Bab 19

50.3K 5K 62
                                    

Adwan segera menjalankan mobilnya. Dan sepanjang perjalanan, pikirannya benar-benar dipenuhi pertanyaan tentang sikap saras tadi.

"Dia cemburu atau gimana sih? Masa gitu aja cemburu. Lagiankan disitu banyak orang juga tadi, bukan berduaan aja. Apa sih yang dicemburuin ? Heran,  lagian cewek yang suka bercanda kayak dia emang bisa cemburu seserius itu? " gerutu Adwan heboh sendirian.

Asik dengan pikirannya, tak terasa ia sudah tiba didepan apartemen mereka. Pun ia segera masuk ke dalam. Dan tujuan utamanya adalah kamar.

Adwan langsung naik ke atas, berjalan pelan masuk ke dalam kamar. Dan benar saja, ia mendapati Saras yang sudah tertidur di sana. Tentu saja ia menghela napas lega karena ternyta Saras tidak pergi kemana-mana. Sebenarnya ia ingin menanyakan hal tadi, tapi tidak tega membangunkan Saras yang tertidur begitu pulas. Pun ia memutuskan untuk bersih-bersih diri saja sebelum akhirnya menyusul Saras tidur.

..............

Sekitar jam 4 pagi. Seperti biasanya, Adwan membangunkan Saras untuk sholat subuh. Saras langsung bangun tanpa berkata apa-apa dan langsung beranjak ke kamar mandi.

"Kayaknya benar lagi marah. Biasanya kalau dibangunin banyak bicara" batin Adwan memperhatikan sikap Saras, kemudian langsung beranjak ke kamar mandi bawah.

Saras buru-buru keluar dari kamar mandi, dan langsung sholat subuh duluan tanpa menunggu Adwan seperti biasanya.

Dan Adwan yang baru datang dari kamar mandi bawah sedikit kecewa melihat Saras yang tidak menunggunya.

Pun selesai sholat subuh, Saras langsung melanjutkan tidurnya lagi. Dan tidak melirik Adwan sama sekali, persis tak menganggapnya ada.

Tak lama kemudian, Adwan juga selesai dengan sholatnya, dan mendapati Saras sudah berbalut lagi dengan selimutnya. Ah, ia tampak menghela napas berat melihat sikap Saras yang benar-benar berubah.
Melihat Saras yang tidur kembali, pun ia memutuskan untuk masak sendirian saja, dan segera berlalu ke dapur.

Saat Adwan di dapur, hp-nya yang ia letakkan di nakas kamar berdering pagi-pagi, dan tentu saja itu membangunkan Saras dari tidurnya yang tidak terlalu pulas ternyata.
Pun ia bangun dari posisinya dan mengambil hp Adwan dengan malas.

Wulan is calling.....

Ah, yang benar saja! Raut wajah Saras berubah tak karuan seketika, ia yang sedari kemarin tidak suka dengan perempuan itu. Ah shit, ingin rasanya ia membanting hp itu sekarang. Tapi tiba-tiba jiwa penasarannya meronta-ronta. Iya benar, ia penasaran bagaimana perempuan itu bersikap ke suaminya. Dan tanpa pikir panjang, langsung saja ia mengangkat panggilan itu.

"Halo. Assalamu'alaikum, Gus. Maaf mengganggu pagi-pagi, aku hanya ingin meminta tolong ke Gus Adwan. Boleh tidak Gus kalau aku berangkatnya ikut bareng Gus ke SMA Muda Bakti untuk acara kita besok?" ucap Wulan langsung panjang lebar di seberang telpon sana.

Pun Saras yang sudah mendengar ucapan Wulan, langsung memutuskan sambungan telpon.

"Ganjen" ucap Saras sendirian sambil tersenyum smirk.

..........

Dua jam sudah berlalu, dan kini jam menunjukkan pukul 6.30 pagi, tampak Adwan dan Saras yang sudah duduk rapi di meja makan, lengkap dengan makanan di hadapan mereka masing-masing. Pun keadaan begitu hening, Iya karena memang Adwan tidak suka bicara saat makan. Walaupun sebenarnya ia tahu jika hukum bicara saat makan dalam islam itu boleh. Bahkan berbicara ketika makan adalah adab yang mulia karena menimbulkan kebahagiaan bagi orang-orang yang makan. Tapi dengan catatan, bahwa hal yang dibicarakan itu adalah hal yang baik-baik. Dan Rasulullah SAW juga sering melakukannya, berbicara saat makan bersama para sahabatnya.
Dan aturan tidak boleh bicara saat makan, sebenarnya adalah budaya orang barat, dan sangat banyak dari kita yang keliru.

