Bab 4

75.1K 7.5K 76
                                    

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, dan resepsi sudah berakhir dari jam 3 tadi, sekarang keadaan rumah sudah rapi kembali karena memang resepsi yang diadakan hanya sederhana, mengingat Saras masih berstatus pelajar, takutnya terjadi hal-h...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, dan resepsi sudah berakhir dari jam 3 tadi, sekarang keadaan rumah sudah rapi kembali karena memang resepsi yang diadakan hanya sederhana, mengingat Saras masih berstatus pelajar, takutnya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pun kini, para tamu undangan tidak ada yang tersisa lagi.

Kini tampak keluarga Adwan dan keluarga Saras yang sedang duduk di ruang tamu, sepertinya membicarakan hal serius.

"Adwan, Saras, kami sudah sepakat jika kalian akan tinggal di apartemen" ucap papa Adwan membuka pembicaraan.

"Apartemen yang mana Pah?" Adwan menatap bingung.

"Itu hadiah pernikahan untuk kalian, nanti sehabis maghrib, kalian diantar supir kesana, barang-barang kalian juga sudah dipersiapkan daritadi pagi, tinggal berangkat saja nanti" terang papanya.

"Sekolah Saras gimana woi?" sambar Saras dari samping.

"Satu bulan lagi Adwan akan lulus dari pesantrennya, dan Saras tiga bulan lagi lulus dari sekolahnya kan ? Yah kalian tetap sekolah Nak" ucap papa Adwan.

"Iya, tapi Saras ke sekolah naik apa nih? Biasanya kan sama Papa" sambar Saras lagi.

"Kalau apartemen dari pak Bram, nah Papa kasih kalian mobil" sambut papa Saras mengambil alih, lalu menyerahkan kunci mobil ke Adwan.

Seketika Adwan dan Saras melongo melihatnya, rasanya seperti mimpi bagi mereka, disediakan apartemen dan mobil sekaligus.

Dalam hitungan detik tanggapan Saras langsung menyambar lagi-lagi.

"Wahh daebak!! Demi Oppa Nassar kiyowo, indah bener hidup gue, fasilitas lengkap plus suami ganteng." ucap Saras tanpa sadar.

Tentu saja orang tua dan mertuanya terkekeh mendengar ucapan itu, sedangkan Adwan menunduk seketika, malu sepertinya, dan Saras sama sekali tidak menggubrisnya, karena ia tidak sadar.

Tapi tak lama kemudian, papa Saras memecah suasana itu "Nak Adwan, Papa titip putri Papa satu-satunya ke kamu ya Nak, jaga dia, kalau salah marahi saja, dan semoga kamu juga bisa mengubah cara bicaranya yang sembrono."

Saras langsung mendelik tajam kearah papanya mendengar semua kalimat itu "Papa apaan sihhh ngomong git......."

"Insya Allah Pah, Adwan akan berusaha yang terbaik" Adwan memotong ucapan Saras, sambil melirik tajam kearahnya.

Sedangkan yang dilirik tajam, terdiam seketika, tampak nyali menciut, takut ternyata.

Pun orangtua mereka saling melempar pandang satu sama lain melihat pemandangan itu, disertai dengan senyum yang tak dapat diartikan diwajah masing-masing.

"Yasudah, kalian istirahat dulu sekarang, nanti sehabis maghrib kalian langsung berangkat" ucap papa Saras mengakhiri pembicaraan.












Vote dan komen

Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang