Bab 39

42.7K 6.2K 117
                                    

Pagi menyapa lagi, karena malam sudah sepakat tuk pergi. Dia akan kembali lagi, tapi nanti, tidak sekarang.

Udara dingin bahkan tak terasa lagi, embun estetik dijendela juga sudah sepenuhnya pergi.

arunika pagi akan segera berakhir, yang nantinya akan disambut terik yang silau, dan berharap swastamita menggantikan mereka.

iya benar, jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Dan Saras akan pergi menemui Adwan di pesantrennya.

Sedaritadi saras tampak begitu sibuk,
iya sibuk, sibuk didapur bukan di meja rias.

Saras sedang menyiapkan makanan untuk adwan, spesial tentunya.

sudah dari jam 8 tadi saras bekerja keras didapur, dan sekarang ia hanya tinggal memasukkannya saja ke rantang , dan langsung berangkat

Penampilan ? Tentu saja saras sudah cantik

ia sudah mandi dan sekaligus berdandan juga dari jam 10 tadi sampai jam 11 sekarang

tidak lama...cuma satu jam saja untuk melakukan semua itu, karena memang saras sudah cantik dari lahir, jadi mau dipakaikan baju apapun ia tetap cantik.

Dan saras memilih mengisi rantang belakangan, supaya makanannya tidak terlalu panas, hangat sedikit saja gitu.

Setelah selesai mengisi rantang untuk adwan, saras pun segera berangkat.

ingat, tempat tujuan saras adalah ponpes adwan, jadi sudah pasti ia menyesuaikan pakaiannya.

Tapi janga lupa juga, saras adalah remaja gaul yang sangat kekinian soal fashion.

ini penampilan saras :

ini penampilan saras :

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


..................

Sekitar setengah jam menempuh perjalanan, naik taxi, akhirnya saras sampai juga.

Suasana pesantren tampak sangat sunyi, iya tentu saja, karena jam pelajaran sedang berlangsung

Tapi tidak berlaku untuk kelas 7, mengingat lusa...mereka sudah akan meninggalkan ponpes ini untuk selamanya.

Saras menelfon adwan, tapi hpnya tidak aktif.

Jadi...saras memutuskan untuk masuk kedalam saja, dan bertanya entah ke siapa saja nanti, semisal ia tak ketemu adwan.

Saras sudah melalui beberapa koridor, tapi semuanya tampak sepi, tidak ada satupun yang terlihat.

Tapi ternyata saras salah, dibelakangnya ada wulan dan dua sahabatnya, aqila dan sania yang tampak membicarakan sesuatu dengan pandangan yang menatap tajam ke arah saras yang sedang berjalan.

"wulan kamu mau kemana ?" ucap sania agak menahan suara

"mau kasih pelajaran" sarkas wulan

"eh wulan jangan gila ya, nanti istri gus adwan kenapa-kenapa kita bakalan dituntut, belum lagi ponpes ini milik mereka" sania menahan tangan wulan.

"yah makanya diem-diem, lagian aku ngga ngajak kalian, dan kalian cuma perlu tutup mulut" wulan menepiskan tangan sania dan mulai melangkah menyusul saras

Tapi belum sempat ia mendekati saras, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya.

Ternyata......

Dari kejauhan tampak seorang pria paruh baya yang terus berjalan ke arah saras.

Saras tidak menyadari karena ia begitu fokus dengan hp ditangannya.

Sampai akhirnya pria paruh baya itu berhenti tepat didepan saras, sehingga menghentikan langkah saras juga tentunya

"Saras..."ucap pria paruh baya itu yang ternyata adalah papa mertuanya, papa adwan

Saras langsung mendongak menatap sumber suara "PAPA" nada saras begitu kaget

"ngapain disini nak ?" papa adwan jelas heran

"ohitu....mau ketemu wawan pah" ucap saras tak sadar

"wawan ?, siapa wawan ?" ayah adwan memasang muka tak enak

tiba-tiba......

Adwan menampakkan diri dari balik koridor, dan melambaikan tangan ke saras

"itu WAWAN pah " saras menunjuk ke belakang dengan wajah yang terlihat girang

Papa adwan yang mendengar ucapan saras, langsung menoleh kebelakang

dan mendapati adwan yang sedang berjalan ke arah mereka.

"itu wawan ?" tanya papa adwan heran, memastikan

"HAH ? eh iya pah, adwan tadi maksudnya hehe" saras menyadari ucapannya

"hmm" papa adwan tersenyum, dan merasa tak enak karena sudah berfikir lain wawan itu siapa

"Assalamu'alaikum" ucap adwan yang baru bergabung

"wa'alaikumussalam" jawab papanya dan saras

"wawan, kamu dari mana saja, istri kamu sudah nungguin" ucap papanya mencoba bercanda

"ahahha...pahh" adwan dan saras tertawa garing mendengarnya.

"yasudah, papa duluan ya kalau begitu" ucap papa adwan akhirnya, dengan senyum yang masih ada diwajahnya.

"Assalamu'alaikum" papa adwan berlalu

"wa'alaikumussalam" jawab adwan dan saras.

Sedangkan wulan, aqila, dan sania sedang bersembunyi dibalik tembok, mengintip

Setelah papanya berlalu, adwan terlihat celingukan melihat sekeliling.

Mendapati tidak ada orang.....

"emm" adwan mengembangkan tangannya dan menatap saras

huggg....saras langsung menghambur ke pelukan adwan.

"hmm udah kangen banget ya ?" ucap adwan sambil mengusap kepala saras

"bangettttt" saras mendongak menatap adawan, dan mengerucutkan bibirnya.

Adwan tersenyum dan melepaskan pelukan mereka "nanti lagi ya dirumah, takut orang lewat" adwan menangkup pipi saras.

Saras mengangguk paham.

"bawa apa sayang ?" adwan melihat tentengan ditangan saras sambil melepaskan tangannya dari pipi saras

"makanan buat kamu, aku masak spesial tauuuu" saras agak mengangkat rantangnya.

"hmm istri aku" adwan mencubit pelan pipi saras

Sementara dari balik tembok, aqila dan sania tidak tau lagi harus berucap apa, baper lagi tentunya.

Sedangkan wulan, langsung pergi menghentak kasar, tanpa sepatah katapun

Untuk kedua kalinya mereka bertiga tidak tepat sasaran, salah moment

Sebenaranya hanya wulan sih yang bermasalah, aqila dan sania malah kesenangan.













Untuk yang selalu kasih vote :
terimakasih ♡<3

untuk yang hanya baca diam-diam tanpa meninggalkan jejak :
kalian bener-bener hadeh

Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now