Tapi kalau Adwan, ia memang tidak suka bicara saat makan, dan sudah menjadi kebiasaannya sedari kecil. Dan yang namanya kebiasaan pasti susah diubah. Dan mungkin juga karena memang dasar Adwan orangnya pendiam, jadinya begitu.
Dan terkait masalah Saras semalam, Adwan memutuskan untuk bicara dengan Saras di mobil saja nanti.

Pun sekitar 7 menit, mereka sudah selesai dengan makanan itu, dan segera beranjak. Adwan menjalankan mobil ke arah sekolah Saras, ia menyetir santai saja karena memamg masih banyak sisa waktu.

"Kamu kenapa sih ?" tanya Adwan akhirnya

Saras hanya diam saja dengan wajah juteknya, menatap lurus kedepan.

"Besok kami ada acara loh ke sekolah kalian ini, undangan. Yang semalam kita pergi latihan, ternyata ke sekolah kalian ini. Hmm kebetulan banget. ucap Adwan antusias mencoba mencairkan suasana.

"Loh? Jadi SMA Muda Bakti yang dimaksud perempuan pagi tadi, SMA kami ini" batin saras kaget.

"Oke, kita udah sampai" ucap Adwan sambil menghentikan mobil.

Saras turun begitu saja dari mobil tanpa memperdulikan Adwan sedikit pun. Dan lagi-lagi Adwan hanya bisa menghela napas berat melihat sikap Saras. Melihat Saras yang berlalu, pun ia langsung saja menjalankan mobilnya.

.........

Sesampainya Saras di dalam kelas, ia begitu heran melihat kehebohan dari para siswa.

"Hei, ada apa sih ?" tanya Saras menghampiri Vanya dan Tania.

"Ya ampun Rass, lu belum tau ya kalau besok Ponpes Al-Fatah bakalan datang ke sekolah kita buat perayaan Maulid?" terang Vanya antusias.

"Ngga, lah terus kenapa pada heboh ?" tanya Saras datar saja.

"Allahu, Sarasss. Lo nanya kenapa heboh ? Ya jelas heboh lah, secara kan itu ponpes para santri ganteng" ucap Vanya semakin antusias.

"Betull bangett. Aaaaaa Gus Adwan ku juga bakalan datang besok. Huwaaa, aku menunggumu wahai suami idaman ku" sambar Tania heboh dari samping.

Sontak, Saras langsung kaget mendengar nama itu "HAH SIAPA? GUS ADWAN?"

"Iya loh Rassss. Hadwan Harhsa Haryaka Ar-rasyid Bin Jodohnya Tania" sambut Tania bertambah heboh.

"NJIRRR, SUAMI GUEE!!" teriak Saras sudah tak tahan.

"MIMPIII !!!" sambar Vanya dari samping.

"BWUAHAHA. SADAR RASS, LU UDAH PUNYA SATU DI RUMAH" timpal Tania.

"Ya ampun. gue serius, njir. Nih kan Gus Adwan yang kalian maksud ?" Saras menunjukkan foto adwan yang entah darimana ia dapat.

Sontak, raut wajah Vanya dan Tania langsung berubah.

"Heh, lu serius? Kok b-bisa? Perasaan yang di foto pernikahan lu kemarin bukan Gus Adwan" sambut Tania lemas seketika.

"Yeiiii. Sama, goblok!! Cuman yang di foto pernikahan itu pakai makeup dikit, makanya kelihatan beda" terang Saras sambil membandingkan dua foto itu.

"Iya heh sama. Huwaaa, suami idaman gueeee" rengek Tania heboh.

"ENAK AJA, ITU SUAMI GUE!!" sambar Saras tak terima.

"Heum, pantesan aja  lu kayak cepat banget gitu bucinnya, ternyata modelan jodohnya kayak begitu" celetuk Vanya.

"TERUSS, GUE GIMANA HEH ?"
rengek tania lagi tambah heboh.

"Yeiii. Itu suami orang, goblok. Ya moveon lah moveon. Lagian Gus Adwan juga ngga tau kalau lu hidup, bwuahahha" Vanya malah meledek Tania.

"Hehe, iya juga ya" sambut Tania langsung tersadar.

"Beruntung banget sih hidup lu Rass dapat suami modelan Gus Adwan. Eh, dia terkenal tauu dimana-mana, lu aja yang kurang update" sambung Tania.

Pun Saras tidak menjawab, ia asik senyum-senyum saja. Padahal ia sedang memusuhi Adwan sedaritadi malam.








Vote dan komen!

Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang