Bab 8

61K 6.1K 428
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 15.00, yang itu artinya bel pulang sudah dibunyikan. Semua siswa bergerombolan keluar dari kelas menuju gerbang sekolah, buru-buru pulang

dari kejauhan tampak tiga orang siswa perempuan berjalan beriringan, menuju gerbang juga, iya...itu saras, vanya, dan tania

tapi didekat parkiran, tampak mereka bertiga menghentikan ayunan kaki masing-masing

"kita duluan ya rasss" ucap tania sambil melambaikan tangan ke saras, sedangkan vanya pergi mengambil motornya yang diparkir

"oke tan, hati-hati" balas saras dan balik melambaikan tangan

pun vanya dan tania berlalu meninggalkan saras, karena memang rumah vanya dan tania searah, jadinya sering pulang bareng, bahkan tiap hari sih sebenarnya

dan saras segera beranjak dari parkiran itu menuju halte depan. Yang benar saja, ternyata adwan sudah menunggu sedaritadi disana.

tanpa pikir panjang, saras langsung berlari kecil menuju mobil adwan. Dan adwan yang melihatnya malah merasa lucu.

Saras masuk kemobil dengan napas memburu "lama..hh?"

adwan melempar senyum tipis ke arah saras "ngga kok"

"yaudah, sok jalan" ucap saras yang agak menenang

"kita ke pesantren aku bentar, buku aku ketinggalan" adwan berucap tanpa menatap

"oke, gass aja"

pun adwan memutar balik mobil, dan menjalankan ke arah pesantrennya.

Sekitar 8 menit saja, mereka sudah sampai di pesantren yang dimaksud

Adwan menatap saras yang duduk celingukan disebalahnya "ikut turun ?"

"njir, gue malu, syar'i semua noh lihat" sambar saras

Adwan mendelik tajam ke arah saras mendengar lontaran kasarnya "hussss ih, ngomongnya jangan pakai anjir"

"hehe, sorry sorry gue ngga sengaja" saras malah cengengesan

Adwan menarik napas dengan dalam, lalu menatap saras "ngga masalah walaupun syar'i semua disitu, namanya juga pesantren. Yaudah, ayo masuk. Kamu kan berpakaian sopan juga" lanjut Adwan.

saras tidak menjawab ucapan adwan, ia malah sibuk memandangi dirinya dari atas sampai bawah

Sementara adwan, tampak sedikit menggelengkan kepala melihat tingkah istrinya "hmm ayo turun"

saras hanya mengangguk pelan, lalu keluar mobil mengikuti adwan

Pun adwan dan saras masuk ke dalam pesantren, berjalan beriringan

yang benar saja, sekarang semua pandangan sedang tertuju pada mereka, terutama para santriwati yang ada dihalaman pesantren itu

Bukan pandangan fitnah sih, tapi pandangan iri lebih tepatnya, karna seluruh pesantren itu sudah tau tentang kabar pernikahan adwan.

Adwan adalah salah satu santri yang paling terkenal dan berpengaruh di pesantren ini, selain itu adwan adalah putra dari pemilik ponpes Al-fatah ini sendiri, sekaligus ayahnya adalah seorang kyai yang sangat dihormati. Maka tak heran jika semua santri segan dengan adwan, dan bagi yang santriwati pasti menginginkannya

dan satu lagi, Adwan lebih dikenal dengan sebutan "GUS ADWAN" secara dia kan anak seorang kyai, belum lagi statusnya yang berposisi sebagai putra pemilik Ponpes Al-fatah ini.

......

Sedaritadi saras benar-benar merasa tidak nyaman ulah tatapan tajam para santriwati ke arahnya

"njir apaansih, mau ngajak gelud bilang" omel saras sendirian

Adwan yang paham dengan maksud ucapan saras....segera menggandeng tangannya agar berjalan lebih cepat, karena adwan takut jika dilama-lama kan...saras beneran mendatangi para santriwati itu satu persatu, kan bahaya

tapi dikoridor.....

"eh..gus adwan, mau kemana gus ?" sapa seorang santri dengan ramah yang kebetulan lewat dari depan mereka

"ada yang ketinggalan" balas adwan singkat, dengan sedikit senyum diwajahnya

"ohiya iya gus, kalau begitu saya duluan....mari gus" ucap santri itu sopan, hanya melihat ke arah adwan

"na'am silahkan" balas adwan lagi

"njir dipanggil GUS ngga tuh" ucap saras dalam hatinya, heboh sendiri

Setelah berjalan hampir 5 menit, pun adwan dan saras sampai didepan sebuah ruangan yang dimaksud.
Adwan masuk kedalam ruangan itu dengan buru-buru, dan bergegas mencari buku yang dimaksudnya

tidak berapa lama....

"Nah, ini dia!!" ucap adwan sendirian

Setelah mendapatkan bukunya kembali, adwan berjalan menghampiri saras "ayo pulang"

sedangkan yang dihampiri, malah terlihat bingung "Hah! Pulang? Udah ketemu bukunya?"

"udah, nih bukunya" Adwan mengangkat buku yang ditangannya

Saras hanya mengangguk, tanda paham

Pun mereka berdua berlalu dari ruangan itu, dan beranjak menuju mobil

kini mereka berdua sudah sampai ditengah halaman ponpes, tapi tiba-tiba langkah mereka terhenti karena dihentikan oleh seorang santriwati yang muncul dihadapan mereka

"Assalamu'alaikum, Gus" sapa santriwati itu

"wa'alaikumussalam" balas adwan tanpa menatap

"gus adwan, aku punya satu tugas bahasa arab yang ngga bisa dijawab, apa gus bisa bantu aku buat menjawabnya ? ucap santriwati itu yang ternyata namanya adalah wulan

"nanti saya coba" ucap adwan sopan, dan terdengar formal

"wah makasih banyak ya gus, nanti aku kirim lewat wa"

"iya" balas adwan, singkat saja

dan tiba-tiba wulan menatap aneh kearah saras "maaf lancang gus, tapi ini siapa ya...? kok pegang-pegang bajunya gus"

"istri saya" balas adwan, lagi-lagi singkat

Seketika wajah wulan langsung menunjukkan ekspresi aneh, tapi bisa ditebak dari tatapannya, jika ekspresi itu adalah ekspresi tidak suka...atau lebih tepatnya ekspresi kebencian

"astaga penampilannya, aku pastikan, aku lah yang pantas ada disamping mu gus, bukan wanita berpenampilan seperti ini" batin wulan, lalu tersenyum meremehkan

Padahal pakaian saras biasa-biasa saja, dengan seragam sekolahnya yang tidak ketat, jilbabnya tidak diangkat ke atas, dan rambutnya tidak ada yang kelihatan, cuma penampilannya tidak se syar'i seperti para santriwati yang panjang jilbabnya menjuntai sampai ke lutut, bahkan lebih.

"kalau tidak ada lagi yang perlu, saya dan istri saya mau pergi" ucap adwan dengan ekspresi datar

"ohiya iya gus silahkan, terimakasih banyak" wulan menampakkan senyum paksa

Pun adwan dan saras berlalu meninggalkan wulan. Sedangkan wulan...tetap berdiri ditempat itu

"malangnya kamu gus dapat istri modelan begitu, bersabarlah...aku akan segera menggantikan posisi perempuan itu" ucap wulan sendirian sambil menatap mobil adwan dan saras yang semakin menjauh.




Vote dan komen

Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now