Bab 26

47.8K 4.8K 50
                                    

Pagi menyambut lagi, dan mendung sudah sepenuhnya pergi. Mentari pagi bersinar hangat sampai ia menembus tajam ventilasi jendela.

Hari ini adalah hari minggu, hari tidur nasional bagi kebanyakan anak muda. Begitu juga dengan Adwan yang tampak sedang tiduran di atas ranjang, tapi ia tidak memejamkan matanya, tidak ! Dan tentunya ia sudah sholat subuh di awal pagi tadi. Sedangkan saras, sibuk mencuci pakaian di kamar mandi, tentunya pakaian miliknya dan milik suaminya.

Kini tampak Adwan yang sedang bermain dengan pikirannya. Sedaritadi ia sibuk membuka hp Saras yang kebetulan tidak dikasih password. Iya benar, ia menscroll isi whatsApp Saras, berharap segera menemukan kontak Vanya dan Tania sebelum Saras selesai dengan cuciannya. Iya, karena ia ingin mengundang mereka ke apartemen.

Tappp......tiba-tiba jari Adwan berhenti disebuah obrolan grup chat dengan nama cantik dari lahir

Adwan segera membuka obrolan itu yang pesertanya hanya tiga orang saja. Dan benar saja! Keberuntungan sedang berpihak ditangannya. Iya, itu adalah grup chat Saras, Tania, dan Vanya. Ah, ia tersenyum lebar menemukan grup chat itu, dan segera memulai aksinya. Pun sebelum memulai chat, ia terlebih dahulu menyesuaikan typo Saras agar Vanya dan Tania tidak merasa asing.

Saras/online
To : (cantik dari lahir)

"Nanti siang, sehabis sholat dzuhur ke rumah gue yah! Gue masak banyakk tauuu."

Vanya : "Njirr!! Seriusan lu mau sedekah?"

Tania : "Gue maju paling depannnnn!"

Saras : "Iya, gue serius. Datang nanti ya ! Jangan sampai ngga datang, awas !!"

Vanya : "Alamat, Bu. Kirim ! Pasti di rumah baru lu kan ?"

Saras : (mengirim sharelock)

Tania : "Oke, dengan senang hati gue datang"

Vanya : "Tunggu kedatangan gue!! Habis sholat langsung tancap gas, huaha"

Adwan sedikit senyum-senyum mengikuti obrolan itu. Kemudian dengan buru-buru ia menghapus semua obrolan, dan meletakan hp Saras ke tempat semula.

"Oke, sekarang waktunya masak" ucap Adwan sendirian.

Tapi belum sempat ia beranjak ke dapur, Saras sudah datang ke kamar, dan sudah menyelesaikan cuciannya bahkan sudah menjemurnya.

"Huh, capek banget" Saras mengibas-ngibaskan tangannya yang pegal.

"Eum, capek yah. Mau aku pijatin, Sayang ?" sambut Adwan menatap Saras.

Deggg.....perasaan Saras jadi tak karuan lagi mendapat panggilan sayang dari Adwan.

Tapi ia mencoba menyesuaikan saja karena sepertinya itu akan menjadi panggilan sehari-hari untuknya dari Adwan. Dan jujur saja, ia sangat menyukai panggilan itu.

"Mau dipijatin ngga, Sayang ? Sebelum aku pergi nih" ucap Adwan lagi.

"Hah, pergi ? Mau kemana ?"

"Ngga kemana-mana, cuma mau masak ke dapur."

"Loh, aku aja yang masak, tapi nanti. Aku mau istirahat dulu bentar."

"Udah, istirahat aja! Biar aku yang masak. Lagian aku mau masak spesial hari ini"

"Dih, masak apaan coba?" Saras sedikit tersenyum.

"Yah ada deh pokoknya. Udah, kamu istirahat yah !"

"Eh, jadi dipijatin ngga tadi ?" sambung Adwan.

"Ngga usah.....ngga usah. Mau langsung istirahat aja."

"Eh, tapi ini benaran ngga apa-apa kamu masak sendirian ?" tambah Saras tak enak.

"Iya loh, Sayang. Kamu istirahat aja!"

Pun Saras mengangguk pelan sambil mengembangkan senyumnya, dan Adwan memalas dengan senyum juga tentunya, lalu segera berlalu ke dapur.









Vote dan komen.

Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang