GA FOLLOW, GA USAH BACA !
"Pakai malam pertama ngga nih ?" ucap Saras enteng.
"Kan kamu sendiri yang bilang kalau anak sekolah belum boleh gituan" balas Adwan tenang.
"Wah parah lu, ngga memenuhi kewajiban" cerocos Saras.
"Kamu mau ?" tanya Adwan so...
Pagi menyapa lagi, karena malam sudah sepakat tuk pergi. Dia akan kembali lagi, tapi nanti, tidak sekarang.
Udara dingin bahkan tak terasa lagi, embun estetik dijendela juga sudah sepenuhnya pergi.
arunika pagi akan segera berakhir, yang nantinya akan disambut terik yang silau, dan berharap swastamita menggantikan mereka.
iya benar, jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Dan Saras akan pergi menemui Adwan di pesantrennya.
Sedaritadi saras tampak begitu sibuk, iya sibuk, sibuk didapur bukan di meja rias.
Saras sedang menyiapkan makanan untuk adwan, spesial tentunya.
sudah dari jam 8 tadi saras bekerja keras didapur, dan sekarang ia hanya tinggal memasukkannya saja ke rantang , dan langsung berangkat
Penampilan ? Tentu saja saras sudah cantik
ia sudah mandi dan sekaligus berdandan juga dari jam 10 tadi sampai jam 11 sekarang
tidak lama...cuma satu jam saja untuk melakukan semua itu, karena memang saras sudah cantik dari lahir, jadi mau dipakaikan baju apapun ia tetap cantik.
Dan saras memilih mengisi rantang belakangan, supaya makanannya tidak terlalu panas, hangat sedikit saja gitu.
Setelah selesai mengisi rantang untuk adwan, saras pun segera berangkat.
ingat, tempat tujuan saras adalah ponpes adwan, jadi sudah pasti ia menyesuaikan pakaiannya.
Tapi janga lupa juga, saras adalah remaja gaul yang sangat kekinian soal fashion.
ini penampilan saras :
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
..................
Sekitar setengah jam menempuh perjalanan, naik taxi, akhirnya saras sampai juga.
Suasana pesantren tampak sangat sunyi, iya tentu saja, karena jam pelajaran sedang berlangsung
Tapi tidak berlaku untuk kelas 7, mengingat lusa...mereka sudah akan meninggalkan ponpes ini untuk selamanya.
Saras menelfon adwan, tapi hpnya tidak aktif.
Jadi...saras memutuskan untuk masuk kedalam saja, dan bertanya entah ke siapa saja nanti, semisal ia tak ketemu adwan.
Saras sudah melalui beberapa koridor, tapi semuanya tampak sepi, tidak ada satupun yang terlihat.
Tapi ternyata saras salah, dibelakangnya ada wulan dan dua sahabatnya, aqila dan sania yang tampak membicarakan sesuatu dengan pandangan yang menatap tajam ke arah saras yang sedang berjalan.
"wulan kamu mau kemana ?" ucap sania agak menahan suara
"mau kasih pelajaran" sarkas wulan
"eh wulan jangan gila ya, nanti istri gus adwan kenapa-kenapa kita bakalan dituntut, belum lagi ponpes ini milik mereka" sania menahan tangan wulan.
"yah makanya diem-diem, lagian aku ngga ngajak kalian, dan kalian cuma perlu tutup mulut" wulan menepiskan tangan sania dan mulai melangkah menyusul saras
Tapi belum sempat ia mendekati saras, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya.
Ternyata......
Dari kejauhan tampak seorang pria paruh baya yang terus berjalan ke arah saras.
Saras tidak menyadari karena ia begitu fokus dengan hp ditangannya.
Sampai akhirnya pria paruh baya itu berhenti tepat didepan saras, sehingga menghentikan langkah saras juga tentunya
"Saras..."ucap pria paruh baya itu yang ternyata adalah papa mertuanya, papa adwan
Saras langsung mendongak menatap sumber suara "PAPA" nada saras begitu kaget
"ngapain disini nak ?" papa adwan jelas heran
"ohitu....mau ketemu wawan pah" ucap saras tak sadar
"wawan ?, siapa wawan ?" ayah adwan memasang muka tak enak
tiba-tiba......
Adwan menampakkan diri dari balik koridor, dan melambaikan tangan ke saras
"itu WAWAN pah " saras menunjuk ke belakang dengan wajah yang terlihat girang
Papa adwan yang mendengar ucapan saras, langsung menoleh kebelakang
dan mendapati adwan yang sedang berjalan ke arah mereka.