Bab 46

40.1K 4.9K 362
                                    

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Jam sudah menunjukkan pukul 16.00

Bayangan adwan memang sudah terlihat memanjang, karena adzan ashar juga sudah berlalu daritadi.

Tapi Adwan, ia benar-benar lupa, bahkan tidak mendengar kumandang adzan itu

Sudah satu jam ini adwan tak henti-hentinya menangis, sedangkan yang tau keadaan ini hanya dirinya, jadi siapa yang mau
menenangkannya ? tidak ada, tapi semoga saja angin menyampaikan pilu ini ke saras, dan segera berlari mendekap suaminya yang begitu merindukannya

Sekarang pun adwan masih setia menundukkan wajahnya, dengan air matanya yang berulang kali lolos

untuk menatap hari....barangkali ia terlalu malu, dan untuk menahan pilu, rasanya terlalu membelenggu.

Adwan memilih menangis saja dengan menunduk

Tapi tiba-tiba, sosok seorang perempuan muncul dihadapan adwan

Adwan mendongak, tapi tak berharap,
karena ia tau itu bukan saras, dan benar saja, itu adalah wulan.

Wulan ternyata sedaritadi menyaksikan adwan yang sedang menangis

dan sekarang, ia sedang berdiri sok baik dihadapan adwan, layaknya bersikap seperti orang yang mau menenangkan.

"maaf gus, kalau boleh tau...kenapa gus sampai menangis begini, kalau ada masalah...boleh kok cerita ke aku" ucap wulan selembut mungkin, yang memang ia tak tau penyebab adwan menangis.

Adwan menatap dalam mata wulan, napasnya sudah sangat memburu, tangannya mengepal kuat, dan gertakan di giginya sudah tak terkontrol lagi, sehingga menunjukkan semua urat-urat di wajahnya.

"BERHENTI MENGGANGGU RUMAH TANGGAKU" teriak adwan yang benar-benar sudah lepas kontrol.

Mata wulan seketika membulat, tangannya langsung gemetaran, dan langkah kakinya perlahan mundur

"t-tapi gus......."

"PERGIIIIII" teriak adwan lagi, dengan emosi yang menjadi-jadi

wulan masih nekat bertahan, dengan sisa keberanian yang ia kumpulkan, ia mengatakan....

"t-tapi...aku mencintaimu gus, sangat mencintaimu, aku ngga bisa hidup tanpa kamu, sudah tujuh tahun gus...tujuh tahun...aku memendam rasa ini sendirian, dan tiba-tiba ada wanita yang dengan mudahnya bisa mendapatkan hati kamu, aku iri....gus, benar-benar iriiii, mendapat kabar kamu menikah, hampir membuatku gila kemarin, jadii tolong izinkan aku untuk memperjuangkan kamu, beri aku kesempatan....gus adwan" wulan berucap dengan dibanjiri air mata, dan tanpa tau malu juga tentunya.

Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang