Bab 7

67.8K 6.3K 69
                                    

Saras keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk terlilit dibadannya, matanya tampak melirik-lirik kearah adwan yang sedang sibuk dengan hpnya, sama sekali tak melihatnya

"wan..." panggil saras tiba-tiba

Adwan menoleh santai, mengalihkan pandangannya dari hp ke saras "Iya?"

"Heh, ini ngga apa-apa kan?" Saras menunjuk lilitan handuk yang dibadannya

wajah adwan langsung mengkulum senyum mendengar pertanyaan saras
"Astaghfirullah! Ya ngga apa-apa dong, kan udah sah."

"hehe iya juga ya" saras menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"eh tunggu bentar, gue pakai seragam dulu" tambah saras, sambil beranjak.

Adwan menganggukkan kepalanya dengan dihiasi sedikit senyum.

......

Sekitar 10 menit, saras sudah selesai dengan seragam dan buku-bukunya.

"yok wan, makan" ajak saras yang baru menghampiri adwan

adwan mendongak agak kaget "oh iya iya, ayok"

pun mereka segera turun menuju ruang makan

.......

di meja makan, tampak adwan yang langsung bergerak mengambil piringnya, mengejar waktu

tapi tiba-tiba

tapppp......saras menghentikan tangan adwan "eh mau ngapain..?"

adwan mengernyitkan dahinya, terlihat sangat bingung "kan mau makan"

"no no no, letakin lagi piringnya" ucap saras sangat memerintah

yang benar saja, wajah adwan terlihat tak nyaman seketika "maksudnya...?"

sedangkan senyum saras malah mengembang menatap wajah masam adwan "gue yang ambilin tauu maksudnya. Jangan sensi ih"

Adwan terdiam beberapa detik, mencoba mencerna keadaan, yang kemudian disusul dengan senyum merekah dibibirnya

saras menyambut senyum itu dengan senyuman juga tentunya. lalu fokus mengambil makanan untuk adwan

"nah cobain" saras menyodorkan makanan yang sudah diambilnya

Adwan menerimanya dengan wajah sumringah "makasihh"

belum 1 menit makanan masuk ke mulut adwan, pertanyaan saras sudah menghujani "gimana...gimana? Enak ngga ?"

adwan terlihat agak menaikkan tangannya "tunggu"

"hehe iya iya" saras terkekeh sendiri, menyadari kebodohannya

"emm enak kok...enak banget malahan" ucap adwan setelah menelan makanannya. Sebenarnya ia tidak suka biacara saat makan, tapi karena saras terlihat sangat berharap, makanya ia menjawab saja.

"tuh kan enakk, sudah gue duga" ucap saras dengan percaya diri.

adwan mengembangkan senyum lembut kearah saras, sangat lembut

Sekitar 5 menit, mereka sudah selesai dengan makanan itu, dan segera beranjak

........

Adwan menjalankan mobil ke arah
sekolah saras. Dan sepanjang perjalanan tidak ada yang namanya suasana hening

"pulang jam berapa ?" tanya adwan, masih di dalam mobil

"jam 3" balas saras tanpa menatap

"oke, nanti aku jemput"

"terus, lu gimana?"

"aku pulang jam 2"

saras tidak lagi menjawab ucapan adwan, ia hanya menganggukkan kepalanya, tanda paham.

.......

Sekitar 10 menit, mobil mereka sudah berhenti didepan gerbang sekolah.

Saras langsung beranjak keluar dari dalam mobil, tanpa berucap apa-apa

"aku....pergi "lirih adwan sendirian, menatap saras yang sudah ada diluar mobil

tapi tiba-tiba

"Wawan!! " pintu mobil terbuka lagi, dan tentunya saras pelakunya

Adwan menoleh agak kaget, tapi tetap berusaha santai "iya kenapa ?"

"hati-hati..." saras berucap dengan nada riang, sambil melambaikan pendek tangannnya ke arah adwan

"haha, iya iya" adwan tak bisa menyembunyikan tawa lagi, terlihat sangat bahagia

"oke, gue pamit" ucap saras, lalu menutup pintu mobil lagi

Adwan menganggukkan pelan kepalanya membalas ucapan saras

Pun adwan menjalankan mobilnya, dan saras langsung masuk gerbang

"Sarassssss" teriak tania dan vanya, sahabat saras

"Busett dahh!! Apa sihh, pagi-pagi juga" balas saras dengan malas.

"hayo ngaku lu, yang tadi siapa?" heboh tania dan vanya.

"Hah? kalian lihat ?"

"lihatlah, orang kita ada di samping gerbang tadi" sambar vanya.

"oh, itu suami gue" jawab saras enteng

"ngeri ah, udah main panggil suami aja" ledek tania dan vanya bersamaan, mengira bercanda

"eh, gue serius mamah perguso" saras menunjukkan cincin nikahnya tanpa ragu

Tania dan vanya agak syok tapi masih tidak percaya "palingan cincin pacaran"

"nih lihat nih" saras menunjukkan foto pernikahan mereka, bahkan

Mata Tania dan vanya membulat sempurna, tak bisa berucap apa-apa.

"heh, g-gimana ceritanya" syok vanya

"kok b-bisa sihh nurullllll" tania lebih syok

"nurull...nurull, sumiati aja kenapa" saras malah bercanda

"ihhh saras buruan jawabb" emosi tania tak sabaran.

"sabarr bukkk, nih gue cerita sambil jalan ke kelas"

Pun akhirnya saras menceritakan semua tentang perjodohannya dan Adwan.

ia bercerita dari gerbang sampai duduk di dalam kelas.

"j-jadi suami lu anak santri" tanya vanya masih syok

"lah iya emang knapa?"

"bwuahaha, apa ngga di rukiyah lu tiap hari" sambar tania tertawa lepas

"sialan lu, dia pendiem woii"

"eh kalian udah nganu belom" cerocos vanya enteng

pletakkkk....saras menggeplak kepala Vanya

"ya ngga lah, gue kan masih sekolah" jawab Saras apa adanya.

"aww sakit, Rass" ringis Vanya sambil memegang kepalanya yang di geplak Saras.

"Eh btw, tumben lu normal Rass. Kirain selesai akad, langsung minta unboxing, ahaha" tambah Vanya malah menjadi.

Saras tidak menjawab lagi, ia hanya memasang mata tajam ke Vanya.

"Eh, kenalin dong kapan-kapan" celetuk Vanya mengalihkan topik yang sebenarnya merasa sedikit takut melihat Saras.

"Nanti gue kenalin kalau ada waktu" ketus Saras, dan langsung duduk rapi di bangkunya.








Vote dan komen!



Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now