Bab 28

46.2K 4.5K 30
                                    

Pun Adwan pergi ke pengajian yang ia maksud. Dan sekarang di apartement itu hanya ada Saras, Tania, dan Vanya. Kini Mereka bertiga sudah duduk dimeja makan, bersiap menyantap makanan yang dimasak Adwan.

"Jadi, lu sama sekali ngga tau Rass soal ini ?" celetuk Vanya.

"Asli heh. Demi Oppa Nassar kiyowo, gue sama sekali ngga tau, makanya tadi kaget pas ada kalian"

"Jadi, motif suami lu ngelakuain ini apa heh ?" tanya Vanya lagi histeris.

"Njirrr!! Jangan-jangan dia mau ngeracunin kita. Jangan makan dulu guys!!" sambar Tania dengan heboh.

"Yeii, sembarangan lu kalau ngomong" sambut Saras tak terima.

"Yah, jadii kenapa coba?" lanjut Tania.

Saras menatap kedua sahabatnya secara bergantian, dan akhirnya buka suara " Yah, kan kalian dengar sendiri tadi dia ngomong apa. Jadi gini, kemarin gue minta pisah gara-gara dia yang ngga nayapa gue dihadapan kalian, kan gue malu. Dan mungkin dia merasa bersalah, makanya ngundang kalian"

"Ya ampun Rass, lagian kan dia santri, mana mungkin dia nyapa kamu gitu aja di hadapan orang banyak, sementara ngga ada satupun siswa yang tau tentang pernikahan kalian" sambut Vanya dengan bijak.

"Eh, kok samaan sih. Wawan juga jawab gitu kemarin. Katanya takut nimbulin fitnah" ucap Saras.

"Lah emang iya. Lo aja yang egoiss, padahal kami mah ngerti posisi kalian" susul Tania ikutan bijak.

"Asli, kemarin gue benar-benar malu banget sama kalian, karena kesannya tuh gue kayak ngga dianggap sama dia"

"Hmm, gini nih jadinya kalau kurang mahir dalam dunia perasaan" sambar Tania asal saja.

"Hehe, yaudah makan yok ! Gue laper" sambut Saras mengalihkan topik.

.....

Sekitar 20 menit, mereka asik makan disertai candaan dan gibahan. Dan setelah selesai dengan semua makanan itu, lalu membereskannya lagi, mereka bertiga memilih duduk-duduk di ruang tengah sambil menyalakan tv. Sebenarnya mereka tidak menonton tv, malahan tv yang menenton mereka. Mereka hanya asik dengan hp di tangan masing-masing. Pun saat mereka asik dengan dunia sendiri, tiba-tiba.......

Ting tong...........bunyi bel apartemen.

"Aaaa, Gus Adwan. Gue yang buka ya" sambar Tania langsung berdiri.

"Dih gilak!! Sana lu cari suami buruan" semprot Saras dan langsung berjalan membuka pintu.

Tania tidak tinggal diam, ia langsung mengejar Saras. Pun Vanya juga tidak mau ditinggal sendirian. Alhasil, mereka bertiga sudah ada di depan pintu.

Ceklekk.......Saras membuka pintu, dan dari baliknya menampakkan seorang perempuan dengan gamis panjang dan kerudungnya yang tak kalah panjang. Bisa ditebak jika perempuan itu berusia sekitar 25 tahun, karena masih tampak muda dan cantik.

Sontak, mereka bertiga jelas kaget karena bukan sosok Adwan yang muncul ternyata, melainkan orang lain yang entah siapa.

"Assalamu'alaikum" sapa perempuan itu dengan nada dingin.

Karena masih dalam keadaan kaget, mereka bertiga sampai tidak sadar jika perempuan tadi mengucapkan salam.

"Mohon maaf, jika seseorang mengucap salam, harusnya dijawab" ucap perempuan itu dengan lagak sombong.

"Wa'alaikumussalam" ucap mereka bertiga akhirnya dengan tatapan bingung.

"Maaf mbak, tadi ngga dengar" sambut Saras.

"Maaf, sebelumnya ada keperluan apa ya mbak ?" tanya Saras sopan.

"Saya kakak kandungnya Hadwan Harhsa" ucap perempuan itu ketus.

"EBUSETTT" sambar Tania pelan.

Pun mereka bertiga semakin kaget, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mereka bertiga hanya saling menatap bingung.

"Mana istrinya Adwan ?" tanya kakak Adwan tiba-tiba.

"S-saya, Kak" jawab Saras sedikit gugup.

Perempuan itu tidak membalas ucapan Saras, ia malah memandangi Saras dari atas sampai bawah. Terlihat jelas jika itu adalah pandangan tidak suka.

"Adwan mana ?" tanyanya lagi.

"Di luar, kak. Lagi ada pengajian. Ayo  masuk dulu, kak !" ucap Saras sopan.

"Saya kesini cuma mau ketemu Adek saya, dan dia lagi ngga disini. Berarti, saya ngga ada urusan disini" ucapnya lagi-lagi ketus. dan langsung berlalu tanpa menoleh.

"Njirr!! Itu manusia apa setan sebelah kiri ?" cerocos Tania setelah kakak Adwan menghilang dari pandangan.

"Dilihat dari penampilannya sih gue kira good attitude. Tapi........"

"Gue baru tau kalau Adawan punya kakak" sambar Saras memotong ucapan Vanya.

"Hmm, mungkin baru pulang dari suatu tempat kali, Rass" tanggap Vanya.

Saras tidak merespon, ia hanya menatap bingung ke luar pintu.

"Eh btw, kayaknya kami pulang dulu ya, Rass. Udah sore banget nih" lanjut Vanya sambil melirik jam tangannya.

"Oh iya iya, silahkan." sambut Saras dengan perasaan yang tak menentu.










Vote dan komen

Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora