Bab 16

53.1K 5.3K 34
                                    

Kediaman Adwan, Saras

Sekarang Adwan dan Syaqib sedang duduk di ruang tengah. Mereka baru selesai menikmati makanan yang dimasak Saras. Dan Saras sendiri sekarang sedang ada dikamar mandi, siap-siap untuk ikut Adwan latihan ke pesantrennya.

"Wan...." panggil Syaqib tiba-tiba.

"Iya ?" balas Adwan sambil mengalihkan pandangan dari hp-nya ke Syaqib.

"Istri kamu tadi manggil kamu apa ?" tanya Syaqib malah penasaran.

"Haha, oh itu. Dia manggil Wawan"

"Lucu ya istri kamu" celetuk Syaqib tiba-tiba.

"Hah ? Lucu kenapa ?" tanya Adwan tampak bingung.

"Yah, ada-ada aja gitu tingkahnya. Apalagi tadi pas di mobil, kayak dia tuh manja banget gitu sama kamu. Eh, bukan manja sih bilangnya, lebih tepatnya sangat bergantung. Hmm aku aja yang lihatnya jadi adem tadi, senyum-senyum sendiri bawaannya" ucap Syaqib terus terang.

"Kan aku udah bilang, tergantung bagaimana cara kita bersikap ke dia. Santriwati atau bukan, itu tidak menjadi patokan, lagiankan tugas suami emang membimbing" terang Adwan.

"Iya iya Wan, aku ngaku salah yang tadi siang" sambut Syaqib disertai senyum tak enak.

Asik dengan obrolan mereka, Saras pun sudah siap dan sedang berjalan ke arah mereka. Wah, cantik sekali. Iya benar, ia memakai gamis dan kerudung pasmina dengan style menutup dada, sehingga membuatnya sangat anggun, dan looknya tampak berbeda dari penampilan biasanya. Tenutu saja ia sengaja menyesuaikan, karena tempat yang akan didatanginya ini adalah pesantren. Sedangkan Adwan, tampak menyembunyikan senyum melihat penampilan Saras. Iya, jelas di dalam hatinya merasa senang.

"Ayo berangkat" ucap Saras yang sudah ada di hadapan Adwan dan Syaqib.

Pun Adwan mengangguk, disusul Syaqib. Dan mereka segera beranjak.

Sekitar 20 menit, Adwan sudah memarkirkan mobil di halaman pesantren, dan disana sudah banyak santri yang berdatangan. Pun Adwan langsung beranjak ingin keluar mobil.

"Eh tunggu" Saras menghentikan tangan Adwan yang hendak membuka pintu mobil.

Sontak, Adwan menoleh bingung "Kenapa, ?"

"Kayaknya aku malu deh" Saras menggaruk kepalanya yang tak gatal sama sekali.

"Ngapain malu. Ayok, duduknya nanti barengan sama aku" bujuk Adwan, menenangkan.

"Emang boleh ?" tanya Saras

"Ya boleh lah" ucap Adwan tersenyum sekilas.

Dan Saras mengangguk paham.

"Eh, tapi gandengan ya jalannya" tambah Saras.

"Allahu Akhbar!! Haha iya iyaaa. Buruan turun" Adwan tertawa kecil melihat tingkah istrinya.

Begitu juga dengan Syaqib. Untuk kesekian kalinya ia dibuat baper oleh pasangan halal ini, ia juga ikut senyum-senyum melihat Saras yang manja ke Adwan.

Akhirnya mereka bertiga turun dari mobil. Dan sesuai kesepakatan, Adwan berjalan menggandeng Saras di sebelah kanan, sementara Syaqib berjalan beriringan di sebelah kiri Adwan.

Di tengah jalan menuju ruang latihan, Wulan tiba-tiba datang menghentikan langkah mereka. Ah, yang benar saja, ia langsung menatap tidak suka ke arah Saras, dan Saras yang menyadari itu sengaja mengeratkan gandengannya ke lengan Adwan.

"Eh, Gus Adwan, Syaqib. Kalian mau langsung ke ruang latihan? Ruangan belum dibuka karena ustadz Rifai belum datang" ucap Wulan antusias.

"Oh benarkah. Makasih Lan infonya" sambut Syaqib.

"Yaudah Wan, kita duduk di bangku depan ruang latihan aja, gimana ?" sambung Syaqib.

"Boleh juga" balas Adwan menyesuaikan.

"Yaudah Lan, kami duluan ya" lagi-lagi Syaqib yang bicara.

Pun mereka langsung meninggalkan Wulan sendirian disana dengan wajah yang dipenuh dengan tatapan kebencian.










Vote dan komen!

Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now