata.

"Ya ampun Tata. Kenapa bisa begini. Oma khawatir nak." Ucap Oma seraya menyentuh wajah Grahita yang masih pucat.

Namun justru Grahita tersenyum tipis melihat Omanya yang begitu khawatir kepadanya. "Tata nggak papa Oma." Lirih perempuan itu.

"Nggak papa gimana? Masuk rumah sakit ya kenapa-napa."

"Lo orang yang nabrak Grahita?" Tebak Dirga benar pada Gandhi yang masih setia di sana.

"Iya, maaf sebelumnya. Saya benar-benar lalai mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Saya akan bertanggung jawab sampai sembuh. Saya juga sudah siap semisal Anda membawa kasus ini ke meja hijau."

Dirga menatap tajam Gandhi yang tetap terlihat tenang, selangkah kemudian, Dirga mencengkeram kerah baju Gandhi. "Lo harus tanggung jawab atau lo bakal gue tuntut!" Melihat hal itu Grahita lantas memanggil Dirga pelan.

"Udah Ga, jangan main hakim sendiri." Kemudian Oma Shinta maju dan menenangkan Dirga yang masih emosi.

"Siap saya akan bertanggung jawab sampai sembuh. Sebelumnya saya sangat meminta maaf atas kelalaian saya ini." Ucap Gandhi lagi. Ia juga merasa bersalah atas kejadian yang merugikan orang lain itu.

Kemudian Gandhi mendekati Grahita, "Maafkan saya ya mbak. Saya berjanji akan bertanggung jawab dan menanggung biaya perawatan Anda sampai sembuh. " Grahita kemudian mengangguk. Ia tak mempermasalahkan hal ini karena dia juga merasa salah atas kejadian ini. Ia juga lalai dalam menyebrang jalan sehingga orang lain yang harus menjadi korban.

Gandhi lantas melirik jam, "Em begini, saya meminta maaf karena harus pergi sekarang. Komandan saya di Batalyon memanggil saya sekarang juga. Saya janji besok setelah dinas, saya akan kembali lagi. Ini tas Anda dan ini kartu nama saya. Semisal saya tidak datang dan lari dari tanggung jawab, silahkan anda datang ke kesatuan saya, saya akan menerima konsekuensi tersebut."

"Dan bolehkah saya meminta nomor WA anda? Biar saya bisa menghubungi anda jika terjadi sesuatu." Grahita menatap Dirga yang masih menatap tak suka Gandhi, namun tak ayal perempuan itu memberikan nomor WA untuk jaga-jaga.

Aksara Dan SuaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